BAB I - AYAM MANDUL DARI TIMUR

224 38 26
                                    

#Bagian 1_Yakov Elazar

Sebelum kita melanjutkan kejadian pembuka yang gila tadi, mungkin ada baiknya aku menceritakan kisah 2 hari yang lalu terlebih dahulu. Sebuah kisah yang sama gilanya dengan kejadian tadi.

Ketika itu, hari menjelang senja, kira-kira pukul setengah enam sore. Matahari terlihat hampir tenggelam, semburat merah menyebar di langit, angin dingin berhembus, menerpa daun dan ranting pohon hingga bergoyang. Di halaman belakang sekolah yang amat sepi, aku, Ketua, dan Pendekar Syal Bau Kiki, tengah mengadakan sebuah latihan menggunakan pedang.

Tapi kuharap kalian tidak membayangkan sesuatu yang keren.

Sekali lagi, kuperingatkan, ini adalah kisah konyol. Jadi latihan ini juga sama konyolnya.

"Ingat. Bayangkan kalau pedang yang kau pegang adalah masa depanmu."

"Eh? Jadi bukan 'pedangmu adalah tubuhmu', ya? Entah kenapa aku merasa penjelasanmu merujuk pada hal jorok."

"Tu! Wa! Tu! Wa! Maju! Mundur! Maju! Mundur!"

Aku hanya bisa menyipitkan mata ketika melihat Kiki mencontohkan gerakan dari sebuah jurus.

Bagaimana tidak?! Dia menaruh pangkal pedangnya di bawah perut untuk kemudian memaju-mundurkan pinggulnya secara berulang-ulang! Tidakkah kau kira kalau jurus itu terlalu erotis?! Tidak. Aku kira ini sudah masuk ke ranah pelecehan seksual.

Huh!

Gerakan nista macam apa itu?!

Sungguh, gerakan nista macam apa itu?!

〘 Teknik yang benar-benar indah. 〙

{Aku dengar kalau ini bisa memperlancar pencernaan.}

Pencernaan dari Hongkong! Jelas-jelas orang itu mengajariku dengan asal-asalan! Padahal dia sendiri yang bilang kalau aku mesti bisa melindungi diri sendiri tanpa bergantung pada kekuatan iblis, tapi kelakuannya lebih edan dari iblis.

"Baiklah! Kita lanjut ke gerakan kedua!" ujarnya dengan riang seraya tengkurap di tanah dan menggeliat-geliat seperti orang gila.

"..."

"Huh? Hah... huh... hah... ada apa Yakov... huh... cepat tiru gerakanku!" perintahnya dengan napas tengengah-engah.

"Ketua! Kenapa kau diam saja?! Saudaramu sudah gila!"

Tampak seorang gadis mungil yang duduk di bawah rindangnya pohon. Di pangkuannya, terdapat sebuah buku berukuran besar yang kelihatan lapuk. Aku tidak tahu buku apa itu, tapi sepertinya semacam kitab yang diturunkan secara turun-temurun.

Dengan gerakan yang anggun, Ketua mengangkat buku yang dia pegang dan menunjukkannya padaku. "Tapi Yakov, itu memang tidak salah. Gerakannya terdapat pada kitab bela diri yang ditulis leluhur kami."

"Se-erotis apa, sih, leluhur kalian?! Dan lagi, apa kau yakin itu adalah kitab bela diri? Kau tidak salah sangka dan malah membaca kitab kamasutra, kan?!"

Menghela napas, aku menurunkan pedang kayu-ku dan bersandar di dinding belakang bangunan utama sekolah. Bila boleh jujur, sebenarnya aku tidak punya waktu untuk hal macam ini. Pemilihan OSIS akan dilaksanakan 2 minggu lagi, dan aku masih harus meyakinkan orang-orang dari fraksi Emilia untuk pindah ke fraksi-ku.

Aku sangat tidak punya waktu untuk mempelajari gerakan erotis!

"《Kalau begitu, kenapa tidak kalian langsung berkelahi saja dan buktikan siapa yang paling kuat? Peperangan tidak selalu bergantung pada teknik, melainkan keberanian dan strategi juga.》"

"Ah, benarkah? Siapa yang memiliki pendapat begitu?" Kiki bangkit dari gerakan memerkosa buminya dan berjalan ke arahku.

"Satan. Yang bicara tadi itu Satan."

Seven Deadly Fools (Jilid 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang