BAB XVIII - ALTER EGO

85 22 5
                                    

#Bagian 1_Alter Ego

Aku adalah Yakov. Yakov adalah aku. Meski begitu, adakalanya ketika aku bukan aku. Ketika Yakov bukan Yakov. Kami berdua itu satu, tapi dalam waktu yang bersamaan, satu itu kami berdua. Aku dan Yakov bagaikan bayangan dalam cermin. Kananku adalah kirimu. Benarku adalah salahmu. Matiku adalah hidupmu. Benciku adalah cintamu.

Aku adalah alter ego.

Aku adalah aku yang kedua.

Aku sedang dalam tidur panjangku saat ini, tapi entah kenapa, keributan di luar sangat menggangguku. Haruskah aku mengeceknya sebentar? Tapi memikirkan betapa merepotkannya hal itu, sudah membuatku sangat malas.

Aku adalah Yakov.

Dulunya, aku benar-benar Yakov.

Tapi karena bisa membuat orang pusing, maka kau boleh memanggilku Dark Yakov, Alter Ego, Yakov 2, Vokay, atau Tanpa Nama. Yah, bukan berarti aku memiliki seseorang yang akan memanggilku juga, sih.

Ingatanku dan ingatan Yakov tak saling berhubungan, tapi dalam waktu yang sama, kami saling berbagi ilmu pengetahuan. Huh? Bingung? Hmm... nanti akan aku jelaskan.

Huh... yang pasti, untuk saat ini, aku tak akan bangun dulu.

Entah kenapa, setelah beberapa tahun aku meninggalkan tubuhku... dunia tampak berubah jadi sangat menyenangkan. Ahahaha! Sepertinya sindrom sister complex telah menjamur di mana-mana.

#Bagian 2_Yakov Elazar

"Saya tak punya hak untuk mencampuri urusan keluarga Anda. Saya juga tak bisa memaksa Anda untuk mengubah gaya Anda dalam mendidik putra-putri Anda. Meski begitu, seperti yang saya bilang, saya di sini sebagai perwakilan SMA Livia. Saya ingin membawa Yakov kembali ke sana karena kami sangat membutuhkan dia."

Tak ada satu keraguan pun yang aku rasakan dari ucapan Emilia. Tak ada sebercak rasa takut pun yang aku lihat dari nada bicara Emilia. Gadis ini dengan tegas, lantang, dan penuh percaya diri, bicara di depan ayahku.

"Bolehkah aku tahu, kenapa aku harus mengembalikan anakku ke sekolah yang penuh berandalan itu?" ayahku menyipitkan matanya. Dia menyatukan seluruh jari jemarinya untuk menahan dagunya yang berbentuk persegi.

"Bila yang Anda tanyakan adalah keuntungan Yakov bersekolah di sana, maka akan dengan senang hati aku jawab."

"..."

"Burung terbang di udara. Ikan berenang di air. Kuda berlari di darat. Cacing menggali di tanah. Monyet bergelantung di pohon. Bakteri mengurai di bangkai. Singa menggunakan taring. Kalajengking menggunakan racun. Kura-kura menggunakan batok. Landak menggunakan duri."

"..."

"Anda tahu itu, tapi kenapa Anda malah menyuruh burung untuk berenang? Kenapa Anda menyuruh ikan untuk berlari? Kenapa Anda menyuruh kuda untuk terbang? Kenapa Anda menyuruh cacing untuk bergelantung? Kenapa Anda menyuruh monyet untuk menggali?

"Manusia itu dilahirkan berbeda, meski begitu, mereka setara. Setiap orang punya kelebihannya masing-masing, Setiap orang punya kekurangannya masing-masing. Aku percaya kalau orang pintar itu ada, tapi aku tak percaya kalau orang bodoh itu ada.

"Paman. Bila Anda memang ingin membuat Yakov berkembang, maka Anda harus memberinya lingkungan yang memang diciptakan untuknya. Meskipun lingkungan itu kotor, meskipun lingkungan itu bau, meskipun lingkungan itu berpenyakit, tapi jika yang hidup di sana adalah bakteri, maka dia akan tumbuh dengan baik."

"Apa kau ingin menyamakan anakku dengan binatang hina?"

"Bila yang Anda maksud itu aku menyamakan Yakov dengan bakteri, maka jawabannya, ya. Tapi hina atau tidak itu bukanlah patokan yang mutlak. Mungkin Anda jijik pada orang yang tak memiliki hidung, tapi bagaimana bila sejak awal, seluruh orang di dunia ini memang tak punya hidung? Maka semuanya akan jadi terbalik—orang yang punya hidunglah yang jadi menjijikkan. Oleh karena itu, hina, suci, bermartabat, kotor, menjijikkan, terpandang... itu bukanlah penilaian yang saya perhitungkan."

Seven Deadly Fools (Jilid 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang