BAB XXV - ZEFON

94 24 7
                                    

#Bagian 1_Yakov Elazar

Hal pertama yang aku rasakan ketika sadar adalah sensasi dingin. Selanjutnya basah. Kemudian rasa sakit. Dan yang terakhir, kelembutan.

Mulanya aku tak bisa mendengar apapun. Hanya keheningan. Hanya kesunyian. Namun, seiringan dengan waktu yang berjalan, muncul suara gemuruh yang samar-samar. Semakin jelas. Semakin jelas. Dan semakin jelas.

Ada di mana aku?

Kenapa aku tak bisa bergerak?

Aku mencoba mencari tahu jawabannya dengan membuka mata, tapi entah kenapa kelopak ini terasa lebih berat dari biasanya.

Lalu, terdengar suara seorang perempuan memanggilku.

"Yakov?"

"..."

"Oi! Yakov!"

"..."

"Ooooooi! Yakov?! Papih! Sayang! Bangun!"

"Deja vu."

Beberapa minggu yang lalu, aku, Yakov Elazar, anak kedua dari 3 Elazar bersaudara, pernah berurusan dengan sebuah organisasi mencurigakan bernama Necromancer. Mereka—Necromancer—adalah sekumpulan kontraktor dan Penjaga Rahasia yang memiliki satu tujuan yang sama, yakni, menggunakan kekuatan 7 Iblis Dosa besar untuk memenangkan Tahta Tuhan.

Singkat cerita, aku pun bertarung dengan pimpinan Necromancer yang bernama Adel. Dia adalah seorang kontraktor yang bersenjatakan kapak bermata ganda. Di pertarungan tersebut, pada awalnya, akulah yang unggul. Kekuatan Satan tak bisa ditandingi oleh iblis manapun. Tapi ketika Adel menggunakan Hafya sebagai sandera, situasi kami segera terbalik.

Segalanya jadi rumit, dan aku hilang kesadaran.

Ketika bangun, aku, dengan ajaibnya, menemukan diriku sedang tidur di atas paha seorang gadis. Meskipun saat itu sedang hujan, aku masih bisa merasakan kehangatan yang dihantarkan kulit gadis itu ke kepala bagian belakangku.

Situasi saat ini pun, bisa dibilang, sama persis dengan situasi saat itu.

Makanya aku bilang deja vu.

Sambil memasang wajah rumit sekompleks labirin dalam buku Maze Runer, aku dan Alma saling bertukar tatapan. Untuk beberapa saat, tak ada yang bicara. Kami terdiam seribu bahasa. Sampai akhirnya...

"Kau tak melakukan hal aneh ketika aku pingsan, kan?" aku mengatakan hal itu tanpa keraguan sedikit pun.

"Apa-apaan kau ini. Benar-benar posesif, ya?"

"Siapa juga yang posesif? Lagian kau tahu apa itu posesif?"

"Tahu. Lawan dari negatif, kan?"

"Itu sih positif!"

"Yah apapun itu, kau terlalu curigaan. Tenang saja, kau bisa mempercayaiku, dan aku akan mempercayaimu. Jadi kita sama-sama percaya."

"Apanya yang mempercayaiku?! Bukannya selama ini kau selalu menuduhku selingkuh dalam kondisi apapun?!"

"Berisik," ujar Alma tanpa ekspresi. Setelah itu, dia, dengan sadisnya, mencolok kedua mataku.

"Sakit, oi!"

Ketika itulah, tiba-tiba, semua ingatanku sebelumnya kembali pulih. Aku mengangkat kepalaku dari paha Alma dan memosisikan diri untuk duduk. Setelah itu, aku berbalik pada gadis itu dan membuka mulutku.

"Ba-bagaimana keadaan gadis tadi? Apa dia baik-baik saja?"

"Siapa? Asha?"

"Ah! Ah! Benar! Dia!"

Seven Deadly Fools (Jilid 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang