BAB VI - KAKAK YANG TAK BERGUNA

148 29 14
                                    

#Bagian 1_Yakov Elkarva

Meninggalkan Kiki yang sibuk kabur dari buruan masa, aku kembali ke klinik Mak Erot untuk memeriksa kalau-kalau ada kesempatan untuk mengambil pakaian. Entah ini keberuntungan atau bukan, aku lihat sekelompok orang datang menyerbu masuk ke rumah itu dan membuat para pria macho yang tadi hampir menyodomiku lari pontang-panting.

Apakah mungkin semacam ada razia?

〔Serbuan Densus 88. 〕

Memangnya mereka itu teroris, apa?

〘Serbuan Densus 69. 〙

Bila kau kira aku akan menanggapi perkataan tak senonoh itu, maka kau salah besar.

[Serbuan Pain Akatsuki.]

Jangan libatkan fantasimu ke dalam dunia nyata!

《Agresi militer Belanda ke-3. 》

Hebat juga kau bisa tahu sejarah.

Huh. Setelah memastikan kalau rumah itu sudah benar-benar kosong, aku melompat masuk lewat atap dan turun ke ruangan tengah. Kalau tidak salah, tadi aku menyimpan pakaianku di sini... ah! A-apa-apaan ini? Sepertinya orang-orang yang tadi menyerbu rumah ini telah menginjak-injak pakaianku dengan sepatu kotor mereka.

Sial!

Haaaah... ya sudahlah.

"Cepat! Cepat! Sembunyikan Nona ke dalam rumah!"

"Empat orang tetaplah berjaga di luar! Bawa masuk orang yang terkena tembak! Kelompok 2 yang masih bisa berlari, ambil jalan memutar dan pergi ke asal tembakan! Hati-hati, mungkin dia tidak sendiri."

Ketika sekelompok orang yang aku kenali menyerbu masuk ke rumah ini lewat pintu belakang, aku masihlah dalam keadaan telanjang di mana celana dalam pun baru sampai lutut. Sungguh, keadaan itu sangat mendadak dan membuat segala fungsi respons-ku hancur.

"..."

"Eh?"

"A-apa ini? Musuh!"

"Angkat tangan!"

Tu-tunggu! Tunggu dulu! Setidaknya tunggu sampai aku berpakaian, Sialan! A-ah... tidak. Tidak, tidak, tidak, tidak! Jangan lagiiii!

"Yakov? Apa yang sedang kau laku..."

"..."

"Wow."

Seorang gadis twintail menyeruak keluar dari gerombolan itu dan menatapku dengan terpana. Pipinya merona, tapi wajahnya tetap tak mau berpaling dan masih dalam keadaan tanpa ekspresi seperti biasanya.

"AAAAAAH! A-A-Alma! Apanya yang 'wow'! Ce-cepat, berbalik sana!"

"Cungkring."

"E! Sungguh komentar yang menyakitkan, tapi ini bukan saatnya untuk itu! Sudah jangan lihat lagi! Jangan lihat!"

Berteriak-teriak seperti orang gila, aku berusaha untuk menutupi kemaluanku dengan tangan. Akan lebih mudah jika ketua klub-ku itu bertindak layaknya gadis pada umumnya dan berteriak 'kyaaaa' seraya menutup wajah. Tapi, di luar akal sehat, orang itu malah datang menghampiriku dan memasang wajah yang serius.

"Kau selingkuh?!"

"Aku tidak mengerti bagaimana logikamu bekerja sampai kesimpulannya bisa jadi ke sana, tapi yang lebih penting, kenapa kau mendekat?! Hus! Hus! Pergi sana!"

"Buktinya, kau telanjang!"

"A-aku akan menjelaskan ini nanti. Sekarang, kau berbaliklah. Aku mohon, berbaliklah atau aku akan menangis!"

Seven Deadly Fools (Jilid 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang