BAB XXI - BUANG DAHAK SEMBARANGAN

110 22 10
                                    

#Bagian 1

Hujan deras mengguyur sebuah bangunan bekas sekolah SD. Karena beberapa sebab, situasi tempat itu dan daerah sekitarnya sangat sepi.

Alasan yang pertama, adalah karena cuaca yang sangat parah. Rintik hujan yang ditiup angin kencang menjadi bukti kalau badai telah tiba di daerah itu.

Alasan yang kedua, adalah karena hari yang menjelang sore. Semua orang sudah pulang ke rumah mereka untuk istirahat.

Alasan yang ketiga, adalah karena beberapa orang berpakaian tentara memblokade akses masuk ke daerah tersebut.

Seorang gadis SMP tampak berjalan di atap genting bangunan kelas. Di punggungnya, ada seorang gadis SMA yang tak sadarkan diri. Meskipun tubuh si gadis SMA nampak lebih besar, tapi si gadis SMP tak terlihat kesulitan dalam menggendong si gadis SMA.

Mereka berdua adalah Hera dan Latifa.

Ithuriel dan Madehaa.

"【It... thuriel... apa yang sedang kau rencanakan?】" Latifa, tidak, Madehaa yang mulai sadar diri, bertanya dengan nada lemah pada gadis yang membawanya.

"『Madehaa yiqarh suhe nehevoer lerh erloir. ~Madehaa. Aku punya pekerjaan untukmu.~』"

"【Namaku itu Neila!】"

"『Ah, leza arhoxer erloir hoiw sekay, rbe? Sue heqe erloir kake xoiarh rhemaqin izeqe za sida? Erloir ho xoi weyizire rhudurh deyo semewe relaw lokode. ~Ah, jadi ingatanmu sudah kembali, ya? Mungkinkah karena kau terlalu lama menghirup udara di bumi? Kau juga tak seharusnya berbicara dalam bahasa kotor manusia.~』"

" 【Aku memang manusia! 】"

"『Ri koivam lorxqo re, semoike erloir oderh lokode, xena eboire dem kear. ~Lebih tepatnya, dulu kau memang manusia, tapi sekarang bukan.~ Weyizire derom rhemexiqyoir rimir ye Xier Azrael ri hoiw dohexyoir erloir xare nixoqer yenemorer loirh rherhyex erloir leza serhwe yeda. ~Seharusnya kau berterima kasih pada Tuan Azrael yang telah memutuskanmu dari lingkaran kematian dan mengangkatmu jadi bangsa kami.』"

"【Memangnya aku pernah minta?! Kalian para malaikat terlalu meremehkan manusia hanya karena kami memiliki nafsu!】"

"『Diamlah. Saat ini aku tak punya waktu untuk berbicara denganmu. Tuan-tuanku sedang menunggu di neraka. Mereka akan turun ke bumi untuk memberi hukuman pada para iblis dan membuat dunia ini kembali pada tempatnya.』"

Di dalam kelemahan, Madehaa—Nelia—tersenyum meremehkan. "【Kau tak akan bisa. Para iblis akan membunuhmu terlebih dahulu.】"

"『Leza erloir hoiw damey ye deqeromre, rbe? ~Jadi kau sudah berpihak pada mereka, ya?~』"

"【Tidak juga. Aku hanya berkata apa adanya. Berbeda denganmu yang hanya melakukan perintah Tuan Gabriel untuk mencari anak manusia yang sesat, aku telah bertempur dengan para iblis secara berhadapan.】"

"『Yah, aku akui kau ada benarnya, tapi aku tak peduli. Lagi pula aku tak ada niat untuk bertarung dengan mereka. Tugasku hanya membuka gerbang neraka yang besar untuk tuanku.』"

Nelia sedikit terperanjat ketika mendengar hal itu. "【Ithuriel, kau...】"

"『Ah, benar. Ketika gerbang neraka terbuka, racun sihir iblis akan segera menyerangku. Tapi itu tak apa. Walaupun aku musnah, aku tak keberatan. Asalkan tuan-tuanku bisa melaksanakan tugas mereka.』"

"【Kau gila... Ithuriel.】"

"『Herzorh. ~Diamlah.~』"

Di ujung atap bangunan, Ithuriel kemudian menidurkan tubuh Latifa yang lemah dan tak berdaya. Malaikat itu berencana untuk membuka gerbang neraka menggunakan kekuatan 'pembuat kontrak' milik Hera. Setelahnya, dia akan merasuk ke tubuh Latifa dan memperbesar gerbang neraka itu dengan kekuatan Nelia.

Seven Deadly Fools (Jilid 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang