BAB XIV - KAKAK PERTAMA YANG GILA

116 25 5
                                    

#Bagian 1_Emilia Rosalia

"Yah... sebenarnya aku sudah tahu masalah ini. Dua anak itu—Yakov dan Hafya—memang tak pernah memberitahuku, tapi kemarin ibu mereka meneleponku. Hmm... aku tidak terlalu ingat detailnya... tapi aku kira dia menyuruhku untuk menghajar suaminya... atau begitulah. Aku datang ke sini untuk bertemu dengan Hafya, tapi entah kenapa aku malah berakhir sibuk makan bandos."

"A-ah..."

"Nah, kalian..."

"Huh?"

"Siapa nama kalian tadi? Emi... Emiron dan Lalatina?"

"Emilia dan Latifa, Kak."

"Ah! Benar-benar! Itu. Emilia, Latifa, apa kalian ingin bandos? Ini enak, lho. Emm... aku tidak tahu resep rahasia apa yang digunakan emang-emang itu sampai membuatku teralihkan dari misi ini. Huh? Ah! Tenang saja! Aku yang traktir!"

Dan kami pun makan bandos bersama seorang wanita yang mengaku sebagai kakak Yakov.

Sungguh orang yang aneh!

Namanya Alya, Alya Elazar. Dia memiliki wajah yang sangat mirip dengan Hafya. Meski begitu, rambutnya yang diikat buntut kuda memberinya kesan tomboi yang berlawanan dengan kesan feminin adik perempuannya. Dia memakai jaket parasut dan sepatu bot. Ditambah dengan ransel besar di punggungnya, Kak Alya benar-benar mirip seorang pendaki yang nyasar ke kota.

Aku selalu penasaran, kenapa Yakov begitu terbiasa ketika berhadapan dengan orang-orang aneh macam Kak Alma atau anak buahnya. Tapi sekarang semua itu terjawab. Rupa-rupanya Yakov memang sudah dilahirkan dari rahim yang dulunya pernah mengandung orang aneh.

"Nah! Emi!" panggil Kak Alya penuh semangat. Dia menepuk pundakku dengan keras sampai-sampai kacamataku hampir terjatuh.

"E-Emi...?" ini pertama kalinya aku dipanggil seperti itu.

"Kau tahu? 'Emilia' itu bukannya nama half-elf yang jadi heroin-nya Subaru di Re;Zero? Entah kenapa rasanya aneh. Jadi aku panggil Emi saja! Tak keberatan, bukan? Kalau tidak, ini dia! Bandos milikmu!"

"A-ah... terima kasih."

"Ini juga! Bagian Latifa."

"Te-terima kasih banyak!"

Mulanya aku sedikit terganggu dengan tingkah Kak Alya ini. Dia adalah kakak dari Yakov dan Hafya, tapi entah kenapa, dia bersikap sangat santai seolah-olah masalah keluarga yang rumit ini bukanlah apa-apa. Akan tetapi, segala kesan itu segera berubah kita dia memasang wajah seriusnya.

Ya, sangat serius.

Tatapannya amat tajam dan ekspresinya luar biasa dingin. Kaget akan hal ini, aku dan Latifa segera terdiam untuk sejenak. Ah... entah kenapa aku jadi teringat Yakov yang sedang berpidato. Mungkinkah semua keluarga Elazar memang memiliki bakat dalam memengaruhi suasana?

"Jadi..." ujar Kak Alya dengan nada datar, "kenapa kalian ada di sini?"

Aku menegakkan punggung dan menatap langsung ke arah lawan bicaraku. "Seperti yang tadi kami ceritakan, kami sedang mencari Yakov. Dia pindah dari sekolahku secara mendadak, dan ada banyak orang yang masih butuh..."

"Tidak. Yang itu aku sudah dengar." Baik ekspresi atau nada bicara Kak Alya benar-benar serius. Hal ini membuat suasana jadi terkesan ngeri dan menakutkan. "Yang aku tanyakan, apa tujuan kalian setelah bertemu dengan Yakov? Membawanya kembali ke sekolahmu? Cuma sekadar bicara? Atau memaksanya menanggung beban yang lebih berat?"

"...!" dari sana, aku tak kuasa untuk berbicara.

"Dia ada dalam masalah besar sekarang, makanya dia bersembunyi dari orang-orang yang bisa menimbulkan masalah lain untuknya."

Seven Deadly Fools (Jilid 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang