Perhatian!!!
Chapter ini ada Adultnya 18++
-
"Bagaimana Kak? Ayo dong, Sheen sudah 3 hari loh di sini, masa Kakak nggak ngajak Sheen kemana gitu." Ujar gadis itu sembari merangkul lenganku, aku? Jangan tanya aku karena sedari tadi aku sedang menahan hasrat yang entah kalau sedang berdekatan denganya percikan itu selalu saja tumbuh.
"Kak!" Tegurnya lagi yang langsung membuatku menundukan wajahku melihat kearah Sheen yang sangat terlihat sexy dan cantik di mataku, ya walaupun pakaianya hanya sebatas kaos kegedean dan celana hotspen yang pendek.
Tak seksi-seksi amat mungkin menurut mereka, tapi menurutku itu sangat berbeda bahkan kalaupun Sheen memakai piama tidur yang panjang-panjangpun dia akan terlihat sangat sexy di mataku, ah membayangkanya saja sudah membuatku horny seketika.
"Aku banyak pekerjaan Sheen, mungkin lain kali?" Ujarku mencari alasan untuk ridak pergi bersamanya.
Sebenarnya sedari dia datangpun aku sangat ingin membawa Sheen bersamaku, berdua dan hanya kami tapi itu sepertinya tidak mungkin, alasanya:
1. Susahnya meminta izin terhadap Abang gadis ini.
Apalagi Abangnya ini sudah tahu tentang sepak terjang diriku ini kalau soal wanita
Mendekati-kenalan-minta contak-bertemu- one night stand (hanya beberapa sih tapi... itu mampu membuat imageku turun di hadapan calon Kakak ipar.)-pergi menjauh.
Jahat memang tapi itu dulu, setelah aku melakukan dengan si Tante yang membuat aku ketagihan, yang dengan setahun itu aku habiskan dengan wanita-wanita jalang yang meminta selangkanganku. Tapi, tidak setelah aku benar-benar melihatnya lagi. Aku benar-benar berubah saat melihat gadisku. Mungkin, sedikit.
2. Alasan kedua pasti kalian sudah mengetahuinya, jangan sok polos!
Ah, ya ya ya baiklah. Ya kalau kami pergi berdua apakabar dengan si little pinkku?
Itulah alasan keduaku, ya walaupun aku tak tau kalau gadisku ini sudah pernah atau belum pernah melakukanya tapi meskipun begitu aku sangat menghormatinya bagai manapun keadaanya.
"Kakkkk aku serius biar aku yang izin deh sama abang." Pekiknya sembari membawaku ke gazebo tempat kami berkumpul, ku hembuskan nafasku, mungkin aku bisa menahanya? Toh selama ini aku selalu bisa menahanya.
"Kakkkkk.." rengeknya manja yang mampu membuatku terkekeuh geli, ku cubit hidungnya dengan respon mimik wajahnya yang memberengut lucu.
"Baiklah-baiklah, tapi kamu yang minta izin sama Abangnya, aku takut di hukum gantung sama si sangar itu." Ujarku sembari berbisik di akhir kalimatku yang mampu membuat Akhseen terkekeuh geli.
Aku terpana
Untuk beberapasaat
Sebelum sebuah berengutan wajahnya yang membuatku bingung.
Ku kernyitkan sebelah alisku yang mampu membuat tulisan di atas kepalaku 'kenapa?' Yang terus terlihat.
"Kakak nggak gantle banget deh, masa aku yang harus izin sama Abang, ya walau bagai manapun aku yang mengajaknya dan kita hanya sebatas teman tapi seenggaknya kakak itu seorang cowok." Yang langsung membuatku terasa terhina karena Aksheen telah menyinggung tentang kecowoanku.
Apa dia tidak bisa merasakan kalau bukti aku adalah seorang lelaki ia tengah menegang dan mengeras di bawah sana?, dasar wanita.
"Baiklah-baiklah aku mengalah, aku akan meminta izin entar." Ujarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHENILFA [COMPLETED]
RomanceMereka memang gila. Sue Dan semacamnya. Akhseen sedari dulu membiasakan dirinya untuk slalu melestarikan adat istiadat. Seperti nama panggilan daerah dan dengar dia sangat bodoh tak seperti Abangnya. Adfan, dia sangat menyukai wanita itu hingga bebe...