23

1.4K 61 20
                                    

“Kenapa dia begini Adfan?” tanya Kanjeng Mami di dalam kamar Adfan.

“Memang harus begini Mi.” Gumam Adfan sembari menatap seorang wanita yang tengah menutup mata di atas kasurnya.

“Apa kau sudah mengetahui?” tanya Kanjeng Papi.

“Mengetahui apa Pi?” gumam kembali Adfan.

Meraka sekarang saling terdiam menatap kedepan.

Tapatnya keranjang Adfan.

Yang terdapat Akhseen yang tengah di periksa oleh seorang mantri di
daerahnya.

Beberapa waktu yang lalu.
Akhseen, Adfan dan semuanya sedang mengobrol bercanda tawa dan sebagainya di ruang tamu.

Mereka membicarakan apapun yang ingin mereka bicarakan.

Dan dasarnya Akhseen, Akhseen memang selalu membuat keributan di manapun yang ia tak inginkan.

Dengan secara tiba-tiba Akhseen langsung tumbang di dalam duduknya dan membuat shock Kanjeng Mami yang memang tengah mengobrol dengan Akhseen.

.

“Ada apa dengan Anak saya Pak?” tanya Kanjeng Mami setelah melihat pemeriksaan yang di lakukan Mantri itu selesai.

Sedangkan Adfan langsung mendekati kasur itu dan menatap nanar kearah wanita berwajah pias itu.

“Dia, hanya kelelahan.” Kata Kanjeng Papi.

Adfan hanya bisa mengangguk.

“Apa kamu mengetahui sesuatu?” tanya kembali Kanjeng Papi itu kala melihat Adfan yang sedari tadi hanya menatap lurus kepada Akhseen.

“Tentu.” Tanya Adfan. Sembari sedikit memejamkan kedua bola matanya.

“Kita bahas nanti.” Lanjut Adfan sembari keluar dari kamarnya.
Meninggalkan kedua orang tuanya dan juga Akhseen yang masih menutup kedua bola matanya.

“Papa!” teriakan melengking itu terdengar setelah Adfan menutup pintu kamarnya.

Adfan langsung mendongakan kepalanya dan langsung tersenyum kala melihat seorang anak kecil dan beby siter di belakangnya.

“Aakil.” Ujar Adfan sembari memeluk Aakil yang tiba-tiba sudah berada di hadapanya.

“Papa, Papa tau. Aakil dan Omma Mami juga Omma Papi—“ Aakil mulai berceloteh.

Menceritakan semua kejadian yang menurutnya menarik untuk di ceritakan kepada Papanya.

Adfan hanya bisa mengangguk dan tersenyum mendengarkan dan juga memperhatikan anaknya.
Hingga.

“Mana Mama?” tanya Aakil yang langsung membuat senyum di wajah Adfan meredup.

“Papa?” tanya Aakil lagi.
Adfan mendongakan kepalanya dan tersenyum kembali.

Kenapa saat ini Adfan malah bersedih? Bukankah Akhseen sudah sering pingsan di hadapanya.
Jadi kenapa harus sesedih ini?

“Mama ada di kamar sayang, lagi istirahat.” Senyum Adfan yang langsung menurunkan Aakil karena anak itu memberontak meminta di turunkan dari pangkuan Adfan.

“Sayang, jangan ganggu Mamanya dong.” Kata Adfan melihat Aakil yang sudah membuka pintu kamarnya.

“Omma Mi Omma Pi.” Teriak Aakil lalu anak itu berlari dan langkahnya langsung berhenti.

Adfan yang melihat langkah munyil itu berhenti langsung deg degan seketika. Adaapa?. Batin Adfan.

“Mama.” Teriak Aakil lebih melengkin dari yang tadi.

SHENILFA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang