22

533 51 0
                                    

Perjalanan mereka sangat melelahkan, apa lagi bagi Akhseen.

Padahal Akhseen tidak melakukan apapun tapi badanya sungguh berbeda terbalik dengan keinginannya. Ia kelelahan. Sangat kelelahan.

Adfan yang melihat itu hanya terdiam.

Terdiam.

“Fan.” Gumam Akhseen yang sekarang tengah melirik Adfan.

“Hmmmm.” Gumam Adfan sembari fokus menjalankan mobilnya.

“Berenti dulu di toko itu.”
Lagi-lagi batin Adfan sembari menuruti keinginan Akhseen.

“Udah?” ujar Adfan yang sekarang tengah melihat Akhseen.

Akheen hanya tersenyum samar dan ia mulai merebahkan kepalanya menutup kedua bola matanya.

Membiarkan Adfan berspekulasi sendiri tentang dirinya.

“Kamu yakin tidak akan memberitahu ku sekarang?” tanya Adfan yang sudah mulai menjalankan mobilnya, dan Akhseen hanya menjawad dengan gumamanya.

“Kamu sudah sangat lelah ya?” Adfan menengok kearah Akhseen yang telah menutup kedua bolamatanya.

Adfan tersenyum samar dan mulai memegang tangan Akhseen lalu sedikit mencuri ciuman dari tangan Akhseen.

“Ish, jangan mesum!” garang Akhseen sembari menghentakan tanganya.

Adfan yang mengalami kejadian mendadak itu hanya bisa berdiam dan memelototkan matanya.

Dia shock dengan apa yang terjadi tadi.

“Apa kau akan membawaku keneraka?” tanya Akhseen yang sekarang tengah menatap Adfan.

Adfan yang sadar langsung mengedipkan matanya dengan beberapa detik kemudian membulatkan matanya kembali karena ia tidak fokus dengan jalanya.

“Fokus elah, cewe cantik ini nggak bakalan ilang kok. Tenang aja.” Celetuk Akhseen yang membuat Adfan geram.

“Ilang, ilang. Kemaren kemana lo?” ketus Adfan dan Akhseen langsung nyengir.

Sebenarnya ada apa dengan Akhseen?

.

“Ini di mana ?” tanya Akhseen sembari mencoba merapatkan jaketnya.

“Coba tebak!” senyum Adfan yang langsung di balas dengan delikan lelah Akhseen.

“Wow rumahnya emezeng.”

“Amazing sayang”

“Tau!” gumam Akhseen sembari melangkahkan kakinya.

“Rumahnya emezing.” lagi

“Amazing cintaaa.” Adfan kegemasan.

“Ya ya ya.” Balas Akhseen sembari mengibas-ibaskan satu tanganya di udara.

“Mau masuk?” tawar Adfan sembari menatap Akhseen.
Akhseen tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“Tapi, di dalam kalau ada yang bertanya kamu ngangguk-ngangguk aja ya.” Mohon Adfan yang langsung di tatap sinis oleh Akhseen.

“Terserah aku dong.”

“Ih sayangggggg.” Adfan mulai merengek sembari mengikuti langkah Akhseen.

Adfan masih sedikit merengek kala tangan Akhseen mulai mengetuk pintu besar yang terbuat dari kayu jati itu.

Harganya pasti mahal nih, batin Akhseen sembari sedikit mengetuk pintu itu dengan pelan.

“Yaelah yang, itumah nggak bakalan kedengaran kalii.” Protes Adfan yang langsung membuat Akhseen cemberut.

“Sakit tau, pintunya keras.” Rengek manja Akhseen yang di lirik berminat oleh Adfan.

SHENILFA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang