12

1K 78 2
                                    

BELUM DI REVISIII

Alsan kenapa Akhseen pergi meninggalkannya itu belum jelas.

Ia tak tahu harus bagai mana lagi mencari kebenaran akan hal itu.

Kemarin hubunganya dengan Akhseen sudah agak membaik, tapi sekarang-sekarang Akhseen kembali lagi pergi menghilang di kehidupanya.

Myshea Aileen maupun Kakek Mahesh tak dapat membantunya.

Mereka menyembunyakan sesuatu, itu mungkin bisa saja. Tapi, mungkin juga ada faktor lain yang membuat mereka terus bungkam.

Apa, mungkin kalau sekarang Akhseen tengah mempermainkanya? Membuat Adfan terpuruk karena telah mengambil kehormatan dan masa depanya?

Kalau memang benar begitu, Akhseen sudah sangat menang membuat Adfan sebegitu frustasi memikirkan hal itu.

Ah, mungkin saja sekarang Akhseen sudah bersuami dan Akhseen bohong tentang Aakil bahwa dia adalah Anak dari Adfan.

Tapi, kenapa wajah Aakil sangat mirip dengannya? Pikiran Adfan lagi-lagi mulai berseliweran memikirkan jawaban yang cocok untuk pertanyaan bodoh yang baru saja datang secara tiba-tiba di otaknya.

Dan cuman satu jawaban yang ia ketahui sekarang ini, Akhseen sangat membencinya sehingga membuat bayi yang di kandungnya itu 99% sangat mirip dengan dirinya. Mungkin itu sangat logis untuk Adfan saat ini, ya, saat ini. Karena saat ini Adfan lagi tak enak jiwa.

Di tempat lain sedang terbaring seorang wanita berwajah tirus dan berambut pendek sebahu.

Pandanganya masih lurus kedepan, memutar vidio lusuh kala 5 tahun yang lalu.

Ia tersenyum, bersedih dan menangis.

Tangisannya terdengar sangat pilu bagi sesiapa saja yang mendengarnya.

“Sudah lah sayang, apa kau tidak kasih terhadap dia?” tunjuk lelaki itu menunjukan seorang anak laki-laki yang tengah tertidur di pangkuan ibu hamil yang tengah mengusap-usap rambut tebal anak itu.

Lagi-lagi tangis wanita itu pecah.

Ia sangat sedih.

“Tak bisakah kamu bertahan untuknya? Untuk dirinya yang sudah kau perjuangkan.” Wanita itu langsung menatap kearah lelaki itu dengan sendu.

Tangan lelaki itu sekarang tengah menggenggam tangan si Wanita yang sesekali mengecupnya dengan sayang.

“Dulu kamu sangat mempertahankanya, walau sudah di larang oleh Dokter, tappi kamu tetap memaksa. Sehingga kamu telah berhasil melahirkan di dunia kamu sampai kehilangan banyak darah dan tubuh kamu mulai tak bisa merespon saat ini, dan apakah kamu tidak merasakan Abang yang pada saat itu sangat mengkhawatirkanmu?” Myshea yang mendengar suara pilu dari suaminya langsung mendongak dan melihat keadaan yang ada tak jauh dari pandanganya.

Myshea, rasanya sangat ingin menangis kala melihat Aileen menangisi keadaan Adiknya, Myshea tau kalau Aileen itu snagat menyayangi Adiknya.

Myshea langsung mengalhkan pandanganya tak mau lebih lama lagi memlihat kesedihan yang ada di hadapanya.

Sungguh menyedihkan.

“Waktu itu kamu koma selama berbulan-bulan, bahkan kamu tak melihat Aakil pas tengah membuka matanya untuk pertama kalinya.” Aileen langsung tersenyum kecut.

“Kasihan sekali anak itu, tidak Mama tidak Papanya tak ada yang menyambutnya.”Ujar suara paraw itu.

Aileen langsung menggelengkan kepalanya. “Papanya tau kok.” Aileen tersenyum kala melihat Akhseen mendongak kearahnya.

SHENILFA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang