16

984 79 6
                                    

Masih belum di udat editt XD


“Hay, Boss.” Ujar Adfan kala dirinya baru saja memasuki ruangan terlaranga bagi karyawan yang bekerja di sana.

Aileen yang merasa ada yang mengganggunya hanya mengangguk sekali denga terus melanjutkan pekerjaanya.

Adfan mendengus, dan mendekati Aileen.

“Apa kau tidak kengen denganku?” tanyanya, Aileen langsung mendengus dan mendongakan kepalanya.

“Apakah kita saling mengenal?” Adfan langsung berdecak sebal dan duduk di sofa yang di sediakan.

“1 minggu gue di rumah Momy, dan 1 minggu gue ngurusin hotel dan pembangunan cabang yang sedikit terganggu karena gik ada gue. Dan cuman jangga segitu saja dirimu sudah melupakan daku ?” Aileen langsung berdecak karena tidak menyukai gaya dan cara bicara Adfan barusan.

“Lagian, kenapa lo nggak datang di acara nikahan gue, dan kenapa ponsel kalian tak aktif?”

“Oh, ya. Selamat akan hal itu.” Lagi-lagi Adfan berdecih karena hanya mendapatkan respon yang seadanya dari temanya itu.

“Ya, selamat karena kau telah menggagalkannya.” Aileen lagsung terkekeuh dan menyimpan semu pekerjaanya itu. Ia berdiri dan mengikuti duduk Adfan.

“Serius, itu bukan ide gue.”

“Ya, gue tau.” Adfan melihat Aileen yang tengah mengangkat salah satu alisnya “Karena lo nggak mungkin mempunyai ide secerdik ini.” Adfan langsung tersenyum begitu dengan Aileen yang langsung membulatkan matanya.

Di kira ia sebodoh itu? Dasar Adfan kurang waras.

“Bagaimana keadaan perusahaanmu?” tanya Aileen mulai merilekskan tubuhnya.

“Sekretaris sialan, dia menipuku.”

Sedetik hening.

“Dia memalsukan tanda tangan gue terhadap pembangunan yang sedang gue bangun di pangandaran. Dia mencoba menjual tanah itu. Emang tak dapat di percaya.”

“Yah gitu aja masih mending, mendingan lo pecat aja sekretasinya dan merekrut yang baru.” Ujar tiba-tiba seorang perempuan itu langusng mengaggetkan kedua pria tanpan itu.

“Sayang. Ya Tuhan.” Aileen langsung berdiri dan menghampiri Myshea yang tengah mengais sesuatu.

“Apa yang kau bawa?” tanya Aileen itu menunjuk kain yang tersampir di area pundak dan pinggang itu. Myshea langsung mengernyitkan alisnya.

“Apa?”

“Itu namanya samping, dasar peak. Ngakunya Bos tapi soal yang begitu saja tak mengetahuinya.” Decih Adfan sembari meminum minuman yang ada.

“Kapan kau kembali?” tanya Myshea, tepat terhadap orang yang terlihat terlalu santai itu.

“Seminggu yang lalu, dan ah. Apakah dia ini keponakanku?” tanya Adfan sembari menunjuk samping yang di gunakan oleh Myshea.

Aileen yang tengah terdiam itu langsung membulatkan matanya.

“Apa? Keponakan? Mada ada!” Msyshea langsung mengerutkan alisnya.

“Ini memang dia.” Polos Myshea yang mampu membuat Aileen tepuk jidat dan Adfan menertawakan mereka.

Anaknya di gendong seperti itu? Oh Tuhan cobaan apa ini ?

“Dari mana kau tau cara menyimpulkan samping itu Myshea?”

“Ah, Akhseen yang mengajarkanya.” Adfan langsung terhenti dari setiap aktifitasanya itu.

SHENILFA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang