8

1.2K 93 4
                                    

BELUM DI REVISI LAGI_-


"Apa kau tengah membuntutiku?" ujar Adfan dan Akhseen masih terdim sembari berkedip pelan.

"Hey." Tegur Adfa kembali, Akhseenpun langsung mengerjapcepat dan langsung terpengarah dengan apa yang ada di hadapanya.

Lelakinya itu sedang tersenyum manis kearahnya denga sedikit kernyitan di alis sebelah kananya dan juga cekungan di pipi kirinya. Manis sekali.

"Ngelamun lagi." Kekeuh Adfan yang langsung membuat Akhseen menundukan kepalanya.

Tiba-tiba entah keberanian dari mana Adfan langsung menggenggam tangan Akhseen dan membawanya pergi entah kemana.

"Kak." Ujar Akhseen kala dirinya di bawa masuk kedalam ruangan.

"Mas?" gumam orang yang tengah berbaring itu, yang sedikit demi sedikit sudah terduduk.

"Kamu udah bangun Yu?' tanya Adfan yang masih memegang tangan Akhseen yang sekarang semakin menunduk.

Adarasa kecewa di dalam hatinya, perih dan juga sedikit terhenyak.

Siapa wanita ini?

"Siapa dia Mas?" tanya Ayu.

Tak di jawab oleh Adfan.

Akhseen merasa dirinya saat ini sangat bodoh, kenapa ia mau-maunya di ajak kesini oleh Adfan? Dan omong-omong Akhseen memang tidak di ajak oleh Adfan melainkan ia di sered untuk sampai kesini oleh Adfan.

"Mas." Tegur kembali Ayu, Akhseen yang mendengar itu langsung meringis. Mas? Boleh Akhseen sakit hati?

"Mas?" gumam Akhseen di dekat Adfan yang sekarang masih terdiam. Seketika senyuman mengembang dari Adfan mengembang. Akhirnya julukan itu, ujar kata hati Adfan.

"Ya." Jawab Adfan menundukan kepalanya melihat tepat ke iris mata Akhseen, begitupun Akhseen yang tiba-tiba mendongakan keplanya. Tatapan mereka terkunci sebelum

"Mas!" teguran itu kembali.

"Ah maafkan aku, sehausnya aku tidak di sini." Tutur Akhseen mencoba melepaskan pegangan Adfan di tangnya.

"Mau kemana?" tanya Adfan yang tidak di jawab oleh Akhseen, kenapa ia jadi selemah ini.

"Ayu, kamu boleh ngehubungi si Mbok atau Mang Ujang kalau mau pulang, dan kalau kamu mau pulang ke kampung salamin dari aku untuk Mami dan jangna ngomongin kembali soal perjodohan itu. Karena kamu juga pasti tidak menginginkanya, bukan begitu?" ujar Adfan yang langsung membuat Ayu terperangah dengan ucapanya.

Sedetik kemudian, tangan Akhseen di tarik kembali oleh Adfan keluar dari ruangna itu, setelah beberapa tanpa kata mereka akhirnya sudah berada di lobby rumah sakit.

"Akhseen." Teriak seseorang langsung membuat langkah keduanya terhenti, Adfan yang merasa sangat kenal dengan suara itu langsung mencari-cari arah suara itu.

"Loh?" tutur Aileen yang sekarang sudah berada di hadapanya.

"lo sedang apa di sini?" tanya Adfan.

"Gue nga-"

"huachiimm." Keduanya langsung menatap kearah gadis yang baru saja bersin dengan Aileen yang langsung membulatkan matanya, ia mengerti sekarang dengan permainan adiknya itu.

"Ah, maksud gue, biasa lah gue udah konsul ke dokter kandungannya Myshea." Dan Adfanpun langsung mengangguk-anggukan kepalanya.

"Well lo lagi ngapain disini... dan bawa adik gue?" selidik Aileen yang langsujn di balas dengankekeuhan jahanam Adfan.

SHENILFA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang