Duapuluh tiga... liar liar

1.5K 127 0
                                    

Aku ternganga setelah park jimin menarik ku ke sebuah restoran bergaya jepang dengan dinding dan lantai beralaskan kayu, begitu juga dengan beberapa pelayan yang ku lihat menyapa kami di depan pintu masuk, memakai kimono lengkap dengan sanggul khas jepangnya menyambut kami dengan sebuah bungkukan badan.

Wah sungguh seperti nya ini restoran yang sangat mewah untuk anak seusia kami, bagaimana tidak aku yang masih menggunakan seragam sekolah menginjakan kaki di sini, selama hidup ku ini pertama kali nya aku memasuki sebuah restoran yang harus berjalam kaki di sebuah lorong kayu terlebih dahulu untuk mencapai meja yang di pesan, tadi setelah park jimin berbicara dengan pelayan yang ada di pintu utama aku sempat bertanya kepada taehyung yang berada tak jauh dari tempat ku berdiri.

Dengan masih sangat terkagum kagum aku melangkahkan kaki ku dua langkah ke samping untuk mendekati taehyung dan sambil berbisik, "yaa apa ini benar benar sebuah restoran jepang? " tanya ku yang menyembunyikan bibir ku supaya tidak bisa terdengar oleh pelayan pelayan yang ada di sana.

Kulihat taehyung memutar mata nya malas sambil memasukam kedua tangan di saku celananya tak berniat untuk menjawab pertanyaan ku.

Tapi sepertinya sikap nya itu tidak mempan untuk ku sekarang ini karena satu persatu pertanyaan terlintas begitu saja di otak ku.

"yaa apa kalian sering datang kesini? " tanya ku lagi tetapi bocah itu malah berdecak sambil berpura pura melihat jam yang ada di tangan nya, dia mengabaikan ku sialan!

Tapi aku tidak menyerah "yaa kulihat sedari tadi yang masuk ke dalam sini pria pria berjas semua, apa ini sebuah kantor yang merangkap jadi restoran..?" aku pun tak habis habisnya mengedarkan pandangan ku ke segala arah memang karena aku tertarik dengan lampu lampu berbentuk lampion berjejer untuk menerangi jalan sebuah lorong yang entah mengarah kemana.

Terlihat Lampu lampion berwana merah jambu untuk menerangi jalan di sebelah kanan dan lampu lampion berwarna putih untuk menerangi jalan di sebelah kiri, lebih wawnya lagi, aku di buat terkejut karena untuk lampu lampion yang mengarah lurus ke depan, lampu nya akan menyalah jika seseorang melewati jalan tersebut jika mereka sudah lewat, lampu itu akan kembali mati sungguh luar biasa keren bukan? dan kurasa lorong itu untuk orang orang berprivasi tinggi.

tanpa sadar senyum ku benar benar merekah melihat kejadian langka ini selama hidup ku melihat sebuah restoran, pasti yang terlintas di kepala ku jika mendengar kata restoran yang pertama terlintas adalah warung ayam goreng atau pun penjual makanan kaki lima di pinggir pinggir jalan, tapi untuk ini aku tidak pernah membayangkannya sekalipun.
"awww..." sebuah cubitan membuat aku seakan ditarik keluar oleh kenyataan, aku menoleh kesamping ku jengkel karena berani berani nya dia mencubit lengan ku.

"apa kau sudah sadar? " tanya nya dengan mata membulat "jangan jadi wanita norak jika kau tak mau menjadi pusat perhatian dan ubah ekspresi bodoh mu itu, orang orang akan menertawai wajah konyol mu itu..! " ujar kim taehyung segera melangkahkan kakinya meninggalkan ku ke sebelah kiri, ke lorong lampion bercahaya putih.

Aku mengeleng gelengkan kepala ku tak percaya "heol, suaranya itu terdengar seperti kaleng rombeng jika mengejek seseorang, belum saja mulutnya itu aku jahit... " kulihat jimin dan taehyung berjalan semakin menjauh, untuk ukuran laki laki yang satu tahun lebih muda dari ku itu ucapan yang sungguh sangat tidak sopan, sikapnya semakin hari juga semakin parah apa dia memang benar benar sudah mengibarkan bendera perang untuk ku wahh sungguh ke terlaluan sekali alien kurang ajar itu! Lihat saja jika ia macam macam dengan ku sekali lagi bukan kepalanya saja yang ku pukul,nanti jika benar ia melakukannya akan ku hajar sampai wajah nya menjadi seperti lukisan abstrak.

"yaaa tunggu aku... " dengan sekuat tenaga aku berlari kecil untuk menyusul mereka yang sudah berada di depan, tanpa bermaksud untuk mengganggu dengan suara tapakan kaki ku, jadinya aku sedikir berjinjit seolah ada ribuan pecahan kaca berserakan di lantai dan setelah lampu ke lima akhirnya aku bisa menyamai langkah mereka dan tepat berhenti di lampu nomor tujuh, seorang pelayan wanita berbaju kimono itu membuka pintu di sebelah kiri dengan tangan yang ia tempelkan di sekitar perut sambil membungkuk, jimin dan taehyung pun segera masuk ke ruangan tersebut dan tak lupa aku membalas sapaan wanita itu dengan membungkukan badan sebelum aku memasuki ruangan dan setelah seluruh tubuh ku masuk ia pun menutup pintu tersebut.

First TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang