Tigapuluh lima... Promise

1.2K 98 3
                                    

Aku kesal sekarang...

Bagaimana bisa dia yang sudah aku anggap seperti saudara ku sendiri malah tidak mempercayai ku, dan menyembunyikan semua masalah nya sendirian, ini benar benar membuat ku sangat marah pada song mino.

Selama ini aku terlalu berfikir negative kepadanya, ia menjauhi ku dan tidak pernah mau menemuiku bahkan setiap aku ke rumah nya dia slalu tidak ada, pesan ku tak di balas dan di sekolah dia mengabaikan ku.

"hehe aku ketahuan... " ujar nya memasang wajah polos, seakan masalah nya sekarang tidak ada artinya apa apa.

Aku menghela nafas ku berat, kalau boleh jujur aku sangat merindukan sahabat ku yang satu ini, aku sangat merindukan wajah dingin dan cerewetan nya, neomu neomu bogoshipda...

"kau jahat, apa artinya aku di hidup mu? " tanya ku yang membuat mino terkekeh dan mengusap rambut ku lembut lalu ia memasang senyum meneduhkan di wajah nya. Aku bisa tenang sekarang kalau dia baik baik saja.

"lampu"

"lampu? Maksudnya? "

"kau yang selalu menerangi ku, kau lampu ku... " ujarnya kembali terkikik

Aku senang melihat wajah nya bahagia, tapi aku butuh penjelasan lebih detail kenapa dia bisa bekerja di sini dan juga sifatnya yang menyebalkan akhir akhir ini. Aku butuh tahu apa yang terjadi dengan nya, selama ini yang aku tahu keluarga song mino sangat berkecukupan bahkan lebih. Pasti ada sebabnya pria dingin seperti mino mau bekerja sebagai pelayan restoran ayam yang menjual senyuman kepada pelanggan.

"aku tidak suka, sama sekali tidak keren! Kenapa harus lampu? Bisa saja kan kau ibaratkan aku dengan matahari yang mempunyai artian sama, itu lebih keren dari pada kau mengibaratkan aku dengan lampu.. "

"tidak mau, mata hari terlalu bagus untuk mu, dan matahari juga menyinari bumi yang di dalam nya terdapat banyak manusia, aku tidak mau membagi mu dengan semua orang... " kata nya yang menarik kedua pipi ku ke samping

"aww... " sangat sakit, ini kebiasaan mino yang paling aku tidak suka, karena bisa membuat pipi ku melebar sesudah dia mencubitnya.

Aku pun mumukul tangan nya yang masih ada di pipi ku dan berhasil membuat nya melepaskan nya. Sambil terus tertawa.

"oh iya, kau datang ke sini dengan siapa?, sendiri? " tanya nya yang membuat ku akhirnya teringat dengan seseorang yang aku tinggal kan di meja sana.

Aku memukul jidat ku pelan, sungguh aku lupa kalau aku datang bersama kim taehyung, apa dia baik baik saja aku sudah meninggalkan nya cukup lama, dan berbincang bincang dengan mino disini, bahkan aku saja lupa tujuan awal ku ke toilet.

Tapi apa aku harus mengatakan nya? Aku takut kalau mino tidak menerimanya karena laki laki itu yang ia bilang mirip dengan byun baekhyun tapi aku tidak setuju dengan sifat nya, mereka berbeda. Emm, mungkin ada satu kesamaan antara mereka berdua yaitu, sama sama menyebalkan.

"ya kenapa kau diam.. " lambaian tangan mino di depan ku pun akhirnya yang membuat aku tersadar, dan seharusnya aku mengatakan nya dengan jujur.

Aku berdeham sedikit untuk membuat jeda yang akan membuat suasana di sekitar sini mendingin, aku tidak tahu apa mino masih tidak menyukai taehyung atau melupakan kejadian waktu dulu.

"Emm"

-----------------

Langka kaki kami berhenti setelah mino meminta izin untuk istirahat lebih awal kepada manager nya untuk melihat sosok laki laki yang datang bersama ku.

Dia shock ketika aku bilang kalau aku datang bersama kim taehyung, yang membuat nya menatap tajam kepada ku dan tidak mau mendengarkan semua penjelasan ku. Mino kesal mengapa aku harus datang bersama idol itu untuk bertemu dengan nya, dan ia terus saja menanyakan apa sebenarnya hubungan aku dengan taehyung sampai bisa makan siang bersama.

First TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang