10. Lula

13.6K 1.4K 138
                                    

Media: SYML - Where's My Love
Dengerin pas part Bita-Akbar okay!
Happy reading, hope u like it

***

"KAMU nggak seneng ya aku ke sini?" tanya Lula memastikan setelah Akbar duduk di sebelah kirinya. Di meja ruang tamu sudah ada gelas di atas meja. Sirup warna hijau itu diantar oleh Mbak Tini beberapa menit yang lalu. Lengkap dengan beberapa toples camilan sebagai tambahannya.

"Kata siapa?" Akbar langsung mendaratkan jemarinya kejidat perempuan itu. Lalu mengusapnya lembut.

Lula manyun, "abis kayak nggak senang."

"Sotoy, yeee." Akbar terkekeh walau sejujurnya ia saat ini sedang kebingungan. Pasti Bita sedang siap-siap menunggu dirinya menjemput dan mereka bisa pergi nongkrong ke kafe teman Jaya yang katanya asyik. Tapi cewek di sebelahnya saat ini membuat Akbar tidak bisa melakukan tindakan apapun selain menurut. "Kamu kesini dianter Bang Feri?"

Lula menggeleng, sebagai jawaban bahwa cewek itu ke rumah Akbar tidak diantar oleh kakak laki-lakinya. "Enggak. Bang Feri tadi belum pulang kerja."

"Terus? Dianter Risa?" tebak Akbar lagi.

Lula menggeleng lagi, "naik ojol."

"Yeh kamu," Akbar menepuk kepala gadis itu pelan. "Kenapa nggak ngechat aja? Biar aku yang jemput ke rumah."

"Nggak ah," kata Lula singkat. "Kan mau buat surprise."

"Iya deeeeh," sahut Akbar.

"Kamu tadi baru mau pergi ya?"

Akbar terdiam. Ia menelan ludah. Gagap. Tidak tahu harus menjawab apa.

"Ng- iya, tadinya mau ngumpul sama anak-anak." Akbar tidak perlu menyebut nama. Karena Lula sudah langsung tahu anak-anak yang dimaksud Akbar sudah pasti Edo, Fingky, dan Jaya.

Lula kemudian menatap Akbar. Iris matanya sedikit melebar, tidak ada yang bicara sampai akhirnya gadis itu kembali bertanya, "terus? Bita itu siapa?"

Anju.

"Ooh, Bita," Akbar menggaruk tengkuk lehernya yang sebetulnya tidak gatal sama sekali. Padahal jawabannya sederhana sekali. Bita itu temannya. Cuma entah kenapa, untuk mengakui hal itu rasanya sulit sekali. Sebagian dari diri Akbar yang lain seperti tidak ingin.

Anjing lah, batinnya.

"Iya, dia siapa?" ulang Lula setelah melihat pacarnya itu justru diam saja seperti orang kebingungan.

"Eng- ooh, Bita mah temen aja."

"Temen?"

"Iya, temen."

"Aku baru denger ada temen kamu yang namanya Bita."

Akbar menelan ludah lagi, "ya– ya iyalah! Bita mah anak baru. Anak kelasnya Edo."

"Beneran?"

"Ya beneran, lah." Akbar merangkul pacarnya. "Kenapa malah bahas orang lain, sih? Kan aku lagi sama kamu juga."

Somebody ElseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang