Jimin
"Kau bercanda?" tanyaku pada In Ha. Kulihat wajah cantiknya berubah memerah. "Kau tak mungkin menyukai Oppa mu sendiri bukan?"
"Eh, ne," kata In Ha. "Aku bercanda, Jimin ah,"
"Haha..." aku mulai tertawa. In Ha tidak bicara lagi. Ia terdiam dan menunduk. Tangannya dengan gemetar mengambil sebatang cokelat. Kenapa ia mendadak gemetar? Apakah ia berbohong? "In Ha ya...kau baik-baik saja?"
"Aku harap aku bisa bercanda Jimin ah," kata In Ha. "Aku merasa sangat sakit sekarang. Aku baru tahu, Namjoon Oppa mempunyai pacar. Selama ini, aku tidak tahu,"
"Kau merasa sakit?" tanyaku. "Apakah kau cemburu pada Oppa mu?" In Ha mengangguk, genangan air matanya terlihat siap untuk mengalir. "Tapi bukankah itu wajar, maksudku, sebagai seorang adik,"
"Aku juga berpikir seperti itu, tadinya," kata In Ha. "Tapi, sejak semalam aku memikirkan hal ini, Jimin ah. Aku...aku takut Namjoon Oppa akan meninggalkanku. Rasanya, aku tak sanggup membaginya dengan orang lain. Hanya Namjoon Oppa yang paling mengerti aku. Jika dia memiliki orang lain di hatinya, siapa yang akan bersamaku? Aku takut Jimin ah, aku takut sendirian. Aku juga takut Namjoon Oppa, anni yeoja itu akan mengambilnya dariku,"
"In Ha, mungkin itu hanya perasaan singkat saja. Kau begitu kaget karena tahu Oppa mu punya pacar?" tanyaku lagi. In Ha mengangguk. Ia menunduk dan mengusap wajahnya. "Bisa saja itu semua bukan perasaan cinta. Kau hanya takut dan khawatir karena Oppa mu semakin beranjak dewasa. Dia juga memiliki kehidupan sendiri bukan?"
"Ehmmm, aku berharap ini bukan perasaan cinta," kata In Ha. "Aku akan berusaha bersikap biasa padanya. Tapi, itu terasa sulit sekali. Aku merasa sesak pagi tadi,"
In Ha menelan cokelat pemberianku. Ia tidak menangis lagi.
"Ah, minggu depan bukannya pengumuman hasil lombamu?" tanyaku untuk mengalihkan pembicaraan kami. In Ha menatapku dan mengangguk. "Hah...kau pasti menang!"
"Aku tidak yakin," gumam In Ha.
"Eeyy, kau menggambar dengan bagus," kataku seraya menyenggol tubuh In Ha dengan bahuku. Ia tersenyum. "Aku melihat gambarmu sebelum dikumpulkan. Kau pasti akan menang dan mendapatkan piala yang kau inginkan itu,"
"Tapi tidak ada hadiah pialanya," kata In Ha.
"Ah jinjja?" tanyaku kaget. Aku meringis, karena aku salah bicara. In Ha mengangguk. Ia membalik badan dan bersandar di tembok. Aku masih menikmati kecantikan wajahnya.
"Eehmm, yang menang hanya dapat hadiah kecil. Ini hanya perlombaan antar sekolah, Jimin ah," kata In Ha.
"Ah, kau pasti akan menang. Akan ada kesempatan yang lebih besar," kataku. In Ha tersenyum. Ia menatap langit yang mulai gelap. Berapa lama kami berdiri di sini? Ternyata sudah cukup lama.
"Gomawo, cokelatnya," kata In Ha. "Aku merasa lebih baik sekarang,"
"Jika kau berterimakasih, kau harus mentraktirku makan," kataku. In Ha memanyunkan bibirnya dengan lucu. "Nanti saja, setelah keluar hasil lombanya. Jika kau memang, kau harus mentraktirku. Oh?"
"Baiklah, itu akan membuat Na Yeon merasa kesal," kata In Ha. Na Yeon? Kenapa ia menyebut nama anak itu. Eeihh, dia hanya berniat untuk membuat adiknya merasa kesal? Hah, baiklah, tak apa. Yang penting aku bisa makan bersama In Ha.
"Ayo kita pulang," kataku pada In Ha. Ia terlihat seperti masih ingin berada di sini. Mungkin ia tak mau bertemu dengan Oppa nya. "Sudah sore, kau bisa dimarahi Eomma mu lagi,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Oppa!!!
Fiksi PenggemarBTS FAN FICTION Cast: Park Jimin, Kim Namjoon, Jeon Jungkook, OC Jimin jatuh cinta dengan seorang yeoja cantik di sekolahnya, In Ha. Tapi In Ha menyimpan perasaan rahasia pada namja lain. Bisakah Jimin mendapatkan hati In Ha? Bisakah Jimin menangan...