In Ha
Aku membereskan lukisan Jimin yang hampir jadi tersebut. Jimin berdiri di depan pintu studio. Ia tengah menungguku. Jimin mengulurkan tangan dan menggandeng tanganku dengan lembut. Kami berjalan menyusuri trotoar di sepanjang jalan yang lenggang. Hampir malam, aku memilih berjalan bersama Jimin dibanding naik mobil yang ia tawarkan padaku.
"Aku aman menyusulmu ke Paris," kata Jimin. Aku meringis, apakah ia bersungguh-sungguh? Kutatap Jimin, ia tersenyum padaku. "Aku akan membujuk Eomma dan Appa agar mereka mengirimku kesana,"
"Ahh...jinjja?" tanyaku. Jimin mengangguk.
"Tunggu aku," kata Jimin. "Jangan sampai kau tergoda dengan pria-pria Eropa disana. Aku akan menyusulmu,"
"Wae?"
"Aku khawatir," kata Jimin. "Kau tidak akan bisa berbahasa Perancis,"
"Heiii! Aku akan belajar dengan giat!" protesku. Jimin tertawa mendengar ucapanku.
"Aku sedih kau akan pergi. Tapi, kau pasti akan menungguku disana bukan?"
"Ehmm, aku harap kau segera menyusulmu," kataku. Jimin mengangguk, kurasakan genggaman tangan Jimin yang lebih erat. "Tapi, apakah Eomma mu akan setuju kau melanjutkan sekolah di Paris? Bukankah sebentar lagi kita lulus sekolah,"
"Hah...kurasa aku harus menunggu hingga lulus," kata Jimin. "Lalu kau, dua hari lagi? Kenapa begitu terburu-buru pergi?
Aku meringis, tidak mungkin aku menceritakan apa yang terjadi antara aku dan Namjoon Oppa. Jimin menyentak tanganku, seolah ingin segera mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
Tiiin! Tiiin!!!
Belum sempat aku menjawab pertanyaan Jimin, terdengar suara klakson mobil dari arah belakang. Aku menoleh bersama- sama dengan Jimin. Aku terkesiap, kulihat mobil Namjoon Oppa melesat cepat dan langsung berhenti di dekat kami. Jimin bergerak, ia tak melepaskan genggaman tanganku.
"Oppa..." gumamku. Detak jantungku meningkat, kulihat namja bertubuh tinggi tegap itu membanting pintu mobil dengan kasar. Ia terlihat sangat marah. Sial!
"Kenapa tidak mengatakannya padaku?" tanya Namjoon Oppa keras. Aku menggeleng. Ia pasti sudah mendengar tentang kepergian ku ke Paris. "Kenapa kau ingin pergi begitu saja?"
"Aku..."
"Ikut aku!" kata Namjoon Oppa, ia menarik tanganku keras-keras. Aku menggeleng dan menatap Jimin, berharap ia menolongku. "In Ha ya!"
"Oppa, aku harus pergi," kataku. Aku menahan tarikan Namjoon Oppa hingga pergelangan tanganku pedih. "Biarkan aku pergi,"
"Tidak! Kita harus bicara dengan Eomma dana Appa," kata Namjoon Oppa. Aku menggeleng. Namjoon Oppa mengalihkan pandangannya pada Jimin. "Lepaskan adikku,"
"Aku tidak akan melepaskan In Ha," kata Jimin. Ia menepis tangan Namjoon Oppa dan menarik ku ke belakang tubuhnya. Aku ia masih menggenggam tanganku dengan lembut. "Aku akan pergi ke Paris bersama In Ha. Aku akan menjaganya,"
Namjoon Oppa berdecak kesal. Ia mengulurkan tangannya padaku.
"Kajja...aku akan mengatakan pada mereka bahwa kau tak mau pergi," kata Namjoon Oppa.
"Aku harus pergi," kataku. Aku gemetar, Namjoon Oppa benar-benar marah. Ia menarik kembali tubuhku, namun Jimin mendorong Namjoon Oppa.
"Jangan lakukan ini pada In Ha!" seru Jimin tiba-tiba. Aku menatap punggung Jimin, kaget dengan sikapnya. "Aku tahu, kau sudah melakukan hal buruk pada In Ha! Kau memaksanya? Hingga kalian ketahuan dan In Ha yang harus menanggungnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oppa!!!
FanfictionBTS FAN FICTION Cast: Park Jimin, Kim Namjoon, Jeon Jungkook, OC Jimin jatuh cinta dengan seorang yeoja cantik di sekolahnya, In Ha. Tapi In Ha menyimpan perasaan rahasia pada namja lain. Bisakah Jimin mendapatkan hati In Ha? Bisakah Jimin menangan...