3-4 tahun kemudian...
(Paris)Kedua mataku mengerjap, menatap presensi seorang namja yang berdiri tak jauh dariku. Sejenak aku menunduk, mengatur nafas lalu kembali menatapnya. Ia masih sama seperti beberapa waktu yang lalu. Bahkan dari jarak beberapa meter ini, aku masih bisa membaui aroma parfum yang ia kenakan. Mencolok? Tidak. Hanya saja, ia benar-benar berbeda.
"Oppa,"
Aku tersentak, seolah lamunanku buyar oleh suara tersebut. Senyumku meluruh, mungkin saat ini aku masih tersenyum, namun terasa begitu kaku. Namja itu kini tak lagi sendiri.
"In Ha ya," panggilnya padaku. Ia melambaikan tangan, begitu juga yeoja yang menggamit erat lengannya. "Kemarilah,"
Aku mengangguk, setengah berlari aku menuju dia. Sesungguhnya hanya dia yang ingin kutuju.
"Oppa langsung kemari?" tanyaku. Aku membungkuk sekilas pada yeoja yang tak diketahui namanya itu, ia tersenyum. Dandanannya yang mencolok terlihat begitu aneh. Siapa yeoja yang dibawanya? Dia...seperti bukan tipenya. Ataukah sekarang dia sudah memiliki kriteria yang berbeda. Yeoja itu terlalu...
"Ellen, ini Ellen," katanya keras seolah memberitahu jawaban atas segala pertanyaan dalam kepalaku.
"Ah, ne. Ellen Eonnie," gumamku seraya menatapnya lurus. Ia menjabat tanganku tanpa ragu.
"Ini pertama kalinya Ellen ke Paris. Kuharap kau bisa meluangkan waktu mengajaknya jalan-jalan,"
Aku meringis. Kenapa kau melakukan ini padaku, Oppa?
"Oh, akan sangat menyenangkan," gumamku lagi. Aku melihat sekelilingku. "Ehm, masuklah. Beberapa menit lagi galeriku akan ditutup. Aku tidak bermaksud mengusir, hanya saja. Benar-benar sudah malam,"
Dia mengangguk, tersenyum dengan lesung pipi yang menawan. Aku menghembuskan nafas berat. Hidupku memang berat, pernah lebih berat dari semua ini.
Kulirik Ellen Eonnie yang tengah menatap salah satu lukisanku yang dipamerkan di ruangan ini. Ia tersenyum, sangat cantik. Bagaimana dia bisa sangat cantik? Apakah ia menggoda Oppa ku dengan kecantikannya? Waahh jinjja.
"In Ha ssi," panggil seseorang dari ujung ruangan. Aku mengangguk, berlari ke arahnya. "Ada telepon,"
"Oh, berikan padaku,"
Aku menggenggam ponselku dan segera menempelkannya di telinga kiriku.
"Hyaaa! Kim In Ha! Katakan dimana Namjoon Oppa!" teriak seseorang yang kutahu jelas siapa dia.
Aku sedikit menjauhkan ponselku ketika mendengar teriakan menyebalkan Na Yeon dari seberang.
"Dia disini," jawabku singkat.
"Dia menculik temanku," seru Na Yeon. "Katakan bahwa sekarang dia bersama dengan Ellen,"
Aku tersenyum.
"Oh, mereka disini," jawabku lagi.
"Waahh jinjja! Aku sendirian di airport dan mereka meninggalkanku. Namjoon Oppa! Aku akan menghajarnya jika ketemu. Katakan padanya untuk menjaga Ellen dengan baik," kata Na Yeon keras-keras. Aku yakin seisi bandara akan mendengarnya. "Dia bahkan belum mengenal Ellen dengan baik. Aku tidak mengerti apa yang ada di kepala Namjoon Oppa,"
"Arraseo...arraseo," kataku sambil menahan tawa. "Aku masih bekerja. Tunggu Jinu Samchun, dia akan menjemputmu,"
Aku mematikan sambungan telepon Na Yeon. Ia dan Jungkook akan menikah bulan depan. Aku terkesan dengannya. Dia terlihat tidak menyukai Jungkook sama sekali, tapi Jungkook memerhatikan adikku dengan baik bahkan berhasil mendapatkan hatinya. Na Yeon memang sesuatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oppa!!!
FanfictionBTS FAN FICTION Cast: Park Jimin, Kim Namjoon, Jeon Jungkook, OC Jimin jatuh cinta dengan seorang yeoja cantik di sekolahnya, In Ha. Tapi In Ha menyimpan perasaan rahasia pada namja lain. Bisakah Jimin mendapatkan hati In Ha? Bisakah Jimin menangan...