Family Means Family

2.8K 215 8
                                    

In Ha

"Minggir!" teriak Na Yeon sambil mendorong tubuhku.

"Aaarhhh!" teriakku keras saat tubuhku menghempas railing tangga. Berani-beraninya dia melakukan hal ini di saat aku menuruni tangga.

"Kau menghalangi jalanku," katanya dengan nada sinis saat ia tiba di bawah tangga. Ah jinjja, jika dia bukan adikku, aku pasti akan menjambak rambutnya dengan kasar.

"Seharusnya kau minta maaf," kataku dengan nada setenang mungkin. "Yang kau lakukan tadi sangat berbahaya,"

"Aahhh Eomma!" teriak Na Yeon, ia mengabaikan keberadaanku yang sedang berusaha menasehati anak degil itu. Aku menelan ludah, mengepalkan tanganku dengan kesal. Aahh, In Ha ya, kau pasti tahan! Batinku menjerit. Aku mengangguk, dengan langkah pelan aku mendekati Eomma dan Na Yeon yang sedang berpelukan. "Aahh Eomma! Hentikan!" seru Na Yeon. Ia mencomot sandwich dan segelas susu. Anak ini, bahkan tanpa duduk ia makan dan minum.

Aku menggeleng pelan lalu duduk dengan santai. Namjoon Oppa seperti biasa menekuni bukunya sambil makan. Ah, bisa tidak semua orang santai sepertiku?

"Na Yeon ah," kata Eomma kemudian. "Kenapa buru-buru, ini masih sangat pagi,"

"Mwo?" ucap Na Yeon dengan suara aneh, yah mulutnya penuh makanan. "Aku harus ke sekolah pagi-pagi. Eomma ingat, aku ini sangat sibuk,"

Aku memalingkan wajah dari anak sialan ini. Jelas, ia sekarang sedang memberikan tatapan sinis padaku.

"Aku harus hadir dalam rapat mingguan," kata Na Yeon lagi.

"Hari ini apa yang kau lakukan? Eomma akan berbelanja ke butik teman Eomma. Kau ikut?" tanya Eomma pada Na Yeon.

"Aku sibuk! Aku harus belajar untuk olimpiade bulan depan, Eomma," kata Na Yeon. Ia nelirikku dan tersenyum. "Kurasa In Ha bebas sore ini,"

"Oh, anniya, aku harus ke studio nanti, mungkin hingga malam," ujarku cepat. Padahal Eomma tidak menanyaiku sama sekali.

Na Yeon meletakkan gelasnya yang telah kosong. "Appa! Appa!" teriak Na Yeon lagi. Aku rasa kupingku bisa meledak jika berlama-lama di ruang makan. "Antarkan aku ke sekolah!"

"Oh, ne," kata Appa yang juga terlihat buru-buru. Ia makan dengan cara seperti Na Yeon tadi. Mulutku pasti ternganga saat ini melihat adegan di depanku. Eomma menarik kerah Appa dan membenahi dasinya, sementara tangan Appa mengangkat sandwich nya. "Appa juga buru-buru. Ah, In Ha ya, kau mau berangkat bersama?"

Aku tersenyum dan menggeleng pada Appa. Na Yeon dengan manja menggamit lengan Appa. Mereka berangkat lebih dulu. Hmmm selalu seperti ini.

"Kau tidak bisa berangkat pagi-pagi seperti adikmu, In Ha ya?" tanya Eomma dengan nada tegas.

"Ah, aku biasa datang agak siang. Aku tak akan telat, Eomma," kataku. Aku hanya ingin sarapan dengan santai.

Aku berpamitan singkat dengan Eomma sebelum berangkat sekolah. Tak kuduga, Namjoon Oppa membarengi langkahku, ia menepuk kepalaku pelan da tertawa.

"Mau bareng nggak?" tanyanya. Aku mencibirkan bibirku, aku tahu dia hanya menggodaku.

"Tak perlu, aku biasa baik bis," kataku cepat.

"Aku serius, aku akan mengantarmu hari ini," katanya lagi.

"Oppa...kantormu ada di ujung sana dan sekolahku di ujung sebaliknya, tidak mungkin kau berbaik hati mengantarku," kataku seraya mempercepat langkah. Aku meninggalkan Namjoon Oppa jauh di belakang. Dia hanya mengikutiku sebatas depan pintu rumah. Jinjja...dia memang menyebalkan.

Oppa!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang