Author's Pov
Seorang namja berbaring lemah di kamar rumah sakit. Dua hari, ia sudah tertidur selama itu. Hanya gerakan-gerakan kecil yang ia lakukan selama waktu tersebut. Namja itu, Park Jimin, akhirnya membuka mata. Jimin mengedarkan pandangannya ke ruang yang sudah tak asing itu.
"Park Jimin ssi," kata seorang dokter yang baru saja memeriksa keadaan Jimin. Tampaknya ia adalah kepala tim dokter yang berdiri di hadapan Jimin saat ini.
"Ehmm," gumam Jimin. "Aku...berapa lama aku disini?"
"Hampir tiga hari," jawab dokter tersebut.
"Ah, aku harus bangun," kata Jimin sambil berusaha duduk. Ia menarik paksa selang infusnya.
"Jangan lakukan itu," kata dokter. Ia menunduk dan menghalangi Jimin mencopot infusnya. "Kenapa Anda terus keras kepala seperti ini?"
"Aku ingin ke sekolah," kata Jimin. "Aku tak mau disini,"
"Ne, saya mengerti," kata dokter. "Tapi tidak bisa sekarang. Anda masih butuh istirahat,"
"Aku merasa baik-baik saja," kata Jimin. "Berikan bajuku,"
"Jangan pergi," kata dokter itu lagi. Ia duduk di tepi ranjang Jimin. Ia menggenggam bahu Jimin dengan lembut. "Ahhh, kenapa bandel sekali. Setelah sakit beberapa waktu lalu, Anda masih bermain-main ke pantai. Anda terus pingsan dan harus dirawat. Jika Anda terus seperti itu..."
"Aku akan segera mati?" tanya Jimin. Ia menatap tajam lawan bicaranya tersebut, tanpa mempedulikan beberapa dokter yang berdecak heran dengan sikap Jimin.
"Annimida," kata dokter itu. "Jika keadaan Anda terus seperti ini, operasinya akan ditunda. Yang Anda butuhkan sekarang adalah banyak istirahat. Oh? Jangan sampai tumbang lagi,"
"Operasi?" tanya Jimin. Ia tertawa keras. "Dokter bilang operasi?"
"Ne, jadwal operasinya sudah keluar,"
"Aku benar-benar bisa dioperasi?" tanya Jimin dengan nada tak percaya.
"Oh, tunggu sebentar lagi," kata dokter. Ia menepuk bahu Jimin.
"Aku kapan boleh keluar dari sini?" tanya Jimin. Ia menatap dokter yang sepertinya enggan memberikan jawaban. "Dimana ponselku? Aku harus menghubungi seseorang,"
"Anda dibawa kemari karena pingsan di rumah. Saya rasa ponsel Anda tertinggal di rumah,"
Jimin menatap tim dokternya dengan perasaan kecewa. Kedua orangtua Jimin sekarang ada di luar negeri. Hanya sekretaris mereka yang menemani Jimin.
"Kalau begitu biarkan aku melakukan panggilan disini," kata Jimin. Ia melirik sebuah telepon di sudut ruangan. "Bisakah aku menelpon disini?"
"Besok saja,"
"Ne?"
"Ini tengah malam," kata dokter.
Desah nafas berat Jimin terdengar. Ia menatap jendela yang tertutup tirai. Dengan kesal ia menghempaskan tubuhnya di ranjang. Ia menutup matanya dengan telapak tangan. Hampir ia terisak. Bahkan siang dan malam ia tak menyadarinya karena terlalu lama terlelap.
"Tolong hubungi sekretaris kami, katakan padanya untuk membawakan ponselku besok pagi," kata Jimin.
"Ne," kata dokter.
Jimin merasakan sesuatu menusuk lengannya. Obat lagi? Jimin membuka matanya, samar, ia tak bisa melihat dengan jelas lagi. Nafasnya semakin pelan. Jimin kembali terlelap dalam mimpi yang panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oppa!!!
أدب الهواةBTS FAN FICTION Cast: Park Jimin, Kim Namjoon, Jeon Jungkook, OC Jimin jatuh cinta dengan seorang yeoja cantik di sekolahnya, In Ha. Tapi In Ha menyimpan perasaan rahasia pada namja lain. Bisakah Jimin mendapatkan hati In Ha? Bisakah Jimin menangan...