In Ha
"Ahh...Oppa," gumamku gugup. Namjoon Oppa menatapku teduh, kedua matanya basah. Sedetik, mungkin lebih ia bernafas tepat di depan wajahku. Aku bisa membaui aroma wine yang kuat. Namjoon Oppa menurunkan tangannya dari wajahku. Perlahan, aku mendorong tubuhnya agar menjauhiku. Aku memalingkan wajah saat wajah Namjoon Oppa semakin dekat. "Oohh! Oppa!" teriakku ketika tiba-tiba Namjoon Oppa mendaratkan kepalanya di bahuku.
"Ahh, jebal!" desisku. Aku memegangi tubuh Namjoon Oppa yang ambruk menumpu diriku. "Hah...Oppa, ireona!" ucapku. Aku menahan diriku, sumpah ini mendadak dan berat sekali. "Aahhh..." Namjoon Oppa tidak bergerak sama sekali. Kedua lututku sudah melemas. Aku tak akan sanggup berdiri jika saja aku tidak bersandar pada tembok. "Oppa! Bangun, Oppa!"
Sia-sia. Namjoon Oppa begitu mabuk. Ah, akupun ingin ambruk sekarang. Kenapa Namjoon Oppa minum banyak? Dia jarang sekali seperti ini.
"Aah...a...Appa!" seruku saat kulihat sosok Appa di bawah anak tangga. Aku masih memeluk tubuh Namjoon Oppa. Aku menggeleng, Appa bisa saja salah paham.
"Apa yang terjadi?" tanya Appa. Appa mendekati kami.
"Oppa, dia mabuk," kataku. Appa mengambil alih tubuh lemah Namjoon Oppa. Rasa berat itu akhirnya meninggalkan tubuhku. "Oh...gomawo, Appa,"
"Kim Namjoon!" panggil Appa yang kini merangkul Namjoon Oppa. Aku mendengar gumaman lirih Namjoon Oppa. Rupanya ia masih setengah sadar. "Jinjja! Kenapa tiba-tiba mabuk seperti ini!"
Aku membantu Appa membaringkan tubuh Namjoon Oppa di sofa ruang tamu. Aku baru ingat, perutku sangat tidak nyaman. Namjoon Oppa berhasil membolak-balik hatiku. Apa yang ia katakan tadi? Apa yang Namjoon Oppa lakukan padaku? Aku menyentuh bibirku.
"In Ha ya," panggil Appa padaku. Kurasakan tatapan dingin dari Appa. Detak jantungku tak terkendali. Apakah Appa melihatnya?
"Oh, Appa, waeyo?" tanyaku.
"Kau dan Namjoon..." kata Appa pelan. Aku menelan ludah. "Namjoon akan segera menikah. Jadi, jangan membebani Oppa mu. Oh?"
Aku mengangguk pelan. Masih tak mengerti dengan betul apa maksud Appa. Kurasakan tangan Appa menyentuh bahuku dengan tegas.
"Pernikahan ini sangat penting untuk kita. Keluarga kita, jadi bantu kami," kata Appa. Appa tersenyum lembut padaku. "Aku tahu kalian dekat sebagai kakak dan adik. Lebih dekat daripada Na Yeon. Jadi, In Ha ya, jangan menambah beban Oppa mu,"
"Oh, Appa, mianhae," kataku pelan. Aku menatap Namjoon Oppa yang berbaring. Ia begitu tenang sekarang. Dadaku bergemuruh, mengingat kejadian tadi.
Aku kembali ke kamar, ku ambil selimut untuk Namjoon Oppa di lemari. Aku terduduk di depan lemari dengan menggenggam selimut di tangan. Aku meraba bibirku lagi. Apakah aku bermimpi? Namjoon Oppa mencium bibirku? Tidak! Tidak! Kenapa Namjoon Oppa melakukan hal itu padaku? Namjoon Oppa pasti tidak sengaja. Dia terlalu mabuk. Itu bisa saja terjadi.
Aku hampir berdiri tetapi kembali terduduk lemah. Aku terisak pelan, itu ciuman pertamaku. Namjoon Oppa yang mengambilnya dariku. Aku meremas selimutku.
"Ini tidak benar," gumamku lirih. Aku menunduk, kututupi wajahku dengan selimut dan semakin ku terisak. Aku hanya akan menyakiti semua orang jika meneruskan perasaan ini. Appa, Eomma, Na Yeon, Namjoon Oppa dan aku sendiri. Tapi kenapa Namjoon Oppa harus menciumku? Meskipun dia sedang mabuk, Namjoon Oppa menyebut namaku. Namjoon Oppa menatapku dengan tulus. Dia benar-benar ingin menyentuh dan mencium bibirku. Aku harus bagaimana?

KAMU SEDANG MEMBACA
Oppa!!!
FanfictionBTS FAN FICTION Cast: Park Jimin, Kim Namjoon, Jeon Jungkook, OC Jimin jatuh cinta dengan seorang yeoja cantik di sekolahnya, In Ha. Tapi In Ha menyimpan perasaan rahasia pada namja lain. Bisakah Jimin mendapatkan hati In Ha? Bisakah Jimin menangan...