Dream Catcher

1.4K 163 21
                                    

In Ha

Aku meringkuk kedinginan di sudut kelas. Meski aku telah memakai jaket milik Jimin, aku masih merasa kedinginan. Aku bahkan memakai jaketku sendiri untuk menutupi lututku. Hah, bodoh, kenapa bermain di atap saat mendung. Aku juga tak menduga, hujan mendadak turun seperti itu. Aku menyandarkan kepalaku di tembok. Aku penasaran, Jimin juga basah kuyup, apakah dia sedang kedinginan di kelasnya? Hmm, aku bersalah padanya. Dia bahkan berlarian turun naik tangga demi memberikan jaketnya padaku.

Begitu kelas berakhir, aku berlari menuju kelas Jimin. Aku celingukan mencari sosoknya. Tapi dari balik pintu, aku tak bisa menemukannya. Aku mundur selangkah dari pintu saat beberapa murid keluar dari kelas. Aku bersandar di tembok dan menunggu Jimin, apakah aku salah lihat? Dia tak ada di kelas.

"Jiminie, dimana dia?" tanyaku pada Jungkook. Namja bertubuh tinggi tegap itu berjalan cepat saat aku mengikutinya. Hah, kenapa sikapnya seperti ini padaku? Apakah ia kesal karena pagi tadi aku cukup kasar padanya? "Hyaaaa! Jeon Jungkook!"

"Hah jinjja! Kau tak perlu berteriak," kata Jungkook yang tiba-tiba menghentikan langkah. Untung saja aku mengerem kakiku tepat waktu. Aku tak mau mendapatkan momentum aneh lain dengan pacar Na Yeon. Jungkook membalik badan, menatapku sinis. "Jimin sudah pulang sejak tadi,"

"Ne? Waeyo?" tanyaku. Aku meremas jaket miliknya yang masih ada di tanganku. "Apakah dia sakit?"

"Anniyo!" kata Jungkook. "Bukan Jimin yang sakit. Kerabatnya! Jimin mendapat telepon tadi,"

"Ah, syukurlah," gumamku.

"Mwoya?" tanya Jungkook. "Kau bersyukur karena kerabat Jimin sakit? Dasar yeoja aneh!"

"Eh? Bukan seperti itu. Aku...aku sedikit khawatir pada Jimin karena dia juga kehujanan. Aku pikir Jimin yang sakit," kataku.

"Ah, kau yang membuat Jimin basah kuyup hingga harus memakai seragam cadanganku?" tanya Jungkook. Aku tersenyum, jadi Jimin mengganti seragamnya. Ah, baguslah. "Heol...kenapa malah senyum-senyum sendiri? Kenapa kau mencari Jimin? Tumben..."

"Aku mau mengembalikan jaketnya," kataku sambil mengangkat jaket itu.

"Aah, kau bisa menitipkannya padaku," kata Jungkook. Ia mengambil alih jaket Jimin. "Rumahku cukup dekat dengannya,"

"Oh," kataku singkat.

"Aku pergi dulu," kata Jungkook. Aku mengangguk. Jungkook berlalu dengan cepat. Aku melihat punggungnya. Hah, kenapa aku merasa kosong? Aku merasa ini salah.

"Jungkook ah!" teriakku. Ia berhenti melangkah lagi. Segera aku menyusul langkahnya, aku mengulurkan tangan. "Biar aku sendiri yang mengembalikan jaket Jimin. Aku akan memberikannya besok,"

"Oh, geurae," kata Jungkook. "Aneh. Dasar aneh,"

Aku tak mempedulikan gumaman Jungkook. Aku menggenggam kembali jaket Jimin. Yah, kurasa lebih baik jika aku sendiri yang mengembalikannya.

Hari ini, aku langsung pulang karena merasa badanku tidak nyaman. Mungkin efek kehujanan tadi siang. Aku tak menjumpai Na Yeon, jelas ia melakukan persiapan olimpiade untuk dua hari ke depan. Ia belajar sangat keras. Ia memang menyebalkan, tetapi aku sungguh berharap Na Yeon akan menang.

"In Ha ya," panggil Eomma yang sedang menyiapkan makan malam. Aku mengangguk padanya sekilas, tapi Eomma terus memanggilku. "Kemarilah,"

Sejenak, Eomma melepaskan apron pink miliknya dan meletakkan asal di atas meja. Eomma mendekatiku. Ini canggung, aku tak pernah benar-benar dekat dengan Eomma.

Oppa!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang