Where Are You?

1.4K 161 16
                                    

Well you only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go

Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missing home
Only know you love her when you let her go
And you let her go

Passenger__Let Her Go

Namjoon

Aku menghempaskan tubuhku ke ranjang. Apa yang kulakukan? Kenapa aku melakukan hal itu pada In Ha? Tidak! Itu salah! Itu kesalahan! Aku duduk dan terus memaki diriku sendiri. Wine sialan! Aku mabuk dan akhirnya melampaui batas yang seharusnya tak pernah ku lewat. Sial!

Aku meremas kaosku di bagian dada, bahkan jika aku mabuk, aku berharap aku bisa melupakan hal itu. Tapi semuanya terus membayangi otakku.

Sejak aku tahu, In Ha memiliki perasaan padaku, aku mulai merasa aneh. Seolah hal itu telah membangkitkan rasa yang selama ini telah kukubur dalam-dalam. Damn! Aku ingin marah pada diriku sendiri!

Akan jauh lebih baik jika In Ha tak menyukaiku. Cukup aku yang menyimpan rasa ini padanya. Aku selalu menghindari perasaan ini. Aku membuang jauh rasaku pada In Ha karena takdir menjadikan kami sebagai saudara. Aku yang memilih In Ha. Aku yang memilih In Ha untuk jadi bagian dari keluarga kami.

Aku masih ingat, ketika itu aku masih sangat kecil, sembilan atau sepuluh tahun usiaku. Eomma baru saja mengalami trauma akibat keguguran. Eomma sangat ingin memiliki anak, jadi kami pergi ke panti asuhan. Aku melihat bayi In Ha yang begitu cantik. Aku memilihnya. Aku mengatakan pada semua orang, dia yang akan menjadi adikku.

Tetapi perasaan itu semakin lama semakin tumbuh. Aku tak bisa menolaknya. In Ha tumbuh menjadi yeoja yang sangat cantik. Ia selalu tersenyum, ia tak pernah mengeluh meskipun mendapat perlakuan buruk dari Na Yeon maupun Eomma. Aku memperhatikan setiap gerakan In Ha, aku mengawasinya dan selalu khawatir jika ia semakin tumbuh dewasa.

Aku menjadi egois. Aku menyukai In Ha yang tak pernah berpacaran. Aku ingin memiliki ini Ha. Tapi sekali lagi aku berpikir kembali pada takdir kami. Sekalipun aku sangat mencintai In Ha, kami diciptakan untuk tidak bersatu. Aku hanya bisa menjadi sosok seorang Oppa bagi In Ha. Karena itu, aku mau saja saat dikenalkan dengan Cherry, yeoja cantik berambut merah itu. Siapa yang tak menyukai Cherry? Aku juga menyukainya. Aku ingin menikah dengan Cherry, jadi aku bisa segera melupakan perasaan terkutuk ini pada In Ha.

Aku menyesal, kenapa aku harus tahu perasaan In Ha yang sesungguhnya. Ia memiliki rasa yang sama denganku. Tapi aku sudah terlanjur memberikan hatiku pada Cherry. Aku ingin marah. Pada siapa? Pada Tuhan? Aku tidak berhak sama sekali untuk marah padaNya. Sekalipun, Ia memang mampu membolak-balik perasaanku seperti ini.

Aku mengusap wajahku kasar. Detak jarum jam kini kurasakan semakin keras. Waktu semakin berlalu, aku akan segera menikah. Terlambat, semuanya sudah terlambat!

Aku membuka pintu, mataku menangkap presensi In Ha di muka kamarnya. Ia menatapku gugup. Aku menelan ludah, kuharap aku bisa bernafas dengan biasa. Ia terlihat cantik dengan rok pendek di bawah lutut yang dipadu dengan sweater kedodorannya. Ku hembuskan nafas berat, memandang wajah yang semakin memerah itu membuatku sesak.

In Ha pergi. Ia berkencan dengan Jimin. Jadi ini, namja yang bernama Jimin. Aku tahu, ia memiliki perasaan yang tulus untuk In Ha. Matanya tak berbohong. Hanya In Ha yang ia lihat.

***

Ddrrtttt ddrrrttt...

Aku melirik ponselku yang telah bergetar beberapa kali tersebut. Cherry, ia menelponku. Tapi aku tak ingin bicara dengannya. Aku terlalu bingung dengan keadaan ini. Aku tak tahu harus bicara apa lagi dengannya.

Oppa!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang