Momentum

1.5K 172 31
                                    

Setiap kali aksi dan reaksi terjadi, momentum ditransfer dari satu benda ke yang lain.

Momentum dapat lebih sebanding dengan kecepatan karena memiliki arah dan massa.

Momentum adalah hasil perkalian antara kecepatan dan massa benda.

_________

In Ha

Aku keluar dari kamar dan menuruni tangga. Detak jantungku menggila tatkala tatapan mataku bertemu dengan Namjoon Oppa. Ia tersenyum manis hingga menampakkan lesung pipinya yang menawan. Aku memalingkan wajahku segera. Kuhirup oksigen sebanyak yang kubisa, aku tak mau mengawali pagi ini dengan khayalan belaka.

"Eomma, Appa, aku berangkat sekarang," kataku seraya membungkuk singkat pada mereka.

"Kau tidak sarapan?" tanya Eomma dan Namjoon Oppa bersamaan.

"Ah, aku tidak lapar," kataku. Namjoon Oppa berdiri, ia tidak mendekatiku. Aku melihat punggungnya menghilang di balik dapur. "Aku berangkat,"

"Oh, jangan lupa makan di kantin," seru Appa. Aku mengangguk. Kulihat Na Yeon berlarian turun tangga. Ia tampak tergesa-gesa, kedua tangannya sibuk mengikat rambut.

Dengan langkah gontai, aku keluar dari pintu depan. Udara pagi yang dingin menyambutku, aku menyilangkan kedua tangan di depan dada. Aku sudah memakai jaket, tapi rasa dingin akibat hujan semalam masih sanggup menusuk tulangku.

"In Ha ya! Kim In Ha!"

Aku menoleh saat kudengar suara yang tak asing di pendengaranku. Namjoon Oppa berlari ke arahku. Aku menelan ludah, kurasakan kedua pipiku memanas.

"Bawa ini!" katanya sambil mengulurkan sebuah kotak padaku. Aku hanya meliriknya. Kenapa ia menyuruhku membawa bekal?

"Apa ini?" tanyaku sambil mengedikkan dagu.

"Kau bisa makan ini di sekolah," kata Namjoon Oppa. Ia meraih tanganku dan meletakkan kotak itu. Aku tersenyum sinis. "Kau tidak mau sarapan. Wae? Kau diet?"

"Anniyo," kataku.

"Lalu kenapa kau kehilangan berat badan hingga seperti ini?" tanya Namjoon Oppa. Ia menyentuh pipiku hingga aku hampir terlonjak. "Lihat pipimu yang chubby telah berubah,"

"Aku tidak apa-apa," kataku bohong.

"Geotjimal!" kata Namjoon Oppa tegas. "Apakah pacarmu yang menyuruhmu diet?"

"Aku tidak punya pacar!"

"Geotjimal!" kata Namjoon Oppa lagi. "Cherry bilang, kau sedang menyukai seseorang. Siapa dia?"

"Kenapa jika aku menyukai seseorang? Apakah itu mengganggumu, Oppa?" tanyaku keras.

"Oh, aku sangat terganggu!" kata Namjoon Oppa. Aku terperangah mendengar ucapan Namjoon Oppa. Mungkinkah dia cemburu padaku? Anniyo, itu tidak mungkin. "Aku terganggu jika namja itu hanya menyakiti hatimu. Katakan siapa dia, Cherry bilang kau menyukai namja yang sudah memiliki pacar,"

"Oppa tak perlu tahu," kataku.

"Wae?" tanya Namjoon Oppa. Aku terdiam, nafasku naik turun. Aku menahan seluruh emosi dalam hatiku. Oppa, kau sungguh tak tahu apa-apa. "Apakah dia Jimin?"

"Jiminie?" tanyaku balik. Hah, aku hampir tertawa konyol mendengar ucapan Namjoon Oppa. Oh, haruskah aku menyerukan namamu, Oppa, agar kau tahu siapa namja yang sudah membuatku seperti ini? Kau! Kau orangnya, Oppa!

Oppa!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang