Dua bulan sebelumnya ...
Panggilan telefon yang sedari tadi berbunyi segera diangkat.
Adam calling's
Punat hijau ditekan.
" hello Hanis? Kenapa tak angkat? Risau I tau " ucap Adam bernada risau
Hanis diam, dia sengaja tidak menjawab panggilan tersebut. Jujur hatinya tidak kuat dia masih bersedih dengan kematian orang tuanya. Tambahan pula lamaran kedua daripada Adam di hospital hari itu menganggu fikirannya.
Dia buntu. Dia tidak tahu sama ada dia patut terima lamaran tersebut atau mengabaikannya dan memulakan hidup baru di tempat lain.
" Hanis please say something jangan buat I macam ni " rayuan Adam menyentakkan lamunan Hanis
" sorry, awak nak apa? " jawab Hanis
" I miss you dear, kita jumpa malam ni nak? " pujuk Adam
Hanis memutarkan biji matanya tanda menyampah. Rindu konon abis pompuan dekat restoran hari tu kau nak campak mana?
" Hanis? Are you there dear? " panggil Adam apabila terasa seperti dia bercakap seorang diri
" ye, " balas Hanis pendek
" so you setuju la nak jumpa ni? Thanks a lot dear, I love you so much see you tonight " Adam segera mematikan talian kerana takut untuk mendengar bantahan daripada Hanis
Hanis terkebil² memandang handphone miliknya
What the fuck!
Ting tong!
" sape pulak yang datang pepagi buta ni hish " bentak Hanis sendirian namun kakinya tetap bergerak menuju ke pintu utama rumah tinggalan kedua² orang tuanya. Ya dia sekarang keseorangan. Abangnya Hariz Danial entah ke mana dia tidak pernah melihat kelibat abangnya sejak dari hari kematian ibu bapa mereka sampai la sekarang. Kecewa dengan sikap abangnya itu dia hanya membiarkan tanpa mencari dimana keberadaan Hariz.
Pintu dibuka.
" erk cari sape ye? " soal Hanis pelik apabila lelaki yang kelihatan seperti pengawal peribadi itu berdiri di hadapan rumahnya sambil memegang sebuah kotak dan sejambak bunga rose merah
" cik ni Hanis Sofea kan? " soal pemuda itu.
Hanis menggelengkan kepalanya. Pemuda itu mengerutkan dahinya. Sebentar kemudian Hanis segera menganggukkan kepalanya
" yang mana satu ye angguk ke geleng ni? " soal pemuda itu lagi
" ya saya. Sorry " ujar Hanis lalu tersengih malu
Sengal tak abis kau ni Hanis. Marahnya kepada diri sendiri.
" macam ni Tengku menyuruh saya agar memberi ni kepada cik " ujar pemuda itu lalu menghulurkan barangan yang dipegangnya sedari tadi
" ouh, eh kejap Tengku mana pulak ni? Setau saya, kawan saya yang bernama Tengku sorang je " ucap Hanis pelik namun hadiah tersebut tetap diambil. Rugi tau tak ambil sekali seumur hidup. Hehe
" yup Tengku Adam Mikael dan dia pesan agar cik memakai pakaian yang disediakan tepat jam 8 malam ni dia akan datang jemput cik. Tu saja. Terima kasih " pfft bodyguard ke robot ni
Hanis hanya membuat tanda ' Ok '
...
Cahaya matahari itu menyilaukan matanya. Hanis cuba mengosok matanya berkali². Otaknya cuba diproses
Dia meraba² sebelah katilnya untuk mencapai jam loceng di atas meja namun tiba² terasa tangannya seperti ditarik
" got you sayang! " ujar suara garau itu
Wait a minute?
Malaun mana pulak yang main sorok² ni. Desis hati Hanis
" morning sunshine " ucap suara itu lagi
Eh kejap macam kenal je
Hanis segera membuka matanya seluas mungkin.
" apa awak buat dekat sini? Kenapa kita dekat sini? " soal Hanis kalut
" relaks la darl kita cuma have fun malam tadi you seksi sangat dengan dress yang I bagi malam tadi but sekarang you're more sexy without any clothes " ujar Adam mengoda. Bahu Hanis dielus perlahan. Sejak dari tadi dia memerhatikan tidur Hanis yang nyenyak nafsunya cuba ditahan sedaya mungkin
" apa semua ni Adam? Apa awak buat ni? You promise nak jaga I tapi you... " Hanis tidak mampu meneruskan kata²nya dia menekup muka dengan tangannya. Perlahan² dia menangis
Adam kaku.
" Hanis, I am sorry dear semalam you okey je kenapa you nak nangis pulak lagi pun kita tak buat apa² pun plus I belum tebuk you punya baby " ujar Adam
Hanis segera menoleh ke arah Adam. Dia inginkan kepastian
Adam seolah-olah mengerti segera menganggukkan kepalanya
Hanis dengan pantas memeluk tubuh kekar milik Adam
" wo wo behave dear " ucap Adam bernada mengusik
" thanks Adam " Hanis semakin mengeratkan pelukan di tubuh Adam. Terasa aman di dalam pelukan jejaka itu
" Hanisss " suara Adam seperti menahan keinginan yang dipendam sedari tadi
" hmmm " balas Hanis
" I tak tahan dear you make me horny " ucap Adam
Hanis segera melepaskan pelukan antara mereka.
" sorry " Hanis menggigit bibir
" don't do that " Adam memandang Hanis tajam
Perlahan² tangannya dibawa ke bukit indah milik Hanis dia meramas perlahan
Hanis sedikit mengeluh kenikmatan. Tangannya turut dibawa ke junior Adam yang sudah mengeras.
Dia mengocok junior Adam. Hanis mengangkat punggungnya lalu duduk dengan penuh berhati² di atas junior Adam. Dia menggosok kemaluannya di kepala takuk milik Adam. Mereka semakin hanyut di alam kenikmatan yang dicipta
" oh god it was so amazing sayang harder... " keluh Adam
Hanis hanya menurut perintah
Permainan berlanjutan sehingga beberapa minit sebelum kedua²nya saling mengeluh hebat" Ah aah Adam I'm coming " keluh Hanis
" me too dear ahh ahh " sahut Adam
Crett.. Crett.. Crett
" thanks darl " ucap Adam. Hanis melentokkan tubuhnya kepada Adam. Adam masih ralit bermain dengan buah dada milik Hanis
...
P/s ni sambungan bab prolog ye. Jangan marah noh
YOU ARE READING
The Temptation Of Wife
RomansHanis Sofea - berkahwin dengan Adam merupakan kerelaannya sendiri. Namun siapa sangka dia dijadikan boneka Dia dipergunakan. Sakitnya hanya tuhan yang tahu Perkenalan antara dia dan Inspektor Shahrul membibitkan rasa cinta Dia curang? Tak! Dia hany...