5. Pelaksanaan Step 3

421 51 61
                                    

5. Pelaksanaan Step 3; Mantan Pembawa Kegagalan

◎◎◎

Day - 1

Kini Nana, Rara, Vally dan Nayla sedang berada di perpustakaan. Bukan kok, mereka bukan anak kutu buku yang suka ngerem di perpus sampai bertelor.

Mereka di sini hanya sedang memperhatikan seorang laki-laki yang sibuk memilih buku di salah satu rak yang berisi kumpulan komik.

"Beraksi, Na, beraksi!" Rara, Nayla dan Vally mendorong bahu Nana pelan.

Perempuan dengan rambut yang digerai itu pun mengambil napas panjang, kemudian menghembuskannya dengan perlahan.

"Doain gue ya," katanya sebelum beranjak dari kursi dan melangkah ke arah rak komik.

Nana menatap Deva dalam, anak laki-laki itu tampak serius, bahkan tidak sadar kalau sekarang ada Nana di sampingnya.

Nana mendongak ke arah rak teratas kemudian berjinjit dan mulai menaikan tangannya untuk meraih salah satu buku.

Melihat Deva yang bergeming, Nana pun berdeham, "ekhem," ia menatap Deva sejenak, "aduh tinggi banget sih anjir, gue gak nyampe."

Deva akhirnya menoleh, menatap Nana dan tersenyum geli, "eh—hai, Tri, di sini juga?"

Nana balas tersenyum, "iya nih, mau baca buku yang itu, tapi gak nyampe mau ngambilnya," perempuan itu mendongak, menunjukan buku yang ingin ia ambil.

Deva tertawa, "yaudah sini, biar gue aja yang amb—"

"Deva!"

Kedua orang tersebut menoleh ke arah sumber suara yang berasal dari belakang punggung Deva.

Cacil.

Cacil berlari kecil ke arah Deva dan langsung menarik ujung seragam Deva, "ambilin buku yang di sana dong, gue nggak nyampe," Cacil menunjuk ke arah rak lain yang berada di seberang rak komik.

"Dasar kuntet," Deva mengacak rambut Cacil sejenak sebelum menoleh ke arah Nana, "gue duluan ya, Tri, nanti gue panggilin temen gue buat ambilin buku lo."

"Loh?"

Setelah itu, Deva dan Cacil berjalan menjauh, meninggalkan Nana yang masih menganga menatap kepergian Deva dengan mantan kekasihnya.

God dammit!

Pelaksanaan Step 3 #1 Mission Failed

◎◎◎

Suasana kantin pada jam istirahat kedua memang tidak seramai di jam istirahat pertama. Tapi tetap saja semua murid harus berdesak-desakan saat ingin memesan.

"Kali ini lo gak boleh gagal lagi, oke?" Rara menepuk bahu sahabatnya untuk memberikan support.

"Iya! Gak boleh gagal!" kini Nana mengepal kedua tangannya di atas meja.

Saat dilihatnya Deva berdiri di meja terpojok kantin dan bermaksud untuk berjalan menuju stan mie ayam kesukaannya, Nana ikut pula berdiri.

"Semangat Astri!" Vally menyalurkan keberaniannya secara tidak langsung yang dibalas senyuman geli dari Nana, tentu saja karena sebutan Astri itu.

Nana mengulum bibirnya dan mulai berjalan menuju stan mie ayam bersamaan dengan sampainya Deva di tempat itu.

"Loh? Ketemu lagi," Nana mengakhiri ucapannya dengan kekehan ringan.

After TenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang