Btw guys, im so sorry krn dr 2 part sebelumnya gue nulis part Nana Dimas mulu.
Idk. Serius deh.Tapi emang lagi pengen nguatin feel keduanya aja sebelum mereka harus dipisahkan
HAHAHA *tawajahat*
Part ini juga ttg Nana Dimas lagi. ehe.
Dan cuma 1 scene aja.
Jadi semoga kleyan ga bosen ya hehe..
23. Step 6; Salah Target;
Curhat Colongan∞∞∞
Saat ini Nana dan Dimas sudah berada di mobil. Dimas sedang memberikan karcis kepada petugas, sedangkan Nana sibuk membuka dompet yang laki-laki untuk mengeluarkan sejumlah uang.
"Tiga puluh empat ribu,"
Lantas Dimas menoleh ke arah kiri dan menerima lebaran uang berwarna biru yang diberikan Nana. Setelah menerima kembalian, Dimas pun mulai menginjak pedal gas dan melanjutkan perjalanan mereka ke rumah Nana.
Sekarang jam sudah menunjukan pukul 9 malam, namun perempuan yang mengenakan hoodie putih milik Dimas itu sudah menelepon orang tuanya untuk mengizinkan ia pulang telat. Awalnya Alona sempat mau marah, nada bicaranya sudah berubah menjadi dingin, apalagi sewaktu ia bertanya Nana pergi dengan siapa. Nana hanya dapat menghela napas panjang sampai Alona mengulang pertanyaan itu dengan nada yang lebih tinggi.
"Sama siapa, Kak?!"
"Sama Dimas, elah, Dimas. Sinis banget sih Mama," kira-kira itu lah jawaban Nana dua jam yang lalu, saat telepon dari Alona masuk ke ponselnya.
Namun, mendengar nama itu, Alona langsung seperti es batu dipanasin. Leleh gitu. Suaranya juga langsung lembut, membuat Nana memutar bola matanya berulang kali saat Alona terus-terusan memuji Dimas lewat telepon, hingga berakhir Nana yang mematikan telepon itu secara sepihak.
"Woi," panggilan itu berhasil mengambil seluruh perhatian Nana, karna mulanya perempuan itu hanya menatap jalanan yang gelap sembari memikirkan percakapan ia dan ibunya yang masih meninggalkan kekesalan di hati.
"Hah? Apaan?" ia menoleh cepat ke arah laki-laki di sisinya.
Dimas ikut menoleh, tapi tak lebih dari tiga detik karena ia harus kembali fokus pada jalanan. "Lo gak denger gue ngomong dari tadi?"
"Hah?" Nana menggaruk kepalanya bingung, lalu mengangguk, "Denger ko, tapi gue gak tau mau jawab apa."
"Kan," Dimas berdecak. "Tolol deh. Padahal gua gak ngomong apa-apa dari tadi."
Nana memutar bola mata dan balas berdecak, "Nyebelin ya lo."
"Lagian mikirin apaan sih? Minum aqua sana, biar fokus."
"Sukanya yang satu lagi, yang ada manis-manisnya,"
"Yeu, itu mah gue,"
"DIH, NAJIS AJA!"

KAMU SEDANG MEMBACA
After Ten
Teen FictionI'm just too afraid of being the only one who falls || Copyright © 2017, Michelle Kimberly - All Rights Reserved