Terlihat seorang yeoja menengok ke kanan dan ke kiri, sepertinya ia sedang menunggu seseorang."Kau menungguku lama?"
"Mark sunbae?"
"Jangan panggil aku sunbae."
"Lalu panggil apa?"
"Sayang."
Mark tertawa kecil melihat ekspresi Koeun saat ini.
"Tidak². Panggil oppa saja."
Koeun mengangguk menyetujui permintaan Mark.
"Ayo kita berangkat."
Ajak Mark sambil menggandeng tangan Koeun. Saat hendak pergi seseorang memanggil Mark dan membuat Mark menoleh ke sumber suara.
"MarkLee!"
"Wae?"
"Aniya. Ayo pulang bersama."
"Aku mau main dengan Koeun."
Ucap Mark sambil melirik Koeun. Haechan mengangguk lalu pamit pergi kepada Mark dan Koeun.
"Baiklah. Aku pulang dulu."
"Okee hati-hati Haechan-ah. Yasudah, ayo kita pergi, Koeun-ah."
"Ne oppa."
-----
Hina duduk² di tepi lapangan basket. Ia menunggu Chenle tapi yang di tunggu tidak datang². Sambil menunggu Chenle, Hina bermain game yang ada di handphone-nya.
"Ayo kita latihan!"
"Ayo... Jaemin? Kok kau? Mana Chenle?"
"Dia ada urusan, jadi aku yang melatihmu."
Ucap Jaemin cuek sambil memantulkan bola basket. Tanpa babibu Hina menaruh handphone-nya di tas lalu menghampiri Jaemin.
Jaemin memulai mengajarkan beberapa teknik tambahan kepada Hina, ia memperhatikan Jaemin dengan serius.
"Sekarang kau coba masukan bola ke ring basket itu."
Suruh Jaemin dan melemparkan bola itu ke Hina. Betapa kagetnya Hina saat Jaemin melempar bola ke arahnya dan dia belum siap menerima.
"Aww."
"Mangkanya fokus!"
"Hissh.. Lebih enak dilatih Chenle daripada Jaemin."
"Kau bilang apa?"
"Tidak!"
"Sana latihanlah."
Hina daritadi menggerutu sambil men-dribble bola. Ingin rasanya ia membalas perbuatan Jaemin tadi. Tapi ia mengurungkan niatnya itu. Hina mencoba melempar bola ke ring basket.
Bruukk..
"Aww!"
Jaemin menoleh ke sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari Hina yang sekarang sedang tergeletak di lapangan basket.
Jaemin berlari ke Hina dan membantu Hina untuk berdiri. Saat akan berdiri Hina jatuh lagi dan cepat² Jaemin membawanya ke tepi lapangan.
"Kakimu terkilir Hina-ya."
"Kakiku sakit Jaemin-ah."
"Kita sudahi saja latiannya."
Hina menuruti apa yang Jaemin katakan. Jaemin menyuruh Hina untuk istirahat sedangkan Jaemin mengembalikan bola basket ke ruang olahraga.
Setelah kembali dari ruang olahraga, Jaemin memutuskan untuk mengantarkan Hina pulang. Sebelumnya Hina menolak niat baik Jaemin, tapi karna Jaemin memaksa akhirnya Hina mengijinkannya untuk mengantarkannya pulang.
Jaemin membantu Hina untuk berjalan ke halte bis. Hina melingkarkan tangan kanannya di leher Jaemin membuat wajah mereka hanya tinggal berapa cm lagi. Mereka saling pandang cukup lama, pandangan mereka buyar saat petir menyambar. Dan mulai lah turun hujan.
"Kenapa bis-nya tidak datang²?"
"Aku juga tidak tahu."
"Hina-ya, apa rumahmu jauh?"
"Tidak terlalu."
"Yasudah kita jalan kaki saja."
"Kau gila? Ini hujan deras Jaemin-ah."
Jaemin mendudukkan Hina di tempat duduk yang ada di halte, lalu melepas jas sekolahnya.
"Kita pake ini saja."
"Tapi Jaemin.."
"Sudah diamlah. Ayo kuantarkan kau pulang."
Mereka pun pulang dengan berpayungkan jas milik Jaemin. Jaemin harus membantu Hina yang kesusahan untuk berjalan. Sesekali Jaemin melirik Hina, tapi yang dilirik tidak mengetahuinya.
Tidak butuh waktu lama, mereka sudah sampai di depan rumah Hina.
"Gomawo, Jaemin-ah sudah mengantarkanku pulang."
"Ne."
"Kau tidak mau masuk dulu?"
"Tidak usah aku pulang saja."
"Eh.. Tunggu sebentar."
Hina masuk ke dalam rumahnya mengambil payung untuk Jaemin.
"Pakailah ini."
"Gomawo."
Jawab Jaemin dan dipakailah payung milik Hina.
"Aku pulang dulu. Annyeong."
Pamit Jaemin yang dibalas lambaian tangan dari Hina. Hina kembali masuk dan sudah ada Yuta disana.
"Dengan siapa kau? Dan kenapa kakimu?"
"Itu Jaemin. Kakiku terkilir oppa."
Yuta menghampiri adiknya itu, terlihat raut wajah khawatir dari muka Yuta.
"Kok bisa?"
"Aku tadi jatuh."
"Lain kali hati-hati, Hina-chan."
"Ne oppa."
Hina yang hendak untuk ke kamarnya, memberhentikan langkahnya saat Yuta memanggilnya.
"Itu Jaemin namja yang meliatimu terus?"
"Ne. Wae?"
"Tidak, dia cocok juga denganmu."
Ujar Yuta tersenyum menggoda Hina lalu pergi meninggalkannya. Hina hanya membulatkan matanya mendengar apa yang kakaknya ucapkan barusan.
"Dia sama saja seperti Koeun, Herin dan Yeri. Sama² menyebalkan!"
TBC..
Jelek + Hancur ni ceritanya-_-
Jujur lebih suka manggil donghyuk daripada haechan wkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma • [ Jaemin - Hina]
FanfictionHina SMRookies Jaemin NCT Haechan NCT Lami SMRookies Hina menyukai Jaemin. Tapi Haechan menyukai Hina. Lalu apa yang akan Hina lakukan? Tetap menyukai Jaemin? Atau menyerah, dan akhirnya membalas perasaan Haechan? Create by : exo88_bbh ===== Start :...