chapter 10

646 60 1
                                    


Hari ini Hina datang lebih awal daripada biasanya. Karena itu teman-temannya melihatnya dengan tatapan tidak percaya.

"Omg! Hina masuk pagi."

Teriak Herin yang mendapat omelan dari Hina.

"Maksudmu? Hey, seharusnya kau bangga temanmu ini masuk pagi."

"Iya iya, cerewet."

Herin pun kembali ke aktivitas sebelumnya, yaitu membaca novel kesukaannya.

"Tumben kau datang pagi?"

"Iya. Yuta oppa ada urusan pagi² sekali, jadi aku juga harus bangun pagi segala."

"Oh.."

Sebelumnya keadaan kelas hening dan tenang. Tapi keadaan berubah menjadi kacau dan ramai karena Koeun datang.

"Hinaaa!!!!"

"Hey? Apa²an sih. Datang² teriak²!"

Sekarang Jeno lah yang angkat bicara, dan mendapat omelan dari Koeun. Yeri yang stress melihat mereka berdebat, akhirnya melerai mereka berdua.

"Sudah berhenti! Pagi² sudah bertengkar."

Koeun menatap Jeno sinis dan sesekali mengejek Jeno, begitu juga dengan Jeno.

Koeun melupakan masalahnya dengan Jeno dan sekarang ia menghampiri Hina yang sedang asik mendengarkan lagu.

"Hina-ya?"

"Wae?"

Jawabnya sambil melepas earphone-nya.

"Aku mau tanya kepadamu."

Kata Koeun dengan nada yang bisa dibilang serius.

"Baiklah, sidang di mulai."

Ujar Koeun sambil memukul-mukul meja milik Hina. Hina, Yeri dan Herin hanya menatap Koeun aneh.

"Oke. Kepada saudari Hina jawab pertanyaanku dengan jujur!"

"Ada apa denganmu Koeun-ah?"

"Kau kemarin pulang berdua dengan Jaemin, kan? Aku melihat Jaemin memayungimu dengan jas-nya?"

"MWO!?"

Kaget Yeri dan Herin serentak. Saat ini Hina tidak bisa berkata apa-apa. Sekarang yang di pikirannya adalah

'Bagaimana dia bisa tahu?'

-----

Hina POV

"Kau kemarin pulang berdua dengan Jaemin, kan? Aku melihat Jaemin memayungimu dengan Jas-nya?"

Aishh~ bagaimana Koeun bisa tahu kalau aku kemarin sedang bersama Jaemin? Kalau begini bisa² mereka akan menggodaku dengan Jaemin. Ya tuhan, tolong aku.

"Benarkah itu, Hina-ya?"

"Eh?"

Aku bingung harus menjawab apa kepada Herin, Yeri dan Koeun. Apa aku harus jujur? Tapi kalau bohong, Koeun sudah ada bukti. Hmm.. Mau gimana lagi, aku harus jujur kepada mereka.

"Ya. Aku kemarin pulang dengan Jaemin."

"Haaaaaa?!"

"Lagian aku gaada apa² dengannya. Sungguh!"

Ucapku meyakinkan mereka semua. Tapi sepertinya mereka belum percaya sepenuhnya kepadaku.

"Kau menyukai Jaemin?"

Tanya Koeun mendekatiku sambil menyipitkan matanya. Sekarang ini aku benar² tersudutkan, mereka semua mengintrogasiku seperti aku ini adalah bandar narkoba yang sedang tertangkap basah.

"Aniya."

"Bohong!"

"Aku tidak berbohong!"

"Bo.."

"Pagi semua."

Aaaa.. I LOVE YOU Ahn saem!! Betapa senangnya aku, gara² Ahn saem datang aku jadi tidak di tanya² lagi oleh Koeun, Yeri dan Herin. Terimakasih bu..❤❤

Hina POV end

-----

Jaemin POV

Bel pulang berbunyi. Aku segera berganti baju karena hari ini ada jadwal ekskul basket. Aku melihat Hina sedang berbicara dengan seorang namja dan sesekali dia tertawa karena namja itu. Jujur aku tidak tahu kenapa, aku tidak suka saja melihat mereka berdua.

"Jaemin-ah?"

"Aaah!"

"Wae?"

"Kenapa kau mengagetkanku?"

"Hehehe.. Mianhae. Ayo kita kumpul."

"Baiklah."

____

Daritadi aku melihat Hina dengan namja itu terus. Sebenarnya siapa sih namja itu? Sepertinya mereka dekat sekali.

Brukk..

"Aw!"

"Jaemin-ah? Gwaenchana?"

"Aku tidak apa-apa, Chenle-ya."

"Jeongmal?"

Aku hanya mengangguk dan saat ini Chenle membantuku untuk berdiri.

"Kenapa kau tidak fokus? Kau ada masalah"

"Aniyo. Hanya saja.."

Sekilas kulirik Hina, ternyata ia sedang memperhatikanku. Aku dan dia saling pandang cukup lama, dan akhirnya dia memalingkan wajahnya

"Hanya apa?"

"Eumm.. Hanya saja aku sedang lapar. Mangkanya aku tidak fokus."

"Lain kali berhati-hatilah."

Aku tersenyum kepada Chenle. Dan sekali lagi kulirik ke arah tempat Hina berada, tapi aku tidak melihatnya. Apa dia sudah pulang? Hmm mungkin. Lebih baik ku lanjutkan saja basketku.

Jaemin POV end

-----

Jaemin membuka pintu kamarnya dan melempar tasnya ke meja belajarnya. Ia merebahkan tubuhnya ke kasur dan memejamkan matanya sambil menghirup nafas lalu menghembuskannya.

Sedaritadi ia terus kepikiran Hina dan namja yang sedang bersama Hina. Ingin rasanya Jaemin bertanya langsung ke Hina, tapi untuk apa? Lagian Jaemin bukan siapa² Hina.

"Siapa namja itu? Apa pacarnya Hina? Semoga saja bukan."

Tok.. Tok.. Tok..

Seseorang mengetuk pintu kamar Jaemin, dan orang itu adalah Jaehyun.

"Wae?"

"Eomma dan Appa mengajak kita makan di luar."

"Tumben?"

"Sudah tidak usah cerewet. Kutunggu kau di bawah."

Jaehyun yang hendak pergi membalikan badannya lagi sebelum ia benar² pergi.

"Oya. Kau mandilah yang bersih. Kau bau tahu hahaha.."

Ejek Jaehyun dan dibalas lemparan bantal dari Jaemin.

"Kakak yang kejam!"

'Lebih baik aku menanyakan langsung ke Hina, besok. Ya aku akan menanyakannya besok!'

TBC..

Terima kasih yang sudah Comment❤

Dilemma • [ Jaemin - Hina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang