chapter 22

467 51 0
                                    


Tidak seperti biasanya, Hina masuk ke kelas dengan wajah lesu. Saat sampai di bangkunya ia segera tidur dan kedua tangannya sebagai tumpuannya. Koeun, Herin dan Yeri yang ada disana hanya memperhatikan sahabatnya itu dengan tatapan aneh.

"Wae?"

"Aku patah hati."

"Kenapa begitu?"

"Kemarin aku melihat Jaemin dengan seorang yeoja."

Jelas Hina dan mengangkat kepalanya menghadap ke sahabat²nya.

"Lami?"

"Lami??"

Tanya Hina balik yang mendapat anggukan dari Herin.

"Siapa dia?"

"Lami itu temannya Jaemin saat SMP. Dan mereka dulu sekelas."

Jelas Herin, Hina ber-o ria dan mengangguk. Seketika wajahnya yang tadinya suram(?) berubah menjadi ceria kembali.

"Aku tidak patah hati lagi."

"Wae?"

"Soalnya Lami hanya temannya Jaemin."

Ucap Hina dengan bahagia.

"Kalau mereka pacaran bagaimana?"

Pertanyaan Koeun yang satu ini membuat wajah Hina kembali suram seperti tadi.

"Jinjjayo?"

"Aniyo. Aku bercanda Hina chan!"

Goda Koeun sambil menyentil dahi Hina yang membuatnya meringis kesakitan.

"Oya. Jadinya siapa pengirim surat kemarin?"

"Oiya benar Yeri-ah. Siapa dia Hina-ya?"

"Renjun."

"MWO!?"

Koeun, Herin dan Yeri menjerit histeris mendengar siapa yang mengirimu Hina surat kemarin.

"Ada apa dia mengirimimu surat?"

Hina pun menceritakan apa yang terjadi di perpustakaan kemarin. Dan sekali lagi Koeun, Herin dan Yeri berteriak heboh.

"Oh My God! Aku kaget!"

Teriak Koeun heboh, membuat Hina hanya menggeleng tak mengerti.

"Lalu?"

"Ya ku tolak lah. Kan aku sukanya ke Jaemin."

Koeun, Herin dan Yeri mengangguk mengerti. Hina pun mengambil novel dan membacanya.

"Hina?"

Panggil Koeun sambil mengambil buku novel dari tangan Hina.

"Kau tembak saja Jaemin."

"MWO?!"

-----

Hina POV

Setelah pulang sekolah, aku pergi ke aula tempat anak² ekskul badminton berkumpul. Kulihat hanya aku, Haechan oppa dan beberapa anak yang lain.

"Hina?"

"Ne oppa?'

"Aku mau bicara sesuatu."

"Mwoya?"

Haechan oppa mengajakku menjauh dari anak² yang ada disana. Kurasa ini sangat penting, makanya Haechan oppa mengajakku menjauh dari yang lain.

"Kau dan aku dipilih untuk mengikuti lomba."

Jinjja? Lomba? Aku tidak tahu harus bagaimana tapi aku sangat senang sekali mendengarnya.

"Dan mulai besok kita harus berlatih. Karena lombanya minggu depan."

"Baiklah oppa. Akan kuusahakan."

"Okee."

Ujar Haechan oppa dan... Apa²an ini? Kenapa dia mengacak² rambutku? Menyebalkan!

"Hina!!"

Merasa ada yang memanggilku aku menoleh ke sumber suara. Dan kulihat Koeun berlari kearahku. Aku melihat nafasnya tersenggal-senggal.

"Wae?"

"Kucari ternyata kau disini."

"Kau tadi kemana?"

"Aku ke kantin sama Mark oppa hehehe.."

Ucap Koeun sambil cengengesan, astaga anak ini jika sudah berbicara tentang Mark oppa pasti sudah tak jelas, entah itu senyum² sendiri atau menggigit kukunya. Ya tuhan kenapa aku punya teman seperti ini.

"Koeun antarkan ke kamar mandi, kuy?'

"Okee."

Dijalan aku melihat Jaemin pulang bersama Lami dan sesekali Jaemin mengacak rambut Lami, aku tidak tahu kenapa tapi aku tidak suka melihatnya. Apa aku cemburu?

"Hina? Kalau kau berhenti bilang dong! Aku tadi bicara sendiri tahu!"

Aku terus memperhatikan mereka, seketika Jaemin menoleh ke arahku dengan cepat aku membalikkan tubuhku. Saat ku balik melihatnya, ternyata Jaemin sudah tidak ada.

'Apa dia pulang? Sepertinya begitu.'

"Hina-chan? Jadi ke kamar mandi tidak?"

"Tidak. Aku tidak jadi kebelet. Ayo kita kembali."

Aku segera membalikan badanku dan pergi, Koeun pun mengikutiku dari belakang.

'Apa dia pacarnya?'

Hina POV end

-----

Jaemin POV

Hari ini aku terpaksa pulang sendiri sebenarnya aku akan pulang bersama Chenle, tapi ternyata dia ada urusan otomatis aku pulang sendirian. Baiklah tidak apa.

Di lapangan aku bertemu dengan Lami dan bersama temannya. Aku pun menghampirinya dan berbincang dengannya.

"Kau ini."

Aku tertawa kecil dan mengacak rambutnya. Dia hanya cemberut dan itu adalah ekspresi yang kusukai dari Lami.

"Jangan mengacak rambutku!"

"Hahaha.."

Ku lihat Hina memperhatikanku dan Lami. Saat kulihat kembali ia membalikkan badannya. Apa dia cemburu?? Sepertinya dia benar² cemburu.

"Lami, aku pulang dulu. Bye."

Tidak tahu kenapa, tiba² aku merasa tidak enak dengan Hina dan langsung saja aku pamit kepada Lami untuk pulang.

Bis yang kutunggu datang, aku segera masuk dan mencari tempat duduk. Aku kepikiran dengan apa yang terjadi dengan Hina. Aku yakin jika ia sedang cemburu, buktinya ia melirikku sinis dan membalikkan badannya.

Kuhela nafasku kasar dan memasang earphone-ku. Kusandarkan kepalaku di jendela bis melihat pemandangan diluar jendela.

'Kurasa dia benar² menyukaiku.'

TBC..

Comment+like

Dilemma • [ Jaemin - Hina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang