Dilemma • [ Jaemin - Hina]

chapter 11

Karena kejadian kemarin, mulai hari ini Jaemin lah yang mengajari Hina latihan basket. Sebenarnya Hina ingin menolak, tapi ya mau tidak mau dia terpaksa harus mau diajar oleh Jaemin.

"Hina?"

"Hmm?"

"Sekarang rebut bolanya dariku."

"Aku tidak mau."

Hina melipat tangannya di dadanya sambil memasang wajah jutek. Jaemin mendekat ke arahnya, dan sekarang Hina hanya diam tak bergerak sama sekali.

"Cepat! Aku ada urusan!"

Bisik Jaemin ke telinga Hina, dan langsung melanjutkan latihan mereka.

Jaemin men-dribble bola dan terus berlari, Hina pun mengikuti perintah Jaemin untuk merebut bola darinya. Saat Hina berhasil mendapat bolanya Hina berlari dan memasukan bola kedalam ring.

"Yeeyyyy!"

Hina melompat bahagia, Jaemin tertawa kecil melihat tingkah laku Hina dan menghampiri Hina.

"Kita sudahi latihan hari ini."

"Baiklah."

Jaemin dan Hina beristirahat di tepi lapangan sambil meminum air yang mereka bawa. Seketika Jaemin ingat bahwa ia akan bertanya ke Hina siapa namja yang bersamanya kemarin.

"Hina, aku mau tanya sesuatu?"

"Tanya apa?"

"Itu..."

Drrtt.. Drrttt..

Handphone Hina berdering, ia pun izin kepada Jaemin untuk menganggkat telpon-nya sebentar.

"Sebentar Jaemin-ah."

'Yeobeoseoyeo?'

'....'

'Ne.'

'....'

'Ne. arrasseo.'

Hina mematikan telponnya dan memasukan handphone-nya ke dalam tas-nya.

"Kau tadi mau bilang apa?"

"Tidak jadi."

"Kenapa?"

"Aku lupa mau bilang apa."

Jawab Jaemin yang di balas anggukan dari Hina. Hina segera memasukan botol-nya ke dalam tas.

"Jaemin-ah, aku pulang duluan."

"Hmm."

Jaemin terus memandangi Hina dari kejauhan dan tanpa ia sadari, Jaemin tersenyum tipis kearah Hina.

"Hati-hati di jalan, Hina-ya."

-----

Hina POV

Tadi Yuta oppa menelfonku jika dia ada urusan mendadak jadi tidak bisa menjemputku. Aisshh.. Menyebalkan sekali dia-_-

Sepertinya aku sial sekali hari ini, Yuta oppa tidak bisa menjemputku, dan sekarang aku tidak memegang uang sama sekali:( uang-ku habis kubuat makan saat istirahat tadi. Terpaksa aku harus berjalan kaki sampai rumah.

"Hmm SEMANGAT HINA-CHAN!"

Ucapku menyemangati diriku sendiri. Aku melewati jalan alternatif, dan jalanan ini sepi sekali. Aku melihat segerombolan namja mabuk-mabukan mendekatiku.