chapter 44

530 40 0
                                    


Pagi-pagi sekali, Lee seongsaenim sudah sibuk mengatur siswa-siswa untuk upacara. Hina cs dengan cepat turun kebawah untuk upacara.

"Kau sakit?"

Tanya Herin dengan wajah yang sedikit cemas memperhatikan wajah Hina yang pucat.

"Hanya pusing."

"Minggirlah."

"Tidak usah aku baik-baik saja."

"Baiklah kalau ada apa-apa panggil aku ya?"

Hina mengangguk menuruti perintah Herin dan kembali ke tempat semula.

-----

Jaemin POV

"Ayo cepat turun!"

"Ne saem. Aw!"

Aku memegang pantatku yang kesakitan karena dipukul oleh Lee seongsaenim, dan segera pergi untuk upacara.

Upacara berlangsung dengan lancar, dan sekarang adalah pidato(?) dari kepala sekolah. Bagian inilah yang paling kubenci dalam kegiatan upacara.

"Kau sakit?"

Tanpa sengaja aku mendengar percakapan antara Herin dan Hina. Mendengar itu pikiranku, jadi tidak karuan. Apa Hina sakit?

"Hanya pusing."

"Minggirlah."

"Tidak usah aku baik-baik saja."

'Bodoh, bagaimana bisa dia bilang bahwa dia baik-baik saja?'

Sesekali aku melirik ke arah Hina untuk melihat keadaannya. Tidak tahu kenapa, pikiranku seketika kacau tidak karuan, saat memikirkan Hina.

"Ada apa denganku?"

Bruukk...

"Hina?!"

Aku mendengar Herin, Yeri dan Koeun teriak menyebut nama Hina. Aku melihat Hina pingsan dan langsung saja aku menggendongnya dan membawanya ke UKS.

"Ajhumma? Tolong temanku."

Teriakku panik sambil menggendong Hina yang pingsan.

"Taruh di ranjang yang ada disana?"

Tunjuk penjaga UKS tersebut. Tanpa babibu, aku langsung membaringkannya dan melepas sepatunya.

"Hina? Bangunlah?"

Panggilku sambil menepuk pipinya pelan, saat ini akh benar-benar panik, karena... Orang yang kucintai sedang terluka.

"Jaemin-ah? Kau tunggu diluar sebentar, dia akan kami periksa."

"Baiklah."

Jaemin POV end

-----

Koeun berjalan bolak-balik, cemas memikirkan keadaan Hina yang tadi pingsan saat upacara berlangsung.

"Koeun? Tenang. Hina pasti tidak apa-apa."

Ucapa Herin bermaksud untuk menenangkan Koeun yang sekarang sedang cemas. Sesekali Koeun mengigit kukunya karena cemas.

"Aku takut ada apa-apa dengannya."

"Koeun-ah? Percaya padaku, Hina tidak apa-apa, okay?"

Hibur Yeri sambil tersenyum manis kearah Koeun dan mendapat anggukan dari Koeun.

'Aku akan selalu mendoakanmu, Hina.'

-----

Dokter sudah memeriksa Hina dan mengatakan pada Jaemin, jika Jaemin sudah boleh menjenguknya.

Jaemin mendekati Hina yang sedang tertidur pulas dan bibirnya terangkat saat melihat Hina yang sedang tidur.

"Hina? Cepatlah sembuh."

Ucap Jaemin sambil mengelus rambut Hina pelan agar Hina tidak terbangun.

"Hina-ya?"

Panggil Jaemin, tapi percuma Hina tidak mungkin mendengarnya karena ia sedang tertidur dengan pulas.

"Ini ku belikan susu, jangan lupa kau minum, agar kau sehat kembali. Aku tahu kau pasti tidak mendengar kata-kataku. Jadi ku tinggalkan surat disini."

Jaemin meletakkan susu yang ia beli dan surata di samping ranjang Hina.

"Aku akan kembali ke kelas dulu, cepatlah sadar!"

Saat hendak pergi, sebuah tangan meraih tangan kiri Jaemin dan membuat Jaemin terkejut dan membalikan badannya dengan cemas.

"Jaemin-ah? Tunggu!"

TBC...

Entahalh cerita apa ini, ku tak tahu:v

Dilemma • [ Jaemin - Hina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang