chapter 2

1.1K 91 1
                                    


Hari ini, hari kedua MPLS. Hina sangat bersemangat untuk sekolah, ah.. Lebih tepatnya untuk bertemu Renjun.

"Hina-ya? Oppa tidak bisa menjemputmu nanti."

"Gwaenchana oppa, aku pulang sendiri saja."

"Baiklah, aku pergi dulu."

"Okay, bye~"

Yuta melajukan mobilnya pergi menjauh dari sekolah Hina. Seorang namja mendekati Hina yang hendak masuk ke sekolah.

"Cewek?"

"Eh? Renjun-ah?"

"Pagi Hina-ya?"

"Pagi juga Renjun-ah."

"Ayo bareng ke kelas."

"Ne, kajja!"

Betapa senangnya Hina, pagi-pagi ia sudah bertemu pujaan hatinya. Bukan sekedar bertemu, tapi Renjun mengajaknya ke kelas bersama, saat ini pipi Hina benar-benar merah seperti tomat.

'Oh tuhan. Aku malu... Tapi aku suka hihihi..'

-----

Kelas Jaemin sekarang ini sedang mengadakan rapat, memutuskan pensi apa yang akan mereka tampilkan besok.

"Bagaimana kalau kita bernyanyi dan bermain gitar?"

"Ide bagus."

"Kau bawalah gitar."

"Okay bisa diatur."

Chenle sedaritadi memperhatikan Jaemin yang hanya diam tidak berkata sekatapun.

"Kau kenapa?"

"Aniya, hanya sedang ngantuk saja."

"Ohh.. Jaemin-ah?"

"Wae?"

"Tidak jadi, aku lupa mau bilang apa."

Jaemin hanya ber-'o' ria dan mengangguk. Jaemin kembali melakukan aktivitas sebelumnya, tidur. Di lain tempat, kelas Hina sedaritadi debat pensi apa yang akan mereka tampilkan besok.

"Hey, jadinya apa?"

"Menari?"

"Jangan."

"Bagaimana kalau bernyanyi dan bermain gitar?"

"Baiklah. Siapa namamu?"

"Renjun."

"Baiklah Renjun, besok kau yang tampil, bagaimana?"

Renjun mengangguk menyetujui perintah ketua kelas. Tanpa ia sadari sedaritadi Hina terus memperhatikan Renjun. Karena tingkah laku Hina itu membuat Koeun aneh terhadapnya.

"Hina?"

Panggil Koeun, tapi tidak di respon oleh Hina.

"Hina?"

Sekali lagi Koeun memanggil Hina, tapi Hina masih tetap tidak menghiraukannya. Karena kesal, Koeun menyenggol siku Hina membuat Hina kaget.

"Hina!"

"Ah? W-wae Koeun-ah?"

"Daritadi ku panggil kau tidak meresponku."

"Hehehe.. Mianhae."

"Kau memperhatikan siapa? Renjun?"

"Hey, kecilkan suaramu!"

"Oh.. Mian². Kau memperhatikan Renjun?"

Tanya Koeun sekali lagi, tapi dengan nada yang di kecilkan. Hina mengangguk mantap.

"Kau menyukainya?"

"Sepertinya."

"Leh? Kok sepertinya?"

"Aku bingung, aku menyukainya atau tidak."

"La perasaanmu bagaimana?"

"Aku senang saat dengannya."

"Berarti kau menyukainya, babo! Gitu saja tidak tahu."

Koeun menjitak Hina kesal. Hina hanya cemberut gara-gara perilaku Koeun terhadapnya. Kekesalan Hina meredup saat Renjun memperhatikannya.

"Ya tuhan, dia memperhatikanku."

Sekarang ini hati Hina sedang berbunga-bunga karena Renjun memperhatikannya.

'Kenapa dia memperhatikanku? Apa dia....... Menyukaiku?'

-----

Hina POV

Aku sedaritadi menunggu Yuta Oppa, dan sesekali aku mengecek ke arah jam tangan. Pukul 3. Tapi Yuta Oppa belum juga datang, seketika aku ingat... Kalau Yuta Oppa tidak bisa menjemputku. Aigoo~ aku sudah pikun, aku sudah tua ternyata. Huuu... Terpaksa aku pulang sendiri, gwaenchana Hina strong kok ya!💪

"Hina-ya?"

Aku merasa seseorang memanggilku, dan itu suara... Renjun.

"Ne?"

"Kau pulang sendiri?"

"Ne."

"Ayo kuantar."

"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri."

"Hei sudah tidak apa-apa, ayo naiklah ku gonceng sini."

"Eum.. Baiklah."

Aku naik ke sepeda Renjun. Oya tuhan, apa ini mimpi? Sekarang aku di gonceng Renjun? Namja yang kusukai? Apa ini mimpi? Semoga tidak.

"Rumahmu dimana?"

"Lumayan jauh sih. Memang tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, aku juga ingin tahu rumahmu."

Ya tuhan! Saat ini aku ingin memberhentikan waktu. Tolong diperlambat ya tuhan. Buatlah jalanan macet, agar aku bisa berduaan lebih lama dengan Renjun😂

"Rumahmu yang mana?"

"Kau lurus saja dulu, nanti ada perempatan belok kiri. Rumahku no. 5."

"Okay."

Aku bahagia sekali hari ini. Tahu gitu, mending Yuta oppa tidak usah menjemputku terus hahaha...

"Sudah sampai."

'Yah.. Kenapa harus sampai😭'

"Terima kasih Renjun-ah."

"Sama-sama Hina."

"Mampir lah sebentar."

"Tidak usah, lain kali saja."

"Baiklah. Kalau begitu aku masuk dulu. Kau hati-hati di jalan."

"Baiklah. Hina?"

"Ada apa?"

"Ada sesuatu di rambutmu."

Omo! aku ini mimpi? Renjun memegang kepalaku. Rasanya aku ingin terbang ke langit.

"Aku pulang dulu. Bye~"

"Daah~"

'Apa dia juga menyukaiku?'

TBC....

Dilemma • [ Jaemin - Hina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang