chapter 33

409 47 0
                                    


Hina berjalan menuju bangkunya dengan lesu. Koeun, Herin dan Yeri saling tatap dan bertanya apa yang sedang terjdi dengan Hina.

"Kau kenapa, Hina-ya?"

"Aniya."

"Bohong. Ceritalah kepada kami."

"Iya, bagaimana rencanamu kemarin?"

Tanya Koeun dan Herin penasaran. Sebelum menjawab Hina menunduk dan menghela nafasnya pelan lalu menghadap ke Koeun, Herin dan Yeri.

"Jaemin... Jaemin..."

"Jaemin kenapa?"

"Dia sudah punya pacar. Pacarnya adalah Lami."

Mendengar itu Koeun, Herin dan Yeri merasa iba melihat Hina yang sekarang sedang menahan tangisannya. Mereka sangat tahu apa yang sedang sahabat mereka rasakan saat ini.

"Hina? Mianhae. Aku tidak bisa membantumu."

Koeun menggengam tangan Hina dan air matanya menetes membasahi pipinya.

"Koeun-ah, jangan menangis. Cukup aku saja yang bersedih."

Hina menyeka air mata Koeun. Tapi Koeun menghentikan tangan Hina.

"Kau sahabatku, yang kau rasakan aku juga ikut merasakan."

"Hina? Lupakan saja Jaemin."

Sekarang Herin lah yang angkat bicara. Yeri yang disana hanya mengangguk, menyetujui perkataan Herin.

"Aku tak bisa."

"Kenapa?"

"Karena aku sudah terlanjur serius menyukai Jaemin."

Hina mencoba untuk menahan air matanya agar tidak jatuh, Koeun yang ada disana langsung memeluk sahabatnya itu.

"Jangan bersedih. Kau pasti akan mendapat yang lebih baik daripada Jaemin."

-----

Jaemin POV

Pulang sekolah, aku menunggu Lami di depan gerbang sekolah untuk mengajaknya pulang bersama. Mataku tidak berhenti mencari keberadaan Lami.

"Kemana dia?"

Aku terus menengok ke kanan dan ke kiri mencari keberadaannya tapi yang kutemui bukanlah Lami tetapi Hina. Saat ia lewat, ia hanya menunduk tanpa melirikku sama sekali, apa ia sakit hati karena kemarin? Entahlah.

"Jaemin-ah?"

"Lami-ah?"

"Ayo kita pulang."

Lami menarikku untuk berjalan bersebelahan dengannya. Seperti biasa kita menunggu bis di halte yang tidak jauh dari sekolah.

"Kau sudah makan, Jaemin-ah?"

"Sudah."

"Aku belum. Kita beli makan dulu, ya?"

"Baiklah."

_____

"Ini pesanannya."

"Terima kasih. Jaemin kau yakin tidak mau makan?"

Aku hanya mengangguk dan meminum pesananku tadi. Aku terus saja kepikiran Hina yang tadi sepertinya ia tidak bersemangat sekali saat di kelas. Selama ini aku mengenalnya sebagai gadis yang ceria dan selalu tersenyum. Tapi hari ini, aku tidak melihatnya sama sekali. Aku seperti kehilangan... Sosok Hina yang ku kenal.

Dilemma • [ Jaemin - Hina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang