chapter 7

718 59 1
                                    


Setelah pulang sekolah, semua murid baru yang memilih ekskul bulutangkis disuruh berkumpul di kelas A1.

"Okee saya MarkLee, kalian semua saya kumpulkan disini untuk menulis formulir kembali, dan dikumpulkan hari ini juga, mengerti?"

"Ne sunbae."

"Haechan? Mana formulirnya?"

Namja bernama Haechan itu pun masuk dan membagikan formulirnya. Saat membagikan, Haechan berhenti sebentar dan memperhatikan Hina sejenak, cukup lama. Sampai Mark membuyarkan lamunannya.

"Hey, cepatlah!"

"Ne."

Setelah semua murid sudah mendapat formulirnya, merekapun mulai menulis identitas mereka masing-masing. Sedaritadi Haechan terus memperhatikan Hina dan sesekali ia tersenyum. Karena tingkah lakunya yang aneh membuat Mark bertanya kepadanya.

"Kau kenapa?"

"Kau tahu yeoja yang duduk disana?"

Tunjuk Haechan memberi tahu Mark. Mark pun mengangguk mengerti.

"Kau menyukainya, Haechan-ah?"

"Sepertinya begitu."

"Aigoo~ ternyata anak ini suka ke hoobae-nya sendiri."

Ucap Mark sambil menepuk pundak Haechan pelan. Koeun sedaritadi memperhatikan Mark dan Haechan yang menunjuk ke arah Hina dan sesekali Haechan tersenyum ke arah Hina. Saat pulang Koeun menceritakan ke Hina apa yang ia lihat tadi.

"Hina?"

"Apa?"

"Kau merasa tidak?"

"Merasa apa?"

"Daritadi Haechan sunbae memperhatikanmu terus."

"Jinjja?"

Koeun mengangguk mantap menjawab pertanyaan Hina.

"Aigoo~ apa lagi ini habis Jaemin sekarang Haechan sunbae. Oya tuhan, tolong aku."

"Wahh.. Belum satu bulan kau sekolah disini, sudah 2 namja yang memperhatikanmu."

Hina memutar bola matanya malas menanggapi ucapan Koeun barusan.

"Uri Hina famous anjirr wkwk."

"Anggap Fans ajalah ya."

-----

Jaemin POV

Hari ini Jaehyun hyung mengajakku main ke mall, tidak seperti biasanya ia begini. Aneh. Ia mengajakku ke toko buku. Aku berpisah dengan Jaehyun hyung, aku pergi ke tempat kesukaanku yaitu bagian buku komik.

"Jaemin-ah, kajja."

"Kau sudah menemukan bukumu, hyung?"

"Sudah."

Aku dan Jaehyun hyung pergi ke kasir dan membayar buku yang Jaehyun hyung beli.

"Jaemin-ah? Pinjam uangmu dong."

"What? Baiklah. Ini."

Aku kesal kepada Jaehyun hyung. Ternyata ia mengajakku karena ia tidak punya uang. Menyebalkan sekali dia.

"Uri Jaemin, waeyo?"

"Kau menyebalkan hyung. Kau mengajakku soalnya kau tidak punya uang, kan?"

"Hehehe... Mian. Ku traktir ice cream, kau mau?"

"Tidaklah, nanti aku lagi yang bayar."

"Aniya, kajja."

Sekali lagi Jaehyun hyung memaksaku dan tidak lupa ia melakukan aegyo dan itu sangat menjijikan bagiku.

"Baiklah."

Jaemin POV end

-----

Hina, Koeun, Herin dan Yeri turun menuju lapangan. Ya hari ini ada pelajaran olahraga. Lee seongsaenim sudah menunggu di lapangan. Sebelum memulai olahraga semua murid di suruh lari keliling lapangan terlebih dahulu.

"Hari ini materinya tentang basket. Buat kelompok dan satu kelompok dapat 1 bola. Dan di dribble secara bergantian."

"Ne saem."

Tidak sengaja Jaemin satu kelompok dengan Hina. Gara-gara itu Koeun, Yeri dan Herin tersenyum menggoda Jaemin dan Hina. Hina acuh tak acuh melihat tingkah teman-temannya itu.

"Siapa namamu?"

Dusta Jaemin, sebenarnya ia tahu bahwa yeoja yang di depannya bernama 'Hina', tapi ia pura² bertanya untuk memulai pembicaraan.

"Aku Hina."

"Siapa dulu yang mulai?"

"Kau dulu saja."

"Okee."

Jaemin mulai men-dribble bola. Setelah selesai, sekarang gantian Hina yang men-dribble bola. Jujur Hina sangat buruk saat bermain bola basket.

Jaemin terus memperhatikan Hina yang dengan susah payah men-dribble bola. Lee saem menyuruh Hina untuk men-dribble bola beberapa kali sampai dribble.annya benar.

"Hey Hina? Ayo, yang benar."

Teriak Lee Saem dari pinggir lapangan. Hina sedaritadi menggerutu sambil tetap men-dribble bola.

"Kapan bel istirahat? Jebal!"

Kringg.. Kringg..

Bel istirahat berbunyi, semua murid diperbolehkan untuk ganti dan istirahat tapi tidak dengan Hina. Lee saem menyuruh Hina untuk menemuinya sebelum ia istirahat.

"Ada apa Saem?"

"Kau buruk sekali saat bermain basket."

"Maafkan aku saem."

"Minggu depan penilaian. Saya mau minggu depan kau sudah bisa bermain dengan baik, mengerti?"

"Ne saem."

"Ah sebentar.."

Lee saem menengok ke kanan ke kiri sepertinya ia sedang mencari seseorang. Lee saem pun memanggil seseorang yang ia cari.

"Kau sinilah. Tolong ajarkan Hina bermain basket, ya?"

"Baik saem."

"Hina-ya? Kau diajar oleh dia saja, mengerti?"

"Ne seongsaenim."

Ujar Lee saem lalu pergi meninggalkan Chenle dan Hina berdua di pinggir lapangan.

"Besok kita latihan seusai pulang sekolah."

"Baiklah."

TBC...

Mian.. Jelek:(

Dilemma • [ Jaemin - Hina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang