chapter 31

413 41 0
                                    


Bel pulang sekolah berbunyi, tapi Jaemin tidak langsung pulang. Malahan ia pergi ke perpus untuk mengerjakan tugas. Disana ia bertemu dengan Lami yang ternyata juga habis mengembalikan buku.

"Jaemin?"

Panggil Lami seraya menghampiri Jaemin yang menoleh kearahnya.

"Kau sedang apa?"

"Mengerjakan tugas."

"Oh. Mau kubantu?"

Tawar Lami tapi Jaemin hanya menggeleng dan tetap fokus dengan tugasnya. Lami menarik kursi yang ada disana dan menunggu Jaemin mengerjakan tugas sambil memainkan handphone-nya.

"Sudah selesai?"

Tanya Lami yang melihat Jaemin menutup bukunya dan membereskannya. Jaemin mengangguk, lalu memasukan bukunya ke dalam tas.

"Jaemin? Ayo kita pulang?"

"Baiklah."

Jaemin jalan terlebih dahulu, dan di susul Lami yang sekarang sedang berjalan di belakangnya.

"Tunggu aku Jaemin-ah."

-----

Jaemin POV

"Tunggu aku Jaemin-ah."

Lami berlari dan menyamakan langkahnya dengan langkahku. Kami pergi menuju halte bis dan menunggu bis yang akan kita naik.

Aku dan Lami hanya diam, aku bingung harus memulai topik pembicaraan apa padanya, jadi aku diam saja.

"Jaemin?"

"Wae?"

"Kau pernah menyukai orang?"

"Kenapa bertanya begitu?"

Pertanyaan Lami tadi membuatku mengalihkan pandanganku kearahnya.

"Hanya ingin tahu saja."

Jawabnya sambil tersenyum tipis dan matanya menatap kearah jalan. Aku rasa ia sedang ada masalah dengan namja yang ia sukai. Tapi aku tidak mau ikut campur, daripada tambah rumit.

"Jaemin-ah, gomawo."

"Untuk?"

"Karena kau... Sudah mau menjadi sahabat terbaikku."

Ucap Lami sambil memelukku otomatis aku kaget karena perlakuan Lami kepadaku. Dan yang lebih membuatku terkejut, dari jauh aku melihat Hina meneteskan air matanya saat melihatku berpelukan dengan Lami.

'Apa dia menangis karenaku?'

Cepat² aku melepas pelukan Lami, entah kenapa aku merasa tidak enak saat melihat Hina tadi.

"Bis-nya sudah datang ayo naik."

"Kajja."

Jaemin POV end

-----

Brukkk...

Hina membanting pintu kamarnya dan menghempaskan tubuhnya ke kasur. Dan sekarang ia menangis sejadi-jadinya, Yuta yang daritadi mengikuti adiknya pun mengetuk pintunnya pelan.

Dilemma • [ Jaemin - Hina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang