chapter 40

499 41 0
                                    


Jaemin POV

Hari hari ini aku bingung dengan Lami, kenapa ia tidak mengirimiku pesan atau menelfonku. Apa dia marah padaku? Tapi gara-gara apa, aku tidak tahu.

Aku memutuskan untuk keluar mencari udara segar. Aku berjalan mengelilingi perumahan. Aku menatap langit malam, kulihat ada satu bintang yang bersinar cerah.

"Aku ingin bisa meraihmu."

Aku tersenyum sambil menatap bintang itu. Kurasa ada sesuatu di bawah saat ku cek aku melihat seekor kucing menghampiriku.

"Hey."

Sapaku dan kuambil kucing itu. Ku peluk kucing itu dan ku belai bulu kucing itu.

"Kau lapar? Iya? Baiklah, akan ku ajak kau ke rumahku, okay?"

Aku seketika ingat jika dirumah tidak ada makanan, aku pun pergi ke toko hewan untuk membelikannya makanan. Ku rogoh sakuku dan kulihat uangku sepertinya cukup untuk membelikannya makan.

_____

"Gamsahamnida ajjushi."

Ku ambil kantong plastik itu dan pulang. Sesampainya di rumah, kucing itu ku masukan ke dalam kandang. Untung saja aku dulu pernah memelihara kucing, jadi tidak usah susah² membeli kandang lagi.

"Tunggu sebentar, akan kusiap kan makanan untukmu, oke?"

Tidak butuh waktu lama, aku kembali dan memberikannya makan. Kucing itu memakannya dengan lahap, kurasa dia benar-benar kelaparan.

"Makan yang banyak. Kau lucu juga."

Aku membelai bulunya pelan, dan tersenyum saat menatapnya.

"Kau tahu? Aku menyukai yeoja yang bernama Hina. Jadi kau kuberi nama Hina saja, jadi jika saat aku kangen dengannya, aku bisa memelukmu. Okee??"

Jaemin POV end.

-----

Hina POV

Yuta oppa menyuruhku untuk membelikan makanan. Memang dia namja yang pemalas, sudah besar, manja.

Sambil menunggu makanan itu jadi, aku memainkan ponselku untuk mengusir kebosananku.

"Sendiri saja?"

"Chenle?"

"Kau sendirian disini?"

"Iya. Duduklah di sebelahku."

Chenle menarik kursi dan duduk tepat di sebelahku. Untunglah ada Chenle jadi aku ada teman untuk berbincang.

"Chenle-ya?"

"Apa?"

"Aku mau tanya."

"Tanya apa?"

"Si Jaemin itu kenapa ya ke aku jutek?"

"Sifatnya memang begitu."

Jawab Chenle cepat, jelas dan singkat.

"Bukan. Maksudku dia juteknya ke anak² dan ke aku itu beda. Kalau aku tanya sesuatu dia pasti marah."

Chenle pun tertawa mendengar perkataanku, apa²an ini? Aku butuh jawaban! Malah dia tertawa. Lama² aku takut di dekat anak ini, tidak ada yang lucu malah tertawa.

"Dia itu jaim di depanmu."

"Jaim?"

"Iyalah. Bayangkan ada seseorang yang kau sukai apa kau tidak jaga image di depannya?"

Dilemma • [ Jaemin - Hina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang