21. Rahasia yang Terungkap

88.8K 5K 362
                                    


"Hai, pagi," sapa Zaki.

Estela yang sejak tadi sudah melihat Zaki melangkah masuk tersenyum manis sekali.

"Pagi juga," balasnya.

"Elo rajin juga ya. Pagi-pagi udah datang," kata Zaki setelah dia duduk di kursinya.

"Ya, karena aku harus mengikuti teman barengku ke sekolah. Pagi-pagi dia sudah berangkat, jadinya aku juga harus pagi berangkatnya," sahut Estela, masih diiringi senyum.

Zaki mengangkat alis. "Teman bareng ke sekolah? Siapa?" tanyanya, lalu dia melirik ke arah Neo yang hanya terlihat punggungnya. "Neo?" tanyanya lagi.

Berganti Estela yang mengangkat alis.

"Kok kamu tahu? Padahal aku nggak nyebut nama dia."

"Yaah, dari kemarin kan elo terlihat akrab sama Neo. Kayak udah kenal lama gitu. Dia jemput lo ke rumah lo, terus ngajak berangkat bareng gitu ya?"

"Nggak begitu."

"Jadi gimana?"

"Maksudku ... Neo nggak perlu jemput aku. Kami ... tinggal berdekatan." Estela tampak ragu saat mengucapkan kalimatnya itu. Zaki kembali tercengang.

"Elo tetanggaan sama Neo? Waduh, banyak amat kebetulannya ya. Tetanggaan, satu sekolah, satu kelas."

"Bukan tetangga," sanggah Estela, kali ini dia tak kuasa menahan diri ingin mengatakan yang sebenarnya.

Pikirnya, kenapa harus peduli dengan larangan Neo? Mumpung kelas belum penuh. Murid yang duduk di depan meja mereka belum datang. Estela bicara dengan suara rendah, supaya tak terdengar murid lain. Zaki pun tampaknya mengerti, dia juga bicara dengan suara pelan.

"Bukan tetangga tapi tinggal berdekatan? Elo bikin gue bingung aja. Eh, sebentar. Hm, jangan-jangan orangtua Neo punya usaha kos-kosan, terus elo ngekos di rumah Neo. Gitu nggak?"

Estela menggeleng sambil tersenyum geli.

"Ibu Neo nggak punya usaha kos-kosan. Tapi aku memang tinggal di rumah Neo," jawab Estela akhirnya, dia tak sanggup menyimpan rahasia ini.

"What?!" Reaksi Zaki terdengar keras, sampai membuat beberapa teman yang ada di kelas menoleh ke arahnya, termasuk Neo, yang langsung menatapnya curiga.

Zaki melirik sekeliling, menyadari suaranya terlalu keras.

"Maksud lo tinggal di rumah Neo gimana? Kok bisa? Memangnya ada hubungan apa antara lo dan Neo?" tanya Zaki semakin penasaran. Dia menurunkan volume suaranya, hingga nyaris seperti berbisik.

"Em, gimana ya jelasinnya. Hubunganku dengan Neo itu rumit banget."

"Serumit apa? Masih bisa dijelasin, kan?" Rasa penasaran Zaki semakin meningkat.

"Kamu benar-benar pingin tau ya?" Estela balik bertanya, menatap Zaki dengan matanya yang indah. Membuat Zaki tanpa sadar menelan ludah.

"Yeah, elo kan teman sebangku gue. Wajar kan kalo gue pingin mengenal lebih baik teman sebangku gue," sahut Zaki memberi alasan.

Estela mengangguk-angguk. Dia menghela napas. Melirik ke kursi Neo dan terkesiap melihat Neo sedang memandanginya dengan wajah gusar.

Dia menjadi ragu lagi untuk menceritakan yang sesungguhnya. Tapi di hatinya yang terdalam, dia memang ingin kabar dirinya dan Neo punya hubungan istimewa diketahui teman-teman di sekolah barunya ini.

Setidaknya, itu akan membuatnya aman. Dia sudah tahu tentang reputasi Neo di sekolah ini. Cecil sudah memberitahunya. Betapa kerennya kalau semua tahu dia seseorang yang spesial buat Neo, cowok yang diam-diam diidolakan banyak gadis di sekolah ini.

Listen To My Heartbeat [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang