Extra Part 1

47.4K 3K 425
                                    

Estela

Sebulan kepergian Neo ke Barcelona. Rasanya masih belum terbiasa. Apalagi Estela tidak selalu ikut Bu Nera ke tempat kerjanya di Stasiun televisi. Pagi hingga sore hari, masih ada Bu Ida di rumah ini menemaninya. Tapi setelah tugas Bu Ida selesai dan dia pulang, Estela benar-benar sendirian di rumah.

Awalnya, dia merasa takut. Andaikan dia tidak harus belajar untuk ujian masuk perguruan tinggi, dia memilih ikut Bu Nera ke tempat kerjanya.

Estela memilih kuliah di kampus swasta di Jakarta saja. Supaya dia bisa tinggal di rumah ini menemani Bu Nera. Walau perguruan tinggi swasta, tetap butuh persiapan menghadapi ujian masuknya.

Estela terpaksa harus mandiri. Mendaftar sendiri ke kampus, ujian sendiri. Semua serba sendiri. Terkadang dia merindukan Neo. Dulu, selalu ada Neo yang bisa dia mintai tolong. Neo yang walau enggan tapi pasti tak akan tega membiarkan Estela sendirian.

Bu Nera hampir setiap hari pulang malam. Tapi malam ini pulang lebih cepat.

"Tante, tumben sudah pulang," sambut Estela saat membukakan pintu untuk Bu Nera. Waktu menunjukkan pukul delapan malam.

"Mulai hari ini, Tante usahakan pulang lebih cepat. Tante cemas mikirin kamu sendirian di rumah. Sekarang sudah nggak ada Neo lagi," jawab Bu Nera.

Lagi-lagi kesadaran itu membuat suasana menjadi sendu.

"Kapan kamu mulai kuliah? Urusan pendaftaranmu sudah selesai, kan?" tanya Bu Nera, sambil merebahkan tubuhnya ke sofa.

"Dua minggu lagi, Tante."

"Berarti, sebelum sibuk kuliah, kamu bisa ikut Tante besok. Ada kesempatan peran kecil seperi waktu itu. Kamu mau?"

Dua minggu lalu, Estela mendapat kesempatan tampil di salah satu film tv. Walau hanya peran sekilas, cukup membuatnya antusias mendapat pengalaman berharga.

"Tentu aku mau, Tante."

"Tante cuma ngasih kamu kesempatan dapat peran kecil karena nanti saat kamu mulai sibuk kuliah, kamu harus serius kuliah."

"Iya, Tante. Itu nggak apa-apa. Jadi pengalaman berharga buatku."

Esok harinya, Estela ikut Bu Nera sejak pukul sembilan pagi. Gadis itu langsung diajak ke lokasi syuting. Ditunjukkan apa perannya. Berlatih sebentar, Estela yang berbakat sudah bisa menunjukkan akting bagus.

Tanpa dia sadari, cowok yang memerankan tokoh utama memperhatikannya. Cowok itu bangkit dari duduknya, mendekati Estela yang sedang duduk menunggu.

"Hai, kamu artis baru ya? Aku baru lihat," sapa cowok itu.

Estela mendongak dan terkejut. Dia baru menyadari cowok di hadapannya lumayan tampan.

"Aku bukan artis. Belum jadi artis. Cuma dapat peran kecil," jawab Estela.

Cowok itu tersenyum. Astaga, makin ganteng.

"Baru kali ini ada orang yang ikut syuting tapi menolak disebut artis. Kamu rendah hati sekali."

Estela hanya diam memandangi cowok itu.

"Jefry," ucap cowok itu sambil mengulurkan tangan pada Estela.

Estela menyadari cowok itu baru saja menyebutkan namanya. Estela menyambut uluran tangan cowok itu.

"Estela. Panggil saja Ela," ucapnya.

"Nama yang agak asing."

"Nama Spanyol."

Alis Jefry terangkat. "Keturunan Spanyol?" tanyanya. Estela mengangguk.

"Pantas," ucap Jefry sambil tersenyum.

"Pantas apa?" tanya Estela polos.

"Kamu cantik," jawab Jefry.

Estela hanya bisa tersipu. Obrolan mereka terhenti karena syuting kembali dimulai, Jefry harus kembali berakting. Untuk pertama kalinya hati Estela bergetar memandangi cowok selain Neo.

"Kamu sudah kenalan sama Jefry? Dia aktor muda yang sedang top lho."

Estela terkejut menyadari Bu Nera sudah berdiri di sampingnya. Estela semakin tersipu. Sepertinya dia makin menyukai kegiatan berakting ini. Mungkin nanti dia akan mencoba peran yang lebih penting. Berharap ada kesempatan menjadi lawan main Jefry. Hidup harus berlanjut. Dan Estela merasa mulai ada titik terang untuk masa depannya dan kisah cintanya.

============================

Bobby

Bobby tak mengira, lulus SMA terasa semenyedihkan ini. Dia tak bisa lagi sering berkumpul dengan teman segengnya dulu. Masing-masing sudah punya kesibukan sendiri-sendiri. Tak ada yang kuliah sekampus.

Yang paling berubah tentu saja Zaki. Siapa sangka ketua gengnya itu kini sukses di bidang akademik. Setelah mendadak juara kedua di akhir SMA, sekarang Zaki diterima di fakultas kedokteran kampus berjaket kuning itu. Sementara Bobby cukup puas kuliah di kampus swasta di Jakarta.

Terkadang, hidup sering berjalan aneh. Ketika Bobby sedang memikirkan Zaki, sahabat SMA-nya itu terlihat berada tak jauh di depannya sedang menggandeng mesra seorang gadis.

Bobby sedang berada di toko buku sebuah mal. Membeli peralatan tulis untuk kuliah. Dia bergegas mendekati Zaki.

"Zak! Nggak sangka ketemu lo di sini," sapa Bobby.

Zaki seketika menoleh, terkejut melihat Bobby tersenyum tepat di belakangnya.

"Eh, lo, Bob," sahutnya singkat.

Bobby beralih menatap gadis yang tangannya masih digenggam Zaki.

"Hai, Trin," sapa Bobby. Trinity, gadis yang disapanya terlihat gugup.

"Hai, Bob,"sahut Trinity.

"Lo berdua udah jadian?" Pertanyaan Bobby itu membuat Zaki dan Trinity kompak tersentak dan buru-buru saling melepaskan genggaman.

"Kenapa lo bisa nuduh gitu?" tanya Zaki.

"Yah, lo berdua jalan sambil gandengan mesra gitu pasti udah jadian. Tapi gue seneng kok. Akhirnya lo milih Zaki, Trin. Waktu acara perpisahan sekolah, lihat aksi Neo, gue kirain lo bakal milih Neo."

"Bob, jangan ngomong sembarangan ya," sahut Zaki.

**========================**

Hai, jumpa lagi teman-teman.

Lagi iseng nih mau ngasih ekstra part tentang Estela dan Bobby karena ada beberapa readers yang nanyain.

Aku bakal kasih extra part lagi. Senin besok extra part Trinity-Zaki, Selasa extra part Neo-Liberty.

Makasih buat teman-teman yang udah ngasih kesan tentang "Listen To My Heartbeat".

Banyaaak banget. Maaf kalau ada yang nggak sempat terbalas. Tapi aku baca semuanya. Dan bagus-bagus banget ya. Bingung deh milihnya.

Kesannya masih ditunggu sampai tanggal 28 April 2017. Nanti pengumuman sesudah tanggal 28 ya. Beri aku waktu baca semua dan nentuin pilihan. Bakalan galau nih milihnya 😂

Oh ya, sekalian Q and A yaaa. Buat yang mau tanya apa aja silakan tanya. Aku usahakan jawab.

Sampai ketemu lagi besok 😊

Salam,

Arumi

Listen To My Heartbeat [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang