Now playing :
Impossible ~ James ArthurApakah sudah tak mungkin lagi aku memilikimu?
~o~
Hari kedua Neo kembali ke rumahnya. Setelah seharian kemarin dia hanya bersantai, hari ini dia punya rencana ingin berkeliling Jakarta. Ibunya mengizinkan Neo memakai mobilnya, karena Bu Nera akan ke kantornya bersama Estela yang hari ini ada jadwal syuting di stasiun tv tempatnya bekerja.
Kebetulan sekali, Estela terpilih menjadi salah satu pemain di sinetron produksi stasiun tv itu yang hanya tayang seminggu sekali. Estela bisa terpilih bukan karena dia punya hubungan kekerabatan dengan Bu Nera, tapi karena dia memang lolos audisi.
Estela pun tak menolak karena syuting sinetron itu tak dikejar waktu seperti sinetron stripping yang tayang setiap hari. Estela hanya perlu syuting setiap hari sabtu, bertepatan dengan kuliahnya yang libur. Namun bulan ini dia lebih leluasa karena kuliahnya memang sedang libur panjang setelah semester genap pertama berakhir.
"Jadi, akan ke mana kamu hari ini? Ke rumah Trinity?" Estela bertanya pada Neo sebelum dia berangkat. Nada suaranya lebih mirip meledek setengah menyindir.
"Andaikan bisa, saat ini juga aku ingin bertemu dia. Tapi aku nggak akan segegabah itu," sahut Neo.
Estela menyeringai halus.
"Ya, aku sarankan kamu hati-hati. Trinity sudah ada yang punya. Kecuali kalau kamu berniat merebutnya dari Zaki."
Ucapan Estela rasanya bagai meninju telak ulu hati Neo.
"Selama setahun ini, kamu pernah bertemu mereka?" Pertanyaan itu akhirnya keluar dari mulut Neo yang tanpa sadar tak bisa menahan rasa penasarannya.
"Cuma sekali. Saat acara perpisahan adik kelas kita di SMA. Aku iseng datang bersama Cecil and the gank. Ternyata Zaki dan Trinity juga datang. Mereka benar-benar lengket, selalu menempel satu sama lain sepanjang acara. Zaki nggak pernah melepaskan tangan Trinity dari genggamannya. Biasalah, pasangan baru memang masih sok mesra begitu." Estela menjawab lebih dari yang diharapkan Neo. Membuatnya curiga Estela sengaja ingin memanas-manasinya.
Mata Neo menyipit. "Kamu nggak sedang sengaja bikin aku cemburu, kan?" tanyanya.
Alis Estela terangkat, lalu dia tergelak pelan.
"Kamu masih bisa cemburu pada mereka?" Estela menggeleng-geleng.
"Kamu benar-benar masih cinta Trinity ya? Aku sungguh prihatin padamu, Neo. Cowok berkualitas sepertimu, yang bisa mendapatkan gadis mana saja kalau mau, memilih terjebak cinta pada gadis yang jelas-jelas menolakmu," lanjut Estela.
"Trinity nggak menolak aku," bantah Neo.
"Dia memilih Zaki, artinya menolak kamu, Neo. Ya Tuhan, katanya kamu genius. Kenapa hal sepele seperti itu kamu nggak paham."
"Kamu yang nggak paham, Ela. Kamu nggak tahu apa yang sudah dilalui Trinity dan aku. Aku yakin Trinity pun nggak bakal gampang melupakannya," bantah Neo lagi.
Pandangan Estela berubah curiga.
"Memangnya kalian berdua sudah pernah ngapain? Sampai nggak bakal gampang saling melupakan. Jangan-jangan ... kalian pernah ciuman? Atau lebih dari itu?"
Seketika mata Neo membelalak mendengar ucapan Estela itu.
"Ela! Jangan bicara sembarangan!" ujarnya setengah menghardik. Membuat ibunya yang baru muncul bersiap pergi bersama Estela terkesiap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Listen To My Heartbeat [Sudah Terbit]
Fiksi Remaja"Nggak boleh ya, suka kamu dan dia?" By Arumi E. #3 in Teen Fiction (21/2/17) #3 in Teen Fiction (02/3/17) #3 in Teen Fiction (06/5/17) #3 in Teen Fiction (09/5/17) Kamu tahu, jantungku tidak sembarangan berdetak, dia cenderung lebih cepat, tiap kal...