Lima

102 11 0
                                    

Pagi ini, pagi yang tidak menyenangkan. Karena Carlen harus berangkat bareng Gavin.
Lagi - lagi ia harus pasrah. Kalau bukan karena ancamannya, mana mau Carlen nerima ajakannya Gavin.

"Ma aku berangkat duluan ya." Ucapnya dan bersalam pamit ke Anita.

"Lho, gak bareng Bang Dave?" Tanya nya.

"Nggak Ma. Dia udah punya cowok. Jadi skarang cowoknya yang jemput dia." Sambung Dave.

"Apaan sih Bang. Dia itu bukan pacar Carlen, dia cuma sekedar teman dan itu gak lebih! Ingat ya Bang! Gak lebih!" Ucapnya.

"Iya seterah kamu." Ucap Dave, dan Carlen pergi keluar untuk menemui Gavin.
Gavin yang sudah menunggunya. Tanpa banyak bicara lagi, Carlen pun langsung menaiki mobil Gavin untuk menuju ke sekolah.

Ini yang kedua kalinya Carlen berangkat bareng Gavin. Dan para murid Diamond merhatikannya hingga membuat Carlen berdecak kesal. "Mengapa mereka menatapku seperti ini? Aku hanya berjalan dengan manusia pembuat onar, bukan seorang aktor terkenal. Dasar aneh!" Ucapnya menggerutuk kesal dalam hati.

"Sampe sini aja. Udah sana pergi ke kelas lo." Ucap Carlen jengkel.

"Baik princess galak." Jawab Gavin yang membuat Carlen semakin hari semakin muak dengannya. Namun Gavin hanya membalas tertawa. Sangat aneh bukan ?.

                            ******

Bel jam ketiga sudah berbunyi. Namun guru yang akan mengajar dikelas Carlen tak kunjung datang.

"PERHATIAN!" Ucap Salma dan seisi kelas pun menengok tertuju ke Salma. " Pak Udin nggak masuk, katanya anaknya sakit. Gue kasih soal aja ya." Sambung Salma dan seisi kelas pun tak setuju.

"Gak usah Sal. Ada jam kosong tuh di manfaatin sebaik mungkin, istirahatin otak kek gitu. Ini malah nyuruh otak untuk mikir lagi." Ucap David tak terima. Dan seisi kelas juga setuju dengan perkataan David.
Karena Salma hanya sendiri, dan David beramai - ramai, akhirnya Salma menuruti kata David.
Seisi kelas pun bersorak ria.

Tiba - tiba Carlen pergi keluar, "Car? Lo mau kemana?" Tanya Salma heran. Namun Carlen hanya meliriknya. "Yaudah jangan lama - lama ya. Nanti kalau guru tau kelas ini keluar - keluar, gue yang bakal kena getahnya." Ucapnya dan Carlen hanya mengangguk - angguk saja.

Carlen ingin pergi ke toilet lalu pergi ke warung belakang untuk membeli pulpen dan tiga buku tulis. Setelah ia selesai membelinya, ia berjalan menuju kelasnya.
Di pertengahan, tiba - tiba ia terjatuh karena tertabrak.

"Lo gapapa?" Tanya cowok itu khawatir. Dan cowok itu membantu Carlen merapihkan bukunya yang berserakan itu. "Maaf ya. Sumpah, gue gak sengaja." Ucapnya lagi.

"Iya gapapa kok" ucap Carlen dan melihat siapa cowok itu. Ternyata cowok itu adalah ketua osis di sekolahannya. Cowok yang ia kagumi sejak pertama Carlen melihatnya. Ia bernama Revan Anggara Edward.

"Lo beneran gapapa? Sini gue bantu." Ucapnya dan membantu Carlen untuk berdiri

"Iya ga-gapapa kok Kak, makasih ya u-udah bantu a-aku berdiri." Ucapnya gugup.

"Sekali lagi maaf ya." Sambungnya, namun Carlen hanya menampakkan senyumnya, "kelas lo dimana? Gue anterin lo ke kelas." Ucapan ia yang membuat Carlen semakin gugup.

"Gak usah Kak, aku bisa sendiri kok."

"Pokonya gue harus nganterin lo, sebagai tanda ucapan maaf gue. Kalo lo nolak, berarti lo gak maafin gue."

"I-iya Kak. Kelas aku Xl - 4." Ucapnya dan mereka pun berjalan menuju kelas Carlen.

Sesampai di kelas, Carlen mengucapkan terima kasih ke Revan karena telah mengantarnya. "Makasih ya Kak." Ucap Carlen.

"Yaudah kalo gitu gue pergi dulu ya." ucap Revan dengan dihiasi senyumnya. Carlen hanya mengangguk dan membalas senyuman itu. Tak disadari, dari tadi Salma merhatikan Carlen dengan Revan yang sedang berbicara di depan pintu tadi.
Di otaknya penuh pertanyaan yang siap untuk mengintrogasi Carlen.

"CARLEN! gue punya banyak pertanyaan dan lo harus jawab!"

"Hmm."

"Sejak kapan lo deket sama Kak Revan?!"

"Sejak tadi." Ucapnya datar.

"Kok bisa?"

"Ya bisa lah."

"Gimana ceritanya?"

"Tadi Kak Revan nabrak gue, dan sebagai tanda maafnya, dia nganterin gue sampe depan kelas. Katanya, kalo gue nolak sama aja gue gak maafin dia."

"Oh gitu."

"Iya gitu." Ucapnya, "Btw, Kak Revan ganteng ya." Sambung Carlen

"Lo suka ya? Cie mukanya sampe blushing gitu." Mata Carlen langsung melotot karena perkataan Salma dan dengan cepat ia mengambil ponselnya dan berkaca, bahwa pipinya tak merona.

"Kampret lo!" Ucapnya kesal. Dan Salma hanya tertawa melihat tingkah laku Carlen.

"Eh tapi Car, kalo lo suka sama Revan, trus Gavinnya mau dikemanain?"

"Gavin itu cuma cowok ter-jengkel yang pernah gue temuin." Ucapnya.

"Iyain Car iyain."

                                  *******

Bel istirahat berbunyi, Gavin yang ntah sejak kapan ia ada di depan pintu kelas Carlen, namun Carlen tak memperdulikannya.
Ia berjalan ke kantin tanpa memperdulikan Gavin.

"Carlen? Kok gue ditinggal!" Grutuk Gavin manja. Carlen yang mendengar kata - kata itu langsung jengkel dengannya.
Saat mereka berdua berjalan menuju kantin, tiba - tiba Mira si cabe - cabean itu datang dan teriak membuat Gavin menatapnya datar. "Gavin! Tunggu aku!"

"Ih Gavin kok aku ditinggal sih! Kamu jahat banget sama aku!"
Carlen melihatnya dengan tatapan jengkel, sedangkan Gavin merubah raut wajahnya menjadi datar.

"Apaansi Mir! Jauh jauh dari hidup gue. Gue udah punya cewek." Ucap Gavin dan membuat Mira terkejut tak percaya.

"Kamu punya pacar? Siapa? Kamu kok tega sih ngegantung aku kayak gini! Aku bukan jemuran yang kamu gantung disaat lagi basah!" Jawab Mira dengan kata - kata 'lebay' nya itu yang membuat Gavin muak dengannya. Tak cuma kata - katanya, tapi juga dengan mukanya yang 'menor' itu.

"Ini cewek gue! Gak usah ganggu gue dan cewek gue ya! Dasar ge-er. Pengen banget gue gantung hidup lo!" Ucap Gavin dan membuat semua murid bersorak kepada Mira. Tiba - tiba Gavin merangkul Carlen dan membuat Carlen terkejut. Ingin marah - marah namun tatapan Gavin mengisyaratkan bahwa ia mengancamnya lagi. Dan Carlen pun lagi - lagi hanya diam, mendengus pasrah.

Mira tak percaya dengan ucapan Gavin. Ia sangat kesal bercampur dengan sakit hati.
"Awas lo Carlen!" Ucapnya dalam hati dan menggerutuk kesal.

Gavin dan Carlen tak memperdulikan Mira. Dan setelah Mira pergi, Carlen langsung menurunkan tangan Gavin dari pundaknya itu. Ia hanya menatapnya dengan jengkel. Percuma, jika ia memarahinya. Karena Gavin anak yang keras kepala.

Ia menyesal ke kantin bareng Gavin, dan hanya berdua. Salma? Ia pergi dengan Ferro. Dan teman - temannya Gavin pun tak bergabung dengannya. Karena ia tak mau teman - temannya mengganggu moment yang sangat indah itu,menurutnya.

"Gue udah kenyang. Mau ke kelas." Ucap Carlen dan langsung meninggalkan Gavin.
Gavin? Ia juga tak tinggal diam.
Ia mengikuti Carlen hingga masuk ke kelasnya.

"Udah sana lo pergi, kutu!" Ucapnya ketus.

"Yaudah iya gue pergi. Jangan lupa pulang bareng gue, dan nanti malem jam tujuh gue jemput. Inget ancaman gue ya kalo lo nolak!Bye princess galak." Ucapnya yang membuat Carlen jengkel.
Semenjak kehadiran Gavin, hidupnya menjadi penuh dengan kejengkelan. Ia harus pasrah lagi untuk kesekian kalinya.

Throwback Of MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang