Siang ini Carlen dan Gavin pergi menuju rumah sakit untuk menjenguk Aldo yang sedang dirawat akibat tertabrak mobil semalam.
Keadaannya semakin membaik, Carlen, Gavin dan juga sahabat - sahabatnya bersyukur atas keadaan Aldo yang mulai membaik itu, ia pun sudah siuman.
"Woi Do, gimana kabar lo?" tanya Dava yang sedang mellihat Aldo terbaring dan memainkan ponsel nya.
"Menurut lo?" Jawab Aldo memasang muka datar. Dava pun cemberut layaknya anak kecil, "baper banget lo Dav." Sambung Kiran yang sudah jengkel melihat tingkah laku Dava itu. Aldo yang melihat Dava itu pun menggeleng - gelengkan kepalanya.
"Kak Aldo? Maafin gue ya. Kalau bukan karena gue, lo gak bakal masuk rumah sakit gini." Air mata Carlen pun keluar menetes saat mengucapkan kata - kata itu. "Apaan sih Car, ini bukan salah lo." jeda, "ini musibah."
"jangan salahin diri sendiri Car, gak baik." Sambung Aldo yang sedang berusaha membuat Carlen percaya bahwa kejadian ini sudah direncanakan oleh Tuhan.
"Gue juga minta maaf ya Do, gara - gara gue, lo jadi di rawat kayak gini." Gavin dan Carlen merasa sangat bersalah, walau kenyataannya ini bukanlah salahnya. "Pasangan yang serasi." sambung Dava yang sudah disambut tatapan tajam oleh Aldo dan Kiran. "Jangan dengerin Dava ya, anggep aja angin lewat." Kiran yang sangat merasa malu karena tingkahnya Dava.
"Lo berdua apaan sih! Ini adalah musibah, bukan salah kalian, berhenti ngesalahin diri sendiri!" Aldo sedikit kesal melihat perlakuan Carlen dan Gavin seakan akan dirinya salah.
Dan akhirnya mereka berdua pun sudah menyadari bahwa kejadian itu adalah musibah.
*************
"Lo mau kemana Sya?" Tanya Mira yang sedang melihat Aisya melangkah untuk pergi.
Aisya menengok, dan memutarkan bola matanya,"bukan urusan lo!"
Mira yang memperhatikan Aisya itu mengangkan sebelah alisnya,"bantuin gue Sya!"
"Apa?! Bantuin?! Haha!" Ucapnya dan tersenyum miring, "Lo udah bikin Aldo sengsara Mir! Kapan lo berhenti jadi jahat Mir?! KAPAN!!!" Aisya sangat kesal dengan tingkah laku sepupunya itu. "ORANG YANG LO JAHATIN ITU SAHABAT GUE SENDIRI, ORANG YANG PALING GUE SAYANG!" Emosi Aisya mulai meningkat.
Mira tersenyum miring, "lo mau tau kapan gue berhenti jadi orang jahat?" Jeda, "SAMPE GAVIN JADI MILIK GUE SYA!"
"DIA UDAH BAHAGIA SAMA SAHABAT GUE! DAN LO BISA APA?!"
"LO GAK NGERTI PERASAAN GUE SYA!"
"GUE NGERTI MIR! TAPI GAK GINI JUGA!" Aisya mencoba untuk menjaga emosinya, "cowok diluaran sana banyak Mir, gak cuma Gavin doang. Berhenti ngarepin Gavin, buka mata lo, buka!"
"GUE GAK PEDULI LO MAU NGOMONG APA! YANG JELAS, GUE BAKAL BIKIN CARLEN SENGSARA!" Ucapnya.
Aisya tak menyangka bahwa sepupunya mempunyai sifat layaknya psikopat.
Mira pun tak peduli dengan perkataan Aisya, ia tak akan menyerah balas dendam dengan Carlen.
Ketika Aisya ingin pergi meninggalkan Mira, tiba - tiba tangannya ditahan oleh Mira.
Aisya berdecak kesal, ia sangat muak dengan Mira. "Apaan lagi sih Mir? kalo lo suruh gue untuk bikin Carlen sengsara, gue nolak!"
"Lo gak inget? apa pura - pura gak inget?! ayok ikut gue, jangan ngebantah!"
Lagi - lagi Aisya harus pasrah.
"Maafin gue Car." lirihnya dengan sangat sedih.
*******************
"Lo mau kemana Vin?" Tanya Pratama yang melihat Gavin melangkah keluar dan pergi, "jemput Carlen." Jawabnya.
"Do? Gue tinggal bentar gapapa kan?" Tanya nya, dan Aldo tersenyum mengangguk, Mira yang sudah berada di kamar rawat Aldo sejak lima belas menit yang lalu, "Gavin? Kok gue ditinggal? Lo gak boleh jalan sama Carlen!" Ucapnya, Gavin yang mendengar perkataan Mira, mengubah raut wajahnya menjadi datar.
"Ih ngatur ngatur. Siapa lo dimata dia?" Tanya Pratama, "dia itu dimata Gavin bagaikan belek Pra."
Mereka pun tertawa, dan Mira berdecak kesal.
"Liat permainan gue Gavin, Carlen! Haha." ucapnya dalam hati.
"Udah ah gue pengen pulang."
"Sono pulang, gak ada yang peduli juga sama lo jablay!"
Mira pun pergi.
"Si jablay ngapain kesini Do?"
"Arisan." Jawab Pratama datar.
"Lo ngadain arisan Do? Kok gue gak diajak?"
"Apaan sih Dav! Dia kesini tuh mau jengukin Aldo! gitu pun gak tau." Pratama sudah greget melihat Dava yang 'sok polos' itu.
"Sok polos lo Dav!"
"Aku memang masih polos kak."
"Najis!" Ucap mereka secara kompak.
"Gue cabut Do, ada urusan." Izin Thomas diikuti oleh Ferro,dan Bagas, lalu Aldo membalasnya dengan anggukan.
"Lo bertiga gak pulang?" Tanya Aldo yang sedang menatap Dava, Pratama dan Rizky. "kita kan setia sama kamu Do." Aldo hanya menatapnya datar, "lagian kalo kita tinggalin, lo sendirian dong." Sambung Pratama.
"Oh iya ya, bener juga." Jawabnya, "yaudah lo bertiga temenin gue disini ya."
"Iye dah."
**********
"Kayaknya gue pernah liat plat nomer mobil yang ngetabrak Aldo deh." Gavin mengingat - ingat, "perasaan lo aja kali Vin." Jawab Carlen.
"Kita harus cari tahu."
Gavin dan Carlen pergi menuju toko buah untuk membelikan Aldo beberapa buah.
Sejak tadi, Gavin memperhatikan Carlen, seperti ada yang berbeda.
Muka Carlen pucat, ia seperti sedang sakit. "Muka lo kok pucat sih Car? Lo sakit?" Carlen menengok ke arah Gavin dengan raut wajah yang sangat lemas, "nggak kok Vin, gue cuma kecapean aja." Jawabnya.
"Gue anterin pulang aja ya."
"Trus lo ke toko buah sama siapa?"
"Gue bisa sendiri kok, lo istirahat dirumah aja ya. Nanti gue bilang ke Aldo."
Carlen pun mengangguk, lalu mereka pergi kerumah Carlen.
"Lo istirahat ya, biar bisa ikut UAS." Ucap Gavin dengan tersenyum.
Carlen membalas dengan anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Throwback Of Memory
Teen FictionSejuta kenangan yang terdapat di dalam hidup Carlen. Ini adalah cerita tentang cowok badboy yang berubah menjadi dingin. Selalu buat onar, sedikit bawel, selalu berbicara yang secara berubah menjadi manusia es. Dingin, namun tak menyejukan. tak pern...