Duapuluh satu

37 9 0
                                    

Kiran dan Cara berada ditempat yang sama.

Mereka berdua terbangun dari pingsannya, dan saling menatap.

Tiba - tiba mereka mendengar suara pintu terbuka.

Dilepasnya lakban yang telah menutupi mulutnya, "lo siapa?! Lepasin kita!"

"Berisik lo! Sampe lo berdua berani kabur, kita bikin lo berdua mati! Hahahaha." Tawa penculik itu.

"Mau lo apa sih?! Buka topeng lo!"

Penculik itu membuka topengnya.

Mereka berdua terkejut.

Penculik itu adalah Gavin, Dava, Thomas, Bagas, Rizky.

"Kalian?! Gue kira siapa." Ucap Kiran santai.

"Cepet lepasin kita." Sambung Cara.

"Hah? Lepasin? Hahaha lo bakal mati disini!"

"Lo gak usah bercanda deh Vin."

"Gue bercanda? Hahahaha." Gavin mengambil sesuatu di belakangnya, "lo gak liat gue bawa apa?!" Ucap Gavin tersenyum miring.

Cara dan Kiran terkejut saat melihat benda yang sedang digenggam Gavin. "Dava? Tolongin gue ya. Gue sayang sama lo Dav." Kiran mulai meneteskan air matanya.

"Sayang? Hahaha. Gue gak sayang sama lo Kir. Gue cuma disuruh Gavin untuk deketin lo doang!" Jelas Dava.

Cara semakin cemas, ia selalu berusaha untuk keluar dan melepas ikatan tali itu, namun usahanya sia - sia.

"Lo jahat Vin!"

"Gue emang jahat." Ucap Gavin tersenyum miring, "jangan pernah ngehalangin gue untuk ngeculik Carlen!" Nada bicara Gavin naik satu oktaf.

"Lo urusin dia berdua. Thomas ikut gue, kita matiin Carlen."

"GAVIN LO KEJAM!"

Gavin hanya tersenyum miring, ia dan Thomas pergi ke suatu tempat, dimana tempat itu terdapat Carlen.

Gavin dan Thomas memakai topeng itu, dan ia melepaskan lakban yang menutupi mulut Carlen. "LEPASIN GUE!" ucap Carlen kesal dengan isakan tangisnya, "lepasin gueee!" Carlen menangis.

"Sstt lo diem ya! Kalo lo gak bisa diem, gue matiin!"

"Dasar iblis!"

"Hahaha emang gue iblis!"

Mata Carlen ditutup dengan kain yang sudah Gavin bawa - bawa. "Mau lo apa sih?! Mata gue jangan ditutup gini! Gue lapor polisi baru tau rasa!"

"Jangan bacot cewek cantik."

"LEPASIN GUEEE! Hiks.. hiks.." isakan tangis Carlen semakin kencang, ia terus menangis.

Lima belas menit kemudian, mata yang telah ditutup dengan kain itu dibuka,

"GAVIN?!"

Gavin tersenyum miring dan mengangkat kapak untuk menghantam leher Carlen.

Karena ia takut, ia reflek menutup matanya.

Saat ia membuka matanya.




Happy birthday to you..

Happy birthday to you..

Happy birthday happy birthday..

Happy birthday to you..

"HAPPY BIRTHDAY CARLEN."

Ucap Gavin dan sahabat - sahabatnya."

Carlen diam.

Hening.

Throwback Of MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang