Hari ini Gavin pergi ke kantor polisi dengan Aisya.
Aisya menjelaskan semuanya secara rinci, tak ada yang ditambah - tambahkan.
Dan semuanya sudah diatur oleh polisi.Masalah selesai.
Gavin membuang nafasnya perlahan, semua kejahatan Mira sudah terbongkar, dan ia akan mendapatkan hukuman yang layak di kantor polisi.
Ketika semua sudah selesai, Gavin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Carlen.
Ini terakhir kalinya ia jenguk Carlen.Setelah ia pikir - pikir, ia tak bisa menjadi sosok Gavin yang dulu, yang selalu buat Carlen tersenyum.
Sesampai dirumah sakit, tepatnya diruangan Carlen.
Gavin duduk di sebelah Carlen, ia memandangi wajah Carlen dengan hiasan senyum manisnya.
Ia mengusap lembut rambut Carlen, dan berkata, "gue pergi Car. Semoga bahagia sama Revan."Matanya masih menatap wajah Carlen, rasanya sangat sulit untuk meninggalkan orang yang ia sayang, namun Gavin sadar. Mungkin Carlen tak bahagia dengannya, jadi ia memutuskan untuk mundur dan melihat kebahagiaan Carlen dengan pilihannya.
Lima belas menit berlalu, Gavin bangun dari duduknya dan mengecup kening Carlen pertanda perpisahan.
Lalu Gavin berjalan keluar untuk meninggalkan Carlen, ia ingin pulang dan menenangkan dirinya.Tak lama kepergian Gavin, para sahabat Carlen datang, mereka melihat tak ada perubahan dari Carlen.
Masih saja terbaring lemah.Mereka semua terus memandangi Carlen dengan hiasan senyumnya, seketika tangan Carlen bergerak.
"Eh tangannya Carlen bergerak! Liat deh." Ucap Aisya sedikit terkejut.
Perlahan, mata Carlen membuka sedikit demi sedikit hingga Carlen melihat dengan jelas disekitarnya.
"Alhamdulilah Carlen sadar." Ucap Halid.
Carlen tersenyum melihat mereka semua, ingin rasanya berbicara panjang, namun ia baru bangun dari komanya.
Tubuhnya masih melemas.
Jadi ia hanya bisa tersenyum.☆☆☆
Sudah seminggu Carlen berada dirumah sakit, ia juga sudah berbicara banyak, sudah bisa tertawa.
Carlen dan para sahabatnya tertawa bersama untuk menghilangkan rasa rindunya.Ketika mereka sedang asik tertawa, tiba - tiba Aisya melihat sebuah kertas layaknya surat yang tergeletak di lantai.
"Ini surat apaan Car?" Tanya Aisya penasaran, ia mengambil surat itu dan menunjukan kepada Carlen, "mana gue tau. Gue kan koma." Jawab Carlen.
Aisya menyodorkan surat itu kepada Carlen, tanpa aba - aba Carlen membuka surat yang Aisya temukan dibawah lantai.
To : Carlen Albern.Ketika mulut sudah tak mampu mengungkapkan.
Ketika hati ini sulit untuk menerima kenyataan.
Saat itulah saya sadar.
Cinta saya menyakitkan.Maaf jika selama saya dekat dengan kamu, saya selalu membuat kamu sakit hati.
Ketika hati ini selalu menyebut namamu,
Seketika pula pikiran menyadarkan.
Bahwa saya sudah tidak bisa lagi untuk bahagiain semuanya.Maaf jika saya lancang.
Saya mencintai kamu lebih dari sekedar kata.
Lebih dari sekedar tulisan.
Lebih dari sekedar makna.Saya menyayangimu lebih dari kata janji.
Saya merindukanmu lebih dari kata kangen.
Jangan pernah menyesali dengan kenyataan.
Faktanya, kita sudah tak bisa kembali bersama.
Berbahagialah dengan pilihan kamu.Saya pergi, semoga kamu bahagia dengan pilihan kamu (:
--- Gavin Dhirga Alvaro.
Setiap bait yang Carlen baca, seketika air matanya menetes dan isakan tangisnya mulai mengencang.
Para sahabat Carlen mengetahui, bahwa surat itu pasti dari Gavin.
Di posisi ini mereka hanya bisa diam dan menenangkan Carlen.Carlen mengingat setiap bait kenangannya dengan Gavin.
Mana mungkin ia secepat itu untuk melupakan Gavin.
Perlu waktu untuk seperti semula.Carlen memang tak tahu salahnya apa, salahnya dimana, tetapi ia sangat menyesali perbuatannya yang membuat Gavin pergi seperti ini.
Perbuatan ketika ia terlalu dekat dengan Revan.
Ntah benar atau salah Gavin pergi karena hal itu, yang jelas Carlen sangat menyesali kejadian itu.Hatinya rapuh.
Separuh jiwanya hilang.
Hari - harinya memudar hingga menjadi warna hitam putih.Saat itulah Carlen sadar, bahwa ia sangat mencintai Gavin, sangat menyayangi Gavin dan sangat merindukan Gavin.
☆☆☆☆
Tiga bulan sudah berlalu, Gavin dan Carlen seperti orang yang tak pernah mengenal sedikitpun.
Hati Carlen sakit saat ia melihat Gavin yang biasa saja tanpa dirinya.
Namun Carlen tak boleh berada di lembaran itu saja.
Ia harus membuka lembaran baru untuk memulai yang baru juga.Carlen menghapus air matanya dan berusaha untuk bisa tersenyum didepan semua orang.
Gavin saja bisa tanpa dirinya, masa ia tak bisa?--------------------
Sad ending kane nih😂😝
Segini dulu yaa..
Maaf kalo dikit ):
Vote jan lupa(;
KAMU SEDANG MEMBACA
Throwback Of Memory
Teen FictionSejuta kenangan yang terdapat di dalam hidup Carlen. Ini adalah cerita tentang cowok badboy yang berubah menjadi dingin. Selalu buat onar, sedikit bawel, selalu berbicara yang secara berubah menjadi manusia es. Dingin, namun tak menyejukan. tak pern...