Tujuh

82 10 0
                                    

Jam sudah menunjukan pukul delapan pagi, dan Gavin dengan ketiga sahabatnya itu belum juga bagun.
Alarm berbunyi yang membuat mereka semua bangun kecuali Gavin.

"Udah pagi toh." Ucap Dava dan mengucak matanya.

"Jadi hari ini kita bolos?" Tanya Pratama.

"Mungkin." Sambung Rizky.

Mereka bertiga melihat Gavin yang tengah tertidur itu, dan mereka langsung membangunkan dirinya. "Udah jam delapan woy." Ucap Dava dan membuat Gavin terkejut.

"Lo semua ngapain disini? Kita udah telat, cepat lo semua siap siap."

"Emangnya kita mau kemana Vin?" Tanya Pratama heran.

"Sekolah lah." Jawab Gavin dan berlari menuju kamar mandi.

"Bukannya hari ini kita bolos ya?" Tanya Pratama dan Dava menggeleng pertanda tak tahu.
Setelah lima belas menit kemudian, Gavin keluar dari kamar mandi.

"Kita sekolah Vin?" Tanya Rizky. "Bukannya kita mau bolos ya?" Sambung Dava dan Pratama hanya menatapnya dengan heran.

"Oh iya gue lupa!" Ucapnya.

"Jadi? Hari ini kita ngapain?" Tanya Rizky.

"Kita ngabisin waktu bersama, seharian. Sorry kalau gue lebih mentingin Carlen kemarin." Ucapnya dan ketiga sahabatnya mengangguk dan memakluminya.

"Santai aja kalo sama sahabat - sahabat lo yang ini. Kita kan pengertian." Jawab Dava dan Gavin, Pratama, dan Rizky hanya menatapnya jengkel.

"Iya Dav iya."

                                   ******

Bel istirahat berbunyi, dan Carlen pun baru membuka ponselnya itu. Ia melihat bahwa ada pesan masuk.

From : Gavin

Selamat malam princess galak.

Ia yang membaca pesan dari Gavin itu, seketika senyumnya melebar.

"Cie senyum - senyum sendiri. Ada apa sih? Sampai sahabat gue yang satu ini tersenyum layaknya orang gila."

"Apa sih. Kepo aja." Ucap Carlen blushing.

"Ih pipinya ko merah gitu? Cie blushing."

"Salma Stop deh. Gara - gara lo nih gue jadi blushing."

"Hahahaha. Lo lucu kalo lagi blushing." Ucapnya dan Carlen hanya menatapnya jengkel. "Pesan masuk dari Gavin ya?" Tanya nya dan Carlen mengangguk senyum. "Cie lo suka ya sama dia? Ngaku." Sambungnya lagi.

"Nggak mungkin lah."

"Nothing impossible, Carlen." Ucap Salma. Carlen yang mendengarkan kata - kata Salma itu langsung diam dan berpikir. Bahwa perkataan Salma memang benar.

"Kita kan gak pernah tau sama siapa kita jatuh cinta dan kapan waktunya itu datang." Ucap Salma yang membuat Carlen diam mematung. Ia berusaha untuk tak memperdulikannya, dan akhirnya ia mengalihkan pembiacaraan. "OIYA GUE BARU INGET!" Sambung Carlen dan Salma pun terkejut karena secara tiba - tiba Carlen teriak di telinganya.

"Gak usah teriak - teriak juga kali Car."

"Salma! Kenapa lo ngasih nomor gue ke Gavin?!" Ucapnya ketus, ia baru ingat tentang ini. "Lo udah ngebuat kesalahan Sal!" Sambungnya.

"Gue terpaksa Car. Dia ngancem gue, sama kaya lo ancemannya. yakali gue dapet surat panggilan orang tua cuma karena gak ngasih nomor lo." Jelasnya.

Throwback Of MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang