Votenya dulu dong.
Komen juga ya.Enjoy 😊
Kai duduk di cafe dimana ia berencana bertemu dengan Hana. Sudah hampir setengah jam ia menunggu kedatangan wanita itu tapi sampai saat ini batang hidungnya pun tak terlihat. Kai kembali melihat arlojinya, ia bergumam dalam hati, 'kenapa Hana lama sekali'.
Ia pun merogoh sakunya mencari ponsel pintarnya. Ia mencari nama 'my girl' di phonelist nya dan langsung menghubungi nomor tersebut. Kening Kai berkerut, 'Kenapa ponsel Hana tiba-tiba tidak aktif, perasaan beberapa jam yang lalu aku mengirimi sms padanya bisa terkirim.'
Kai menjadi khawatir, ia berpikiran apa sudah terjadi sesuatu pada wanita itu. Kai menghembuskan napasnya kasar. Ia pun berencana ingin menghampiri Hana, tapi ia tidak tau kemana akan pergi. Ia tidak tau dimana rumah Hana berada. Tiba-tiba sesuatu terlintas dibenaknya. Ia pun berjalan keluar meninggalkan cafe tesebut.
.....
Mobil Kai berhenti di club yang sering didatanginya beberapa hari lalu. Ia mengingat bartender yang bernama Luhan. Kai pikir Luhan mengenal Hana, karena Hana selalu menyebut-nyebut namanya.
Langkah Kai memasuki club itu dengan cepat, didalam ia mengedarkan pandangannya dan mencari seseorang yang bernama Luhan. 'Itu dia!' gumam Kai seraya berjalan menuju bar. Suasana bar sore ini belum ramai, karena biasanya pengunjung akan datang malam hari.
"Kau Luhan?"
Luhan yang saat itu sedang sibuk membereskan barang-barang di meja mengangkat wajahnya. Matanya dengan Kai bertemu pandang.
"Anda memanggil saya tuan?" ujarnya.
Kai duduk dibangku depan meja bar itu. "Kau tau dimana Hana?" Kai langsung menanyakan maksud dan tujuannya. Luhan menaikkan alisnya kurang mengerti.
"Aku tanya, kau tau dimana Hana? Apa Hana datang kemari?" Kai mengulangi kembali pertanyaanya. Matanya masih menatap Luhan dengan seksama.
"Hana? Aku tak melihatnya sedari tadi. Kenapa kau menanyakannya padaku?" Luhan kembali bertanya. Ia menatap curiga Kai.
"Aku ada janji dengannya, tapi dia tidak datang-datang. Aku sudah menunggunya lama, aku menghubunginya tapi ponselnya tidak aktif. Aku pikir dia datang kesini. Kenapa aku menanyakannya padamu? Hmm aku menebaknya saja, aku pikir kau teman dekat Hana!"
"Itu dulu sejak aku ada masalah dengannya. Kami adalah teman dekat. Tapi aku pikir sekarang tidak lagi semenjak kesalahanku yang sudah kuperbuat. Dia tidak menganggapku teman lagi!" mata Luhan terlihat sendu.
Kai menaikkan alisnya merasakan sesuatu yang aneh. Ia terlihat penasaran. "Apa maksudmu?" Kai terlihat tertarik dengan permasalahan Luhan dan Hana.
"Aku mencuri uang Hana untuk membayar hutangku pada Tuan Oh, karena Hana tidak terima, dia menemui tuan Oh. Aku pikir pertemuan yang terjadi tidak berjalan baik, semenjak pulang menemui tuan Oh Hana terlihat tidak baik-baik saja. Aku ingin mengembalikan uangnya makanya, ia pun menyuruhku untuk bekerja disini!" Tanpa pikir panjang Luhan menceritakannya pada pria dihadapannya ini. sebenarnya ia tidak tau siapa-siapa pria tersebut, entah kenapa ia bisa membuka mulutnya dan kata-kata itu yang keluar dari bibirnya.
"Siapa tuan Oh yang kau maksud?" Kai semakin penasaran. Ada beberapa nama yang berada diotaknya.
"Oh Sehun, Ceo Oh corporation!"
Mata Kai terbelalak. Ia sudah berperasaan. Kai mengangguk-angguk paham. Ia baru tau sekarang apa hubungan Sehun dan juga Hana.
Jadi selama ini Sehun berbohong padaku, ia bilang tempo hari tidak kenal dengan Hana, ternyata ia mengenalnya. Ckck kau mau menipuku Oh Sehun. Tunggu dulu, sejak kapan pria itu punya bisnis dalam hal pinjam meminjam ini? Apa ada bisnis yang lain dijalaninya? Oh Sehun kau banyak menyembunyikan sesuatu dari kami! Lihat, aku akan membuka rahasiamu. Aku penasaran apa saja kedokmu. Hana? Tunggu dulu, bukannya beberapa waktu lalu ia juga penasaran hubunganku dengan Hana. Apa dia ada maksud tertentu ingin melakukan sesuatu kepada Hana? Ah wanita itu. Aku mengkhawatirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYER (SEHUN)
FanfictionAda unsur DEWASA dan kata-kata vulgar. 18+. Ranjang itu bergoyang. Diatasnya terdapat dua insan sedang bergelut melakukan sebuah aktifitas yang memabukkan. Sang wanita mencium sang pria dengan intens bahkan bisa dibilang kasar. "You are a go...