Setelah liburan panjang yang membosankan, gak ada hal yang menarik dalam liburan Bella kali ini.
Sekarang Bella sama temen-temennya lagi di depan mading untuk melihat ruangan kelas yang akan ditempati.
"Bell, lo udah ketemu belom nama lo ada di kelas mana?" tanya Aurel.
"Belom Rel, lo udah ketemu belom nama lo?" tanya Bella yang masih sibuk nyari namanya. "KETEMU!" kata Bella histeris yang membuat semua orang tadinya subuk nyari namanya jadi kaget.
"Kalo ngomong gak pake teriak bisa kan! Itu mulut atau toa sih!" kata seorang cowok yang entak kapan sudah berdiri disamping Bella.
Cowok tersebut bisa dikatakan cowok yang nyaris sempurna. Dengan rahangnya yang kokoh, alisnya yang tebal, matanya yang tajam dan bila ada kaum hawa yang menatapnya pasti akan luluh.
Bisa dilihat dari wajahnya, bahwa dia adalah seorang playboy. Dan bisa dibuktikan sekarang, dia sedang merangkul pinggang cewek yang ada disebelahnya dengan mesra. Walaupun dia seorang playboy, tapi tak membuat kaum hawa berhenti untuk mengejarnya.
Dia adalah Alden Bintang Alvaro. Cowok yang famous karena playboynya dan bahkan karena kepintarannya. Tapi, tetap saja Bella tidak menyukai cowok yang seperti Alden yang suka bikin hati cewek jadi hancur cuman gara-gara cinta palsunya dia. Dan dia nggak pernah serius sama cintanya, dia itu cuman permainin hati cewek kayak boneka. Kalau udah bosan langsung dibuang dan ganti yang baru. Makanya Bella mencoba untuk ngehindar dari dia.
"Maaf, tapi anda siapa ya? Nyuruh saya untuk diam. Saudara bukan, teman bukan, pacar bukan, kakak bukan. Jadi, anda gak punya hak untuk ngatur kehidupan saya," kata Bella penuh penekanan.
"Disini yang keganggu sama teriakan lo bukan cuman gue doang, tapi yang lainnya juga keganggu. Lo itu cewek, kalau ngomong gak usah sampe heboh. Bisa kan ngomong pelan." katanya langsung pergi yang masih merangkul pinggang ceweknya atau bisa disebut korban selanjutnya.
"Sumpah ya, gue benci banget sama cowok itu. Rasanya pengen gue musnahin dari bumi." kesal Bella.
"Udahlah Bel, lagian lo juga yang salah. Pake acara histeris segala," kata Selly.
"Iya sih, tapi kan gue gak sengaja. Sorry yaa kalian, tadi gue udah heboh sendiri," kata Bella meminta maaf atas kehebohannya tadi.
"Iya, santai aja Bel," kata Gilang tersenyum, Bella membalas senyumannya Gilang.
"Yaudah, kita ke kelas yuk. Gue udah nemuin kelas kita dimana," kata Aurel. Bella dan Selly hanya mengangguk dan langsung menuju ke kelas mereka.
***
Sekarang di kelas 12-IPA lagi pemilihan Organisasi kelas. Dan lagi mengajukan siapa yang jadi ketua kelas.
"Anak anak disini siapa yang mau jadi ketua kelas?" tanya Pak Doni - wali kelas 12-IPA yang menawarkan siapa yang mau jadi ketua kelas. "Alden, kamu minat?" lanjut pak Doni.
Hah? Gue sekelas lagi sama Alden? Gak ada yang lain apa cowoknya? Dari awal masuk sampai sekarang sekelas terus sama dia. Niatnya mau ngehindar dari dia, tapi sekelas terus. Batin Bella yang gak tau kalau dia sekelas lagi sama Alden.
"Hah? Saya? Mending bapak pilih yang lainnya dulu," elak Alden.
Kenapa harus gue yang di tunjuk duluan sih?. Batin Alden menolak.
"Iya pak, mending pilih murid yang lain dulu aja," kata Zaki - temennya Alden, yang menyetujui perkataan Alden.
"Yaudah. Gilang, Bella, Hilda, dan Alden. Kalian murid murid yang lain angkat tangannya yang memilih Gilang," kata pak Doni yang langsung ngevote.
Lah ko nama gue dibawa bawa, kata batin Bella gak setuju karena namanya dijadikan sebagai kandidat ketua kelas.
Setelah lama memvote, akhirnya Alden yang jadi ketua kelas, Gilang wakilnya, sekretaris Bella, bendahara Hilda.
***
Hari yang melelahkan. Ya walaupun hari ini di sekolah belum belajar kayak biasanya.
"Kalau Alden jadi ketua kelas, nanti kelas akan jadi apa sama dia? Lagian ngapain sih banyak yang milih dia. Palingan dia cuman modal tampang doang. Tapi akal? Jauh!" perkataan Bella sungguh nyelekit, kalau Alden denger pasti bakal jadi perang dunia ke-3.
"Bell, mandi dulu sana, habis itu bantun mama masak," ucap Rani dari dapur.
"Ya mah," Bella langsung jalan ke kamarnya yang ada di lantai dua.
Setelah ngebantuin mamah masak di dapun Bella keruang TV buat nonton Tom and Jerry. Itu film kartun kesukaannya.
Eh tapi ko sama ya kaya Bella sama Alden yang berantem terus kerjaannya. Gak pernah akur.
Lagi seru-serunya nonton Tom and Jerry sambil makan kentang goreng, yang baru bikin di dapur. Ada pesan whatsapp masuk dari Alden.
"What!! Dari Alden? tumben banget dia wa gue," ucap Bella penuh kecurigaan.
Sebab, Bella dan Alden jarang sekali bertukar pesan, bahkan mungkin tidak pernah. Walaupun mereka satu sekolahan bahkan satu lelas sampai tiga tahun berturut-turut.
Playboy cap kaki tiga
P
?
Sngkt bgt njr_-
?
Alden yang mulai kesal dengan Bella sekarang, karena dia selalu menjawabnya dengan singkat. Bahkan ini kali pertamanya dia bertukar pesan dengan seorang cewek dan dijawabnya dengan sangat singkat.
"Kalau aja bukan karena pak Dhanil suruh gue ngechat satu-satu anak inti organisasi, gak bakalan gue chat dia!" katanya dari sebrang sana.
Kita disuruh bikin struktur kelas.
Trs?
Nabrak!
O
Bsa serius gasih?
To the point aja deh!
Kn tadi gue udh bilang. Kita harus bikin struktur kelas secepatnya!
Tinggal bkn.
Ok, hari Sabtu dirumah lo kita bikin struktur kelasnya. Gak ada alasan apapun!
Hah?
Saat Bella mengirimkan pesan terakhirnya, Alden langsung off secara sepihak. Padahal Bella ingin menanyakan siapa yang dimaksud 'kita' dalam percakapannya tadi.
Apakah dia dengan Alden saja atau tim inti organisasi?
"Untung gue masih punya stok buat sabar. Kalau udah abis, bisa gue bejek-bejek dia kayak rujak bebek!" kata Bella geram sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYBE YOU
Teen FictionMenurut Bella, Cinta itu hanya bikin sakit hati, hanya bisa kasih harapan palsu, hanya omong kosong, dan Cinta itu hanya ada di dunia dongeng dan di dunia drama. Karena masa lalunya dan ditambah dia selalu bertemu dengan cowok yang suka tebar perso...