Part 30 - Pohon Besar Itu

911 68 3
                                    

"Gimana perkembangannya sampai sekarang?"

"Mereka masih ditempat itu, sekitar lima belas menit lagi kita sampai ke tujuan."

"Pak, bisa dipercepat gak nyetirnya?"

"Tenang aja, kita pasti akan sampai ke tujuan dengan cepat."

"Zan, ada telpon dari Bella lagi gak?" tanya Zaki ke Fauzan yang sedang memperhatikan hp Alden sengaja disimpan oleh pak polisi untuk melihat perkembangan situasi ini.

Fauzan menggelengkan kepalanya dan fokusnya teralihkan dan melihat lokasi Bella terkini. Dia mengerutkan dahinya saat melihat lokasi Bella berpindah tempat.

"Loh?"

"Kenapa Zan?" tanya Zaki yang berada disamping Fauzan, dan dia pun melihat wajah Fauzan yang sulit dimengerti.

"Aneh."

"Aneh kenapa?"

"Kok lokasi Bella berpindah tempat? Apa dia udah–"

"Jangan ngaco kalau ngomong lo," ucap Dani yang terpancing mendengar ucapan Fauzan.

"Mana sini ayah lihat,"

Fauzan memperlihatkan benda itu kepada pak Tono yang berada di kursi tengah bersama Dani.

Pak Tono adalah kepala polisi sekaligus ayah Fauzan. Entah ini disebut dengan kebetulan atau apa, tapi ini nyata. Mereka bisa mencari Bella dan Alden tanpa sungkan dan pak Tono– ayah Fauzan, sangat bersedia membantu mereka dalam mencari Bella dan Alden.

Pak Tono terus melihat dan mencari tahu apakah benar lokasi Bella saat ini sudah berpindah atau itu hanya kesalahan saja.

"Ini benar Bella sudah berpindah tempat, kita harus segera sampai ke tempat ini dan jangan sam–"

Pak Tono berhenti bicara ketika hp Zaki yang berada didalam jaketnya berdering, namun dia abaikan karena dia masih fokus sama pak Tono.

"Suara hp siapa itu?" tanya pak Tono.

"Saya pak, udah gak usah diangkat paling cuman temen sekolah doang." jawab Zaki yang tetap tidak mengangkat telpon tersebut.

Suara telpon pun berhenti dan pak Tono kembali melanjutkan perkataan yang sempat dia tunda. Selang beberapa menit suara telpon itu kembali berdering.

"Ck! Siapa si ganggu aja." kesal Zaki namun dia tetap tidak mengangkat telpon tersebut.

"Coba aja angkat Ki, siapa tau itu info buat kita." ucap Fauzan.

"Iya, angkat aja kenapa si? Kalau gak mau ngangkat sini biar gue yang ngangkat telpon itu," ucap Dani.

"Iya-iya gue angkat, sabar." Zaki mengambil hpnya dari dalem jaketnya dan melihat nama yang menelponnya.

Zaki syok melihat nama yang tertera pada layar hpnya, suasana didalam mobil hening seketika.

"Siapa Ki?" tanya Fauzan.

Namun Zaki tidak menjawab Fauzan, lidah dia kelu untuk berbicara. Fauzan yang penasaran siapa yang menelpon Zaki, dia langsung mengambil hp Zaki dari tangannya dan melihat nama yang menelpon Zaki.

Melihat wajah Fauzan pun sama seperti Zaki membuat Dani pun ikut penasaran.

"Siapa sih yang nelpon?"

"Be-bella," ucap Fauzan terbata-bata.

"Astaga! Ini mukjizat, Bella bisa nelpon kita. Ini tandanya Bella udah baik-baik aja, cepetan angkat Zan siapa tau dia mau ngasih tau posisi dia sekarang ada dimana." ucap Dani lega saat Bella yang menelpon, namun beda dengan Fauzan dan Zaki yang masih diam membisu.

MAYBE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang