Alden mendengarkan semua yang Bella katakan kepadanya, semuanya. Tentang mengapa dia menjauhinya. Awalnya Alden biasa saja saat Bella mengatakan bahwa "karena lo hidup gue jadi resah!" memang selama ini Alden terus mengganggunya jadi wajar dia membuat Bella jadi resah.
"karena lo hidup gue jadi banyak masalah!" Alden memang sering berbuat masalah yang menyangkut-pautkan dengan Bella, salah satunya saat Alden mengatakan bahwa bu Endang kalau marah seperti kuntilanak dan menyebabkan Alden dan Bella menjalani hukuman.
"karena lo temen-temen gue juga kena masalah!" mungkin Alden pernah melakukannya dulu, tapi Alden sudah lupa dan dia tidak terlalu memikirkan perkataan Bella yang ini.
Tapi, ada satu kalimat yang membuat Alden berpikir keras, berusaha mencari suatu kejadian yang membuktikan kalimat ini benar. "dan karena lo juga orang yang ada disekitar gue terancam!" tapi, nihil. Alden tak menemukan kejadian dimana dirinya membuat orang disekitar Bella terancam. Apa dia pernah melakukan sesuatu dimana dia membuat Bella terancam? Alden merasa dia tidak pernah melakukan hal itu.
"Apa? Lo bilang karena gue orang yang ada disekitar lo terancam?" tanya Alden memastikan bahwa apa yang dia dengar tidak salah.
Bella diam. Dia mengalihkan pandangan kearah lain, dia tidak ingin berbicara lagi dan menyebabkan mulutnya salah berbicara lagi.
Bella ingin pergi dari hadapan Alden sebelum dirinya salah bicara lagi, tapi saat dia berjalan beberapa langkah pergelangan tangannya dicekal oleh Alden dan membuat dirinya berhenti berjalan. Alden menarik pergelangan tangan Bella sampai Bella berbalik arah menghadapnya dan hingga berjarak sejengkal.
"Jelasin, kenapa lo ngomong kayak gitu? Jelasin, apa yang lo omongin dikalimat terakhir. Jelasin semuanya ke gue Bella Anastasya." ucap Alden dengan bernada mencengkramkan dan matanya tak lepas dari mata Bella.
Bella menelan salivanya dengan sudah payah, jika Alden sudah begini Bella jadi takut dengan Alden.
"Jawab gue atau gue akan–" belum sempat Alden melanjutkan perkataannya, bel pertanda istirahat telah usai berbunyi. Dan saat itu juga Bella melepaskan tangannya dari cengkraman Alden dan bernafas lega.
"Atau lo akan apa?" tanya Bella menantang Alden. "lebih baik lo pergi dari hadapan gue sebelum ada guru." ucap Bella dingin semata-mata untuk menyembunyikan ketakukannya sebentar.
Bella berjalan keluar kelas saat guru pelajarannya sudah ada didepan pintu, Bella meminta izin ke toilet ke guru tersebut lalu langsung pergi dengan muka yang menunjukan bahwa dirinya frustrasi untuk hari ini. Dia ingin menenangkan dirinya sebentar setelah habis berdebat dengan Alden.
Saat perjalanan ke toilet, Bella melihat Selly dan Aurel yang berjalan berlawanan arah menuju kelas.
Aurel dan Selly berhenti dihadapan Bella dengan raut yang penuh tanda tanya. "mau kemana lo Bell? Bukannya dikelas udah ada guru?" tanya Selly.
"Toilet, ngantuk mau cuci muka sekalian mau buang air kecil," ucap Bella.
Selly mengangguk.
"Mau kita temenin gak?" tawar Aurel.
"Gausah, lagian juga toiletnya deket ini elah,"
"Bilang aja lo mau bolos pelajaran, pake ngeles mau nganterin orang ke toilet." ucap Selly bernada lembut tapi nyelekit.
"Jadi orang gausah su'uzon dulu mbae gak baik buat kesehatan," kata Aurel mengelak, padahal emang bener dia ingin bolos pelajaran.
"Dari pada ribut sampe besok, mending kalian kekelas sana lagian gue udah kebelet banget, bye." kata Bella yang mengakhiri perdebatan mereka yang tidak ada faedahnya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYBE YOU
Подростковая литератураMenurut Bella, Cinta itu hanya bikin sakit hati, hanya bisa kasih harapan palsu, hanya omong kosong, dan Cinta itu hanya ada di dunia dongeng dan di dunia drama. Karena masa lalunya dan ditambah dia selalu bertemu dengan cowok yang suka tebar perso...