Tinggalkan jejak kalian jika udh baca part ini ya :*
ILY 3000
***
"Alden aku mohon bangun jangan bikin panik kita semua," ucap Bella seraya menggenggam tangan Alden yang terpasang infus.
Alden sudah berada dirumah sakit, untung saja Dila, Alex dan Bagas sedang ada dirumah sehingga saat Bella teriak meminta bantuan mereka langsung dateng dan langsung membawa Alden kerumah sakit.
Kini Dila dan Bagas sedang berada diruangan dokter sedangkan Alex lagi mengurus data-data Alden.
"Al, kamu udah janji kalau kamu akan terus sama aku, aku gak mau kehilangan kamu disaat kita udah seperti ini, aku sayang sama kamu. Oke aku ngaku aku salah karena telat buat sayang sama kamu, tapi kamu nya si yang bikin aku mikir-mikir ulang buat sayang sama kamu. Lagian ngapain coba dulu kamu playboy banget jadi cowok, kan kalau kamu butuh perhatian mah bilang aja atau gak kamu tulis dipapan pengumuman kalau kamu lagi butuh perhatian." Bella tidak sadar jika dia sudah bicara banyak tentang Alden dan dirinya sehingga dia tidak menyadari bahwa Bagas sudah ada disampingnya.
"Iya gue tau lo sayang sama ni kucrut, saking sayangnya sampe keberadaan gue disini pun lo gak tau," ejek Bagas.
Bella langsung melihat kearah samping dan dia hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Gue tau kok, tapi gue pura-pura gak tau aja." Bella bohong padahal dia benar-benar baru menyadari keberadaan Bagas.
"Halah, orang lo khusyuk banget ngomong sama bang Alden padahal dia gak dengerin lo,"
Bella menatap Alden kembali dia sedih, benar apa yang dikatakan Bagas, Alden gak gak denger apa yang dia omongin tadi.
"Maaf Al, gara-gara aku kamu jadi kayak gini. Harusnya dulu kamu gak usah nyelamatin aku dari Nico, dia itu cuman bikin jebakan buat kamu supaya kamu bisa masuk kedalam jebakannya itu dan kamu malah nekat buat nolongin aku." ucap Bella mengingat kejadian empat bulan yang lalu dan dia mengingat perkataan Nico saat dia masih disekap sama Nico.
"Alden itu bego atau tolol sih Bell? Dia ko bisa ya masuk kedalem jebakan gue padahal gue cuman ngegunain lo doang dia sampe rela nyari-nyari lo sampe keujung dunia." ucap Nico sambil tertawa tidak jelas.
"Gue mohon jangan libatin Alden sama masa lalu kita, dia gak salah apa-apa dan dia juga gak tau apa-apa." ucap Bella sambil menangis dengan tangan yang diikat dibelakang badannya dan kaki juga yang terikat.
Nico mendekati Bella yang sekarang mulai ketakutan, Nico mengelus lembut pipi Bella. "oh ya? Gue sebenernya gak mau ngelibatin dia dalam masalah kita, tapi gue gak perduli." ucap Alden jadi memegang keras pipi Bella.
Bella pun semakin nangis dengan perkataan dan perbuatan Nico.
"Apa sih yang lo mau!? Kita udah gak ada hubungan apapun lagi dan lo kenapa kembali lagi ke kehidupan gue?"
"Karena gue mau lo Bella!" bentak Nico.
Bagas melihat Bella diam seperti itu jadi merasa bersalah.
"Ka Bell, sorry gue gak bermaksud buat lo inget lagi sama kejadian dulu." ucap Bagas sambil memegang pundak Bella.
Tak terasa air mata Bella keluar begitu saja dan Bagas semakin merasa bersalah.
"Ka Bell, jangan nangis dong gue minta maaf,"
Bella langsung menghapus air matanya dan tersenyum kearah Alden.
"Gapapa, lagian juga guenya aja yang melow. Oh iya, tadi dokter bilang apa?"
Kini gantian Bagas yang terdiam dan itu membuat Bella penasaran.
"Gas? Dokter bilang apa?" ucap Bella sambil memegang tangan Bagas sehingga Bagas tersadar dari diamnya.
"Gak bilang apa-apa kok ka," ucap Bagas berusaha tersenyum.
Bella memicingkan matanya. "Gas, jujur sama gue dokter bilang apa?"
"Kata dokter kalau bang Alden," Bagas kembali terdiam dan tidak berani melanjutkan perkataannya.
"Alden kenapa?"
"Kalau Alden sampai besok belum sadar dia akan ditindak lanjut sama pihak rumah sakit." ucap Dila tiba-tiba sudah ada didalam ruangan Alden bersama Alex.
Bella langsung menatap Dila bingung. "maksudnya ditindak lanjut?"
Dila mendekat kearah Bella dan Bagas. "Alden akan dimasukan keruangan ICU dan dinyatakan koma," ucap Dila yang sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi.
Bella yang mendengar itu langsung syok dan menatap nanar Alden yang terbaring lemah.
"Gak mungkin, ini gak mungkin tante. Alden pasti bangun, Alden udah janji sama Bella kalau Alden akan terus sama Bella, Alden udah janji gak akan tinggalin Bella lagi."
Dila memeluk Bella yang tengah menahan dirinya untuk tidak menangis.
"Kita semua ingin Alden seperti dulu lagi sayang, kita semua harus kuat buat Alden juga kuat melawan semuanya."
"Ini semua salah Bella tante, ini semua salah Bella."
Dila semakin mengeratkan pelukannya. "shut. Kamu gak boleh ngomong seperti itu, ini semua sudah kehendaknya, Allah tau mana yang terbaik buat kita."
Bella masih menahan tangisnya dan menatap lurus kearah Alden. Dila melepaskan pelukannya dari Bella kemudian menggenggam tangan Alden.
"Mama tau kamu kuat, mama tau kamu akan berjuang demi kita semua dan kita semua akan selalu berdoa yang terbaik buat kamu sayang. Cepat bangun nak, mama gak kuat liat kamu terbaring lemah seperti ini,"
Alex dan Bagas berusaha menahan tangisnya mereka gak boleh terlihat lemah dihadapan Dila dan Bella, jika mereka sedih siapa yang akan menguatkan Dila dan Bella.
"Doakan terus abang kamu Gas, dia lagi berjuang demi kita semua," ucap Alex sambil menepuk pundak anak bungsunya.
"Selalu pah,"
Saat semua sedang merasa sedih tiba-tiba tubuh Alden terguncang hebat membuat semua yang ada didalam ruangan merasa panik.
"Pah, Alden kenapa pah,"
"Cepet panggil dokter Gas,"
"Al, kamu kenapa,"
***
Gakuad akutu diginiin.
US sama UN aku ketunda gara-gara covid-19. Kalian juga ketunda ga?Bosen banget dong 2 minggu #dirumahaja tapi karena demi keselamatan semuanya ini harus terjadi.
Semangat buat kalian yang benar² #dirumahaja dan Alhamdulillah aku ada edi buat lanjutin cerita ini.
Sampai ketemu dipart selanjutnya zeyeng:*
Azaufa
KAMU SEDANG MEMBACA
MAYBE YOU
JugendliteraturMenurut Bella, Cinta itu hanya bikin sakit hati, hanya bisa kasih harapan palsu, hanya omong kosong, dan Cinta itu hanya ada di dunia dongeng dan di dunia drama. Karena masa lalunya dan ditambah dia selalu bertemu dengan cowok yang suka tebar perso...